Extra Part - 3

24.6K 1.1K 48
                                    

Usia kandungan Maya sudah memasuki dua bulan. Karena penyakit kandungannya dia harus rutin periksa ke dokter kandungan setiap pekan.

"Tunggu di sini sebentar aku mau ke toilet." Satya bangun dari duduknya.

Maya menarik ujung kemeja Satya, "Lama nggak?"

"Sebentar kok."

"Lama aja... nggak apa-apa."

"Hah?"

"Nggak usah buru-buru maksudnya. Eh, anu... nggak usah khawatir aku tunggu di sini nggak ke mana-mana." Maya tertawa kaku.

Satya menundukan tubuhnya ke arah Maya menatapnya dengan mata yang memicing tajam. "Awas kalau beli makanan aneh-aneh pas aku ke toilet. Kalau laper di tas itu aku bawa biskuit gandum sama air putih."

Maya manyun mendengar ucapan Satya. Satya melanjutkan niatnya ke toilet. Rasanya sangat menyebalkan harus mengunyah biskuit yang rasanya hambar itu. Tidak ada manis tidak ada asin. Maya kangen makan-makanan 'enak'. Ya, mi instan, softdrink, es krim, ketoprak, pisang molen, pokoknya apa pun selain masakan Satya!

Tapi mau bagaimana lagi? Sehari 24 jam Satya selalu mengawasinya. Bahkan sekarang dia sudah jarang berlama-lama di restoran. Kalau sedang di restoran pun pasti rajin Whatsapp atau telepon. Memastikan Maya tidak memakan mi instan. Mengganggu banget! Rasanya Maya pengin kabur sejenak ke mini market dan memborong semua camilan lezat kesukaannya.

"Lho, Maya?" sebuah suara membuyarkan lamunannya. Maya mengangkat wajahnya menatap sosok perempuan di depannya.

"Bella!" Maya langsung berdiri dan memeluknya sebentar. "Eh, ngapain kamu? Ini kan rumah sakit ibu dan anak. Jangan-jangan...." Maya mengedipkan matanya ke arah Bella lalu menunjuk ke arah perut Bella. Bella tersenyum malu-malu. "Astaga! Serius?"

"Serius. Kemarin malam sudah test pack positif, sekarang mau pastiin ke dokter. Hehe...."

"Aaaa... selamat ya! Anak kita nanti seumuran! Bisa main bareng!"

"Iya! Asyik ya! Oh ya, kamu ke dokter siapa May?" Bella duduk di sebelah Maya.

"Dokter Lastri. Kamu?"

"Sama. Tadinya mau sama papanya Satya, rekomendasi dari mama kamu. Tapi ternyata beliau lagi di New York ya?"

"Hehe... iya. Sudah beberapa bulan di sana, kayaknya bakal lama. Aku juga direkomendasikan ke dokter Lastri sama Ayah mertua. Orangnya baik banget, ramah, lembut, keibuan, bikin nyaman curhat-curhatan sama beliau."

"Ah, syukur deh. Jadi tenang kalau dokternya baik."

"Wah, kok bisa kebetulan banget gini? Aku ketemu Satya di toilet, kalian berdua ketemu di sini." Bayu dan Satya bediri di sebelah Maya dan Bella.

Mereka berempat duduk dan mengobrol ringan sambil menunggu nomor antrean masing-masing. Tak lama kemudian nomor antrean Maya dipanggil dan melakukan pemeriksaan. Pemeriksaan hari ini tidak berlangsung terlalu lama. Maya hanya diberi vitamin dan beberapa obat untuk kesehatan kandungannya. Setelah itu Maya memutuskan menunggu Bella dan Bayu selesai periksa supaya mereka bisa makan siang bersama hari ini.

Di sebuah meja di sisi ruangan restoran milik Satya, Bella, Bayu, Maya duduk bersama. Sementara Satya sejak sampai tadi langsung menuju ke dapur. Ikut menyiapan hidangan untuk tiga orang tamu istimewa restorannya.

Kini mereka berempat duduk berhadapan dengan meja yang terhidang aneka makanan enak. Wajah Bayu dan Bella tampak antusias. Mungkin cuma Maya yang sejak tadi wajahnya berubah pucat. Mati-matian dia menahan mual mencium aroma makanan lezat yang terhidang di depannya.

Selamat Datang CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang