"Jadi, malam ini akan menjadi malam pertamaku tidur di kamar ini ya?" Maya berdiri di jendela kaca dengan tirai warna kuning, yang sedikit melambai tertiup angin. Kedua tangannya memeganggi pipinya yang tiba-tiba seperti ditempeli es batu. Dari sini halaman samping rumahnya terlihat. Ada sebuah pohon anggur yang belum berbuah, dan beberapa pohon jeruk limau dengan buah-buah yang hijau dan wangi.
"Pertama? Bukankah kamu sudah pernah tidur di sini sebelumnya?"
"Di sofa?"
"Ya."
"Maksudku... tidur pertama kali... bukan di sofa."
"Kamu yakin sekali aku nggak akan menyuruhmu tidur di sofa?" Satya sudah berdiri di sebelah Maya. Ujung bibirnya tertarik sedikit, senyum menyebalkan andalannya. Maya memalingkan tatapannya dari taman rumahnya lewat jendela ke arah wajah Satya lalu memanyunkan bibirnya.
"Wah, keterlaluan sekali! Aku bisa melaporkanmu ke komnas perlindungan perempuan!"
"Ahaha...."
Beberapa saat hening, mereka saling berdiri bersebelahan memikirkan banyak hal sendiri-sendiri. Langit sudah mulai gelap. Maya masih tidak percaya, akhirnya dia harus mengakui laki-laki pemilik mata cokelat terang seperti kacang almond yang ada dalam selipan cokelat batangan kesukaannya itu, berhasil membuatnya jatuh cinta. Iya, jatuh cinta! Perasaan yang selama ini dia tunggu dan dia cari. Perasaan yang membuatnya penasaran seperti apa sih, rasanya.
Dia tak pernah berhasil meski selalu mencoba untuk jatuh cinta dengan beberapa mantan pacarnya dulu. Tapi, dia justru jatuh cinta pada laki-laki di sebelahnya sekarang, laki-laki yang baru dia temui pertama kali di hari pernikahannya. Lucu. Aneh. Entahlah.
"Seharusnya kamar ini milik Rianti kan, kalau saja dia nggak meninggal." Tiba-tiba wajah perempuan cantik yang pernah dia lihat fotonya itu terbayang olehnya.
Saat melihat fotonya, Maya merasa gadis itu seperti artis luar negeri, kulitnya sangat putih dan bening, matanya juga kecokelatan sama seperti mata Satya. Tubuhnya tinggi dan langsing. Maya bisa lihat dari kuku jarinya di dalam foto bahwa dia pasti sangat menjaga kecantikannya dengan baik. Kalau menikah betulan Maya yakin anak mereka pasti akan sangat cantik dan tampan. Gadis yang sempurna untuk dijadikan seorang istri. Sepertinya perempuan itu juga pandai memasak. Wah, beda sekali dengan dirinya. Satya kehilangan seekor burung merak dan sekarang harus menerima seekor burung parkit?
"Kamu bicara apa? Sekarang ini kamarmu."
"Hm... aku hanya kadang merasa nggak enak. Aku sudah mengambil posisi Rianti. Apakah jika dia tahu dia akan sedih?"
"Kenapa harus sedih? Dia pasti bahagia, karena aku bahagia."
"Tidak. Bukan itu maksudku. Itu rasanya seperti.... dia burung merak dan aku burung parkit. Harusnya kamu menikah dengannya yang terlihat sempurna, kan. Tapi malah menikah denganku, aku yang bahkan masak bubur saja keasinan. Kalau Rianti tahu dia pasti sedih, melepaskanmu dan membiarkanmu bersamaku."
"Ahaha... kamu bukan burung parkit. Kamu itu sofdrink! Sudahlah, jangan mikir yang macam-macam. Apa penulis selalu seperti itu memikirkan hal-hal melankolis. Kupikir kamu pengecualian karena penulis novel horor."
"Apa aku terdengar melankolis?"
"Ya."
"Entahlah, bahkan aku nggak suka membaca novel romantis, apalagi kisah yang bertema perjodohan. Picisan. Banyak pertemuan yang dibuat-buat lalu kisah cinta yang nggak masuk akal."
"Apa kisah cinta kita termasuk yang nggak masuk akal?"
"Hahaha.... Sangat nggak masuk akal! Lucu kan, sekarang aku malah harus mengalami pernikahan karena perjodohan super aneh ini. Sebuah tema cerita yang paling kubenci. Aku merasa sedang berada di dalam novel romantis yang penulisnya sedikit gila! Bagaimana mungkin dia menikahkan dua karakter utamanya tanpa membiarkan mereka saling bertemu dulu? Penulis yang tidak sopan! Tidak memikirkan perasaan tokohnya! Tidak, bukan gila, mungkin agak kejam." Maya tersenyum sambil menatap sekilas sosok di sebelahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Selamat Datang Cinta
RomanceSELAMAT DATANG CINTA - benarkah cinta bisa hadir belakangan? -- sebuah cerita karya Juwita Purnamasari -- Sinopsis : Bahkan, sehari sebelum hari pernikahannya, Maya belum tahu seperti apa warna mata laki-laki itu, bagaimana suaranya, apa makanan k...