Bagian 14

25.3K 1.2K 24
                                    

"Whoa... tumben kamu pagi-pagi sudah rapi? Biasanya masih pakai piyama." Satya tampak sedikit heran melihat Maya sudah mengganti piyamanya dengan kaos biru laut lengan pendek dan jeans sebetis. Bahkan bibirnya dipulas pewarna bibir pink. Satya sampai meletakkan pisau dapurnya dan melipat tangannya di dada, menatap Maya dengan ujung bibirnya tertarik sedikit.

"Sudah jangan pedulikan aku, masak saja seperti biasa." Maya menghampiri Satya, mengambil pisau dapur dan meletakannya kembali di tangan Satya kembali. Melihat tingkah aneh istrinya itu dia cuma bisa menggeleng-gelengkan kepala sambil tertawa kecil.

Cekrek!

Mendengar bunyi tombol foto di ponsel yang tertekan Satya sedikit terkejut. Untung saja pisaunya tidak meleset dari ujung daun bawang ke jari telunjuknya. "Ngapain sih?"

"Kita belum pernah foto berdua, sejak menikah."

"Sudah kan? Foto pernikahan."

"Beda."

"Beda?"

"Maksudku foto-foto yang lebih santai, lebih natural. Sudah, kubilang kamu masak saja! Aku mau ambil foto berdua." Satya menatap Maya, "Dasar perempuan aneh!" dan seperti permintaan Maya dia kembali fokus ke menu masakannya.

"Video eksklusif Chef Satya Dirgantara memasak di rumahnya sendiri!" Maya berseru ceria dengan sesekali menyorot dirinya dan Satya bergantian, atau menyorot dirinya dan Satya berbarengan. Seperti MC dadakan dia terus mengoceh panjang lebar tentang menu masakan yang sedang dibuat Satya. Satya hanya menatapnya sesekali sambil mendengus kesal. Seolah tak bisa menangkap wajah tak senang Satya, Maya terus saja bicara dengan nada riang sambil berkeliling dapur rumahnya.

"Kamu benar-benar menggangguku saat memasak!" Satya mulai kehabisan kesabaran.

"Nah, inilah sosok Chef Satya yang terlihat karismatik di TV sebenarnya, dia sangat gampang marah."

"Kamu bicara sama siapa sih?"

Maya mematikan rekaman video di ponselnya dan memasukkannya ke dalam saku celana jin. "Aku akan upload di Instagram dan Facebook."

"Buat apa?"

"Ya buat di-upload. Sejak menikah aku belum pernah meng-upload satu pun foto kita di Facebook dan Instagram. Teman-temanku selalu melakukannya. Dan aku selalu ingin melakukannya juga. Bukannya itu terlihat romantis?"

"Romantis? Itu pamer! Kalau wajahku jelek apa kamu tetap akan mempostingnya?"

"Tapi kamu kan nggak jelek. Lagipula ini bisa menambah popularitas kamu sebagai chef, followers-ku 895 ribu orang! Kamu bisa ikut kecipratan follower baru juga, gratis!"

Satya mematikan kompor, lalu melepas celemeknya. Dia mengambil ponsel miliknya yang tergeletak tak jauh dari talenan kayu. "Sini..." Satya menarik tubuh Maya mendekat dan mengarahkan ponselnya untuk mengambil foto mereka berdua. Maya otomatis bergaya dengan manis, tersenyum, sambil menunjukkan tanda V dari telunjuk dan jari tengahnya. Sebaliknya, Satya justru membuat wajah jelek. Saat sadar dengan ekspresi aneh buatan Satya, konsentrasi Maya pun buyar dan senyum manisnya berganti ekspresi kaget yang aneh. Cekrek!

"Nah, ini nanti ku-upload di Instagram. Apa Instagram-mu? Nanti aku tag."

"Ah, apaan itu pasti jelek banget! Aku jelek banget! Apa lagi kamu! Nggak mau ah...." Maya melompat-lompat mencoba mengambil ponsel dari tangan Satya, hendak menghapus fotonya. Tapi karena tubuh Satya yang lebih tinggi darinya dia gagal. Satya keburu meng-upload-nya ke Instagram.

Selamat Datang CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang