Ubay POV
Ada apa dengannya? Mengapa dia malah marah padaku? Balik membentakku? Apa aku salah telah menegurnya? Tapi kan teguran itu wajar untuknya. Mengapa dia sensitif sih hari ini? Hhh, mungkin dia sedang PMS. Atau dia sedang bertengkar dengan Radit? Berhubung tadi moodnya buruk saat dia kembali sehabis makan siang bersama Radit. Tapi mengapa mereka bertengkar? Dan... mengapa aku memikirkan anak itu? Hhh... sepertinya aku sudah mulai tidak waras sekarang.
***
"Aku nggak tahu lagi harus gimana Shan."
Suara seseorang mengagetkanku dari lamunan panjang di taman rumah. Ya, saat ini aku memang sedang berada di taman halaman samping rumah. Tengah duduk di atas ayunan sembari menatap gelapnya langit malam sambil memainkan senar gitar asal-asalan. Bisa kutangkap itu adalah suara Nabila. Mungkin dia sedang bertelepon dengan salah satu Sahabatnya. Dan bisa kutangkap, dia sedang bertelepon di teras rumah, yang tidak jauh dari taman.
"Mungkin dia tidak melihatku disini." Batinku.
Kumainkan senar gitar asal sembari mencari nada yang pas untuk dibuat menjadi sebuah lagu. Hingga...
"Gue nggak tahu lagi mau ngomong apa ke elo Shan, yang gue tahu... hiks... Radit cuman mainin gue aja. Dia... dia... nggak tulus sayang sama gue..."
Tunggu dulu! Apa yang sedang Nabila bicarakan? Apa dia membahas tentang Radit? Ada apa sebenarnya? Aku pun menghentikan aktivitas memainkan senar gitarku lalu kusimak baik-baik setiap ucapan Nabila. Ini bukan menguping, tapi dianya yang berbicara dengan intonasi yang lumayan up tone, jadi... aku tak ada kesalahan dong(?)
"Apa iya Shan? Tapi... dia udah ngakuin semuanya tadi."
"..."
"Gue juga nggak yakin sih Shan. Tapi dia bilang, dia udah mulai go to change saat kenal sama gue."
"..."
"Dan gue antara percaya nggak percaya aja sama dia Shan."
"..."
"Jadi... gue harus gimana?"
"..."
"Ya udah, gue bakal coba besok. Thanks ya Shan buat support lo ke gue malam ini."
"..."
"Daaah."
Hening. Apa dia sudah selesai bertelepon? Kucerna semua maksud kata yang diucapkan Nabila barusan. Dia membahas Radit. Jadi benar, tadi sore dia bad mood karna tengah bertengkar dengan Radit. Bagus, ini adalah awal kisah yang bagus.
***
Nabila POV
Hari ini adalah minggu tenangku yang kedua sebelum UN berlangsung, tapi yang ada hanyalah mata sembab, hidung memerah dan selalu mengeluarkan cairan, wajah pucat, serta hati & mood yang rusak. Entah apa yang terjadi padaku saat ini. Kulihat jam weker yang terpajang indah di atas nakas sebelah ranjangku, pukul 09.00, selama itukah aku tertidur? Atau... aku hanya berpura-pura dan ingin lari dari kenyataan? Kuambil HPku yang juga terletak di sebelah jam weker, dan... benar saja, hampir sekitar 14 panggilan tak terjawab oleh Radit. Kubuka aplikasi pesan dan rentetan SMS dari Radit menyerbu HPku.
Semua isi SMSnya sama, hanya menanyakan kabarku serta permintaan maaf atas apa yang telah terjadi kemarin. Aku tersentuh saat melihat isi SMSnya yang terakhir.
"Bi, aku tahu aku salah. Dari awal memang aku sudah salah. Tapi bisa nggak sih kamu ngerti? Ini yang gak aku suka, jujur... salah, nggak jujur... apalagi. Please maafkan aku Bi! Aku emang brengsek, tapi itu dulu. Aku udah mulai berubah saat kenal bahkan jadian sama kamu. Aku... cinta sama kamu. Please angkat telfonku Bi! Atau paling tidak, reply aja SMSku! Jangan bikin aku gila karna kamu diemin aku Bi! Aku menunggumu. Kuharap, ada sedikit harapan untukku agar kamu memaafkanku. Aku cinta kamu My Princess."
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby
RomanceLahirnya Baby ke dunia membuat Keluarga Ubay hancur. Ayah dan Ibunya bercerai. Hingga pernikahan antara Ayah Ubay dan Bunda Nabila dilaksanakan. Ubay pun mulai menyimpan dendam dan kebencian pada Keluarga Nabila, bahkan tak menganggap Baby sebagai S...