Enam tahun kemudian.
"Alea belum pulang?" seorang anak laki-laki berumur sekitar enam tahun duduk di kursi kayu yang berada di halaman taman kanak-kanak.
Matanya jernih, suaranya lembut, senyumnya sangat manis. Umurnya baru enam tahun tapi dia sangat karismatik bahkan mungkin usianya terlihat seperti sudah lebih dewasa. Apa ini karena neneknya sering mengajaknya nonton Drama Korea. Astaga! Anak yang malang atau... beruntung. Entahlah. Kalau sudah besar semoga tidak jadi playboy.
"Masih nunggu Mami jemput." Gadis kecil itu cuek sambil melahap es krim dalam cone yang dia beli di penjual keliling tadi.
"Makan es krim melulu nggak baik buat tenggorokan kamu lho, Al. Tahu nggak, gigi kamu bisa rusak, terus sakit tenggorokan, terus flu... banyak banget deh penyakitnya."
Gadis kecil itu menatap anak laki-laki itu dengan mata yang disipitkan tajam, "Dasar maniak makanan sehat sama kayak Papi kamu!"
Anak laki-laki itu hanya menarik napas dengan gaya yang keren dan tetap duduk di sebelah gadis kecil itu.
"Ah, pulang bareng Mas aja yuk. Mami Mas sudah sampai, tuh di depan gerbang mobilnya."
"Mas?" Gadis kecil itu menoleh sambil mengerucutkan bibir, "Kita kan seumuran."
"Aku lebih tua dua bulan."
"Tetap aja seumuran!" Gadis kecil itu tidak mau mengalah, "Kalau panggilan Mas itu buat anak laki-laki yang umurnya beberapa tahun lebih tua dariku."
"He? Teori dari mana itu?"
"Mamiku yang bilang!"
"Oke. Jadi beneran nggak mau pulang bareng?" Anak laki-laki ber-sweater abu-abu itu bangun dari duduknya, "Lihat tuh awannya sudah gelap," ucapnya lagi sambil menatap ke arah langit. "Eh... tuh kan sudah gerimis," sambungnya lagi sambil menatap gadis kecil di sebelahnya. Wajah gadis kecil itu mendadak tampak khawatir.
Anak laki-laki itu melepas sweaternya bermaksud untuk memakaikan ke gadis kecil itu supaya tidak kehujanan. Lalu mereka akan berjalan berdua ke arah mobil dengan berpayung sweater. Tapi dengan wajah jutek gadis kecil mengambil payung dari tasnya.
"Aku bawa payung kok!" katanya dengan nada galak, akhirnya si anak laki-laki itu cuma bisa mendengus sambil mengerucutkan bibirnya.
"Arka! Alea! Ayo pulang...." seorang wanita memakai payung biru lebar berlari kecil memasuki gerbang taman kanak-kanak sambil melambai ke arah dua anak kecil di kursi taman halaman depan TK.
"Mami...!" Arka, si anak laki-laki kecil yang masih memegangi sweater abu-abunya yang baru ditolak itu, melambai ke arah ibunya, Maya.
"Ngapain sweater kamu dibuka?"
"Buat memayungi Alea, Mi. Tadinya. Tapi ditolak."
"What?" Mata Maya terbelalak. Tiba-tiba dia teringat adegan yang sangat sering terjadi di Drama Korea kesukaan ibunya. Memayungi dengan jaket atau jas. Astaga! Anak ini!
"Mami tahu nggak, ini sweater yang dibeliin Nenek waktu liburan ke Korea. Eh, Alea nggak mau aku pinjamin. Oh ya Mi, tadi Alea makan es krim dua cone." Ucapnya sambil menunjukan dua jari kepada ibunya. "Padahal kan kata Papi kalau makan es krim banyak-banyak bisa bikin gigi rusak."
"Tapi gigi Alea nggak rusak tuh!" Gadis kecil itu berdiri sambil menatap galak ke arah Arka.
Maya melepas napas berat sambil menatap dua anak itu bergantian, suara dengusan frustrasinya terdengar jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selamat Datang Cinta
RomanceSELAMAT DATANG CINTA - benarkah cinta bisa hadir belakangan? -- sebuah cerita karya Juwita Purnamasari -- Sinopsis : Bahkan, sehari sebelum hari pernikahannya, Maya belum tahu seperti apa warna mata laki-laki itu, bagaimana suaranya, apa makanan k...