PART 18

339 11 0
                                    

Author POV

Ujian Nasional tingkat SMA sudah dimulai beberapa jam yang lalu. Seluruh Peserta ujian mengikutinya dengan antusias. Namun, dibalik keantusiasan sebagian Peserta, ada juga beberapa yang sedikit mengalami depresi setelah membaca soal ujian.

Seorang gadis bermata agak sipit dan berambut lurus sebahu mengerjakan soal ujian Bahasa Indonesia dengan tenang. Dia membaca dengan teliti setiap soal lalu melingkari lembar jawaban dengan penuh keyakinan. Begitu pun dengan kedua Sahabatnya yang duduk cukup terpisah jauh darinya. Bel pun berbunyi dengan nyaring, menandakan waktu ujian tahap awal ini telah berakhir. Seluruh Peserta pun mengumpulkan soal ujiannya pada Pengawas ruangan.

***

Nabila POV

"Kalian liat nggak? Tanganku masih gemetaran sampe sekarang. Ucapku pada Ica dan Shana.

"Iya Bi, tangan gue juga masih gemetaran nih." Lanjut Ica.

"Udah, santai aja! Kan kita udah belajar dengan giat. Gue yakin kok hasilnya bakal bagus." Timpal Shana percaya diri.

"Makan yuk Girls! Gak nyangka ya, setelah berperang dengan beberapa nomer soal ujian, perut jadi laper." Ajakku.

"Kayaknya gue pengen makan Pizza deh." Seru Ica.

"Ca, jangan bilang lo lagi..." Kira Shana.

"Lagi apa? Jangan ngomong sembarangan lu ya! Boro-boro hamil, cowok aja gue nggak punya."

"Ngomong apaan sih Ca?"

"Menurut lo?"

"Udah... udah... jadi gimana nih? Pengen makan dimana kalian?" Tanyaku mengalihkan perdebatan mereka.

"Ya udah deh Bi, makan Pizza aja. Kita ikutin dulu nih maunya si Ibu Rempong." Jawab Shana sambil mencubit pipi Ica gemas.

"Ih Shana Irianingrum Sucipto, sakit tauuu..." Teriak Ica sambil mengelus pipinya yang sedikit memerah karna cubitan gemas Shana.

"Ya udah, yuk! Naik Busway aja kita ya?! Udah lama nih nggak naik Busway." Ajakku sekali lagi.

"Oke come on!"

***

Kami pun menikmati setiap potongan Pizza dengan bahagia. Seringkali aku tertawa melihat Ica yang makan Pizza sampai belepotan. Shana tak kalah hebohnya yang hanya makan Salad Buah tapi belepotannya luar biasa hanya karna Mayonaise. Hari ini seluruh ketegangan di dalam diriku seakan menghilang seketika saat melihat senyum dan tawa bahagia dari mereka. Dari kedua Sahabatku sejak kecil ini. Kami sudah bersahabat sejak kami masih berusia 5 tahun, dan sekarang usia kami masing-masing sudah 17 tahun. Dan selama itu, mereka sangat setia menemaniku dikala suka maupun duka. Hanya mereka berdua yang paling mengerti aku sedang baik atau sedang tidak baik selain Bunda.

Sebentar lagi kami akan terpisah. Mengejar impian masing-masing. Sedikit sedih jika membayangkan akan terpisah hanya karna cita-cita, tetapi kami yakin, akan bertemu dalam keadaan sudah menjadi manusia seutuhnya suatu saat nanti.

"Bi, lo masih yakin pengen ikut tes seleksi beasiswa itu?" Tanya Ica.

"Iyalah Ca. Itu harapanku satu-satunya."

BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang