10

1.3K 72 1
                                    

===chocolate===

Diluar hujan lebat, Ken bisa merasakan hawa dingin dari luar jendela, tambah lagi ac yang dibiarkan menyala dengan suhu yang tak kalah

Ken. Sepi. Hanya itu yang ken tau. Sejak 8 tahun yang lalu ken tak lagi merasakan kehangatan di rumah ini. Bahkan dihidupnya. Tapi beruntunglah Ken memiliki sahabat terbaik seperti daffa sejak masuk smp.
Sebenarnya, tak hanya daffa. Ken juga memiliki sahabat kecil; tesya. Hanya saja tesya pergi lebih dulu, Daffa bilang "itu tandanya tuhan sayang sama tesya". Dan Ken juga punya Vanda sejak masuk sma, tambah lagi Dev. Ya dev. Beberapa hari ini Ken sangat dekat dengannya.

Sender: Devano Dectri

"ken gue tunggu di coffetoffe"

Diraihnya kunci mobil dan berlari lalu melesatkan mobilnya ke jalanan basah, masih tersisa gerimis sisa hujan sejak pagi.

Sender: Ken-tut

"hujan!! "

Dev mendengus, kali ini dia sendiri tiada yang menemani-yah malah nyanyi-
Dev sibuk dengan bukunya dan segelas chocolate hangat.

" yah ngapain lo disini?! " dengus dev kesal, gadis di depannya ini hanya nyengir kuda.
" yaudah gue pulang! " jawabnya mendekat, membuat dev terbelalak. Ini kali pertama mereka sedekat ini.

Suara air terdengar menambah kesan dingin diruangan ini dengan ditemani aroma chocolate hangat.

"yaudah duduk baik baik" suruh Dev pelan dan menutup bukunya, lalu meneguk chocolate hangatnya.

Ken duduk dihadapan dev, lalu memperhatikan embun yang menempel di jendela cafe.

"lo gamau mesen apa gitu?"
"hot chocolate and red felved aja." jawab Ken tanpa memalingkan pandangannya dari jendela.

Setelah pesanannya datang, Ken meneguk sedikit hot chocolate miliknya.
"Ken, gue bosen"

Ken melongo, ia masih memperhatikan embun yang bercucuran di kaca jendela.

"Ken, Din jangan hujan-hujanan ntar ingusan" teriak mama dari halaman rumah. Melihat kedua putrinya keluar dari pagar untuk menikmati hujan pagi itu.

"mama mau bikin hot chocolate kakak gak mau? Ice cream ada juga loh" teriaknya lagi agar kedua putrinya tak lagi bermain hujan.

"Ken masih mau mandi hujan ma".
"Kak, tapi dinda mau ice cream"
"ntar dulu, kakak ada ice cream juga kok" agar dinda tidak meninggalkannya bermain hujan sendiri.

"KAK KEN AWAASS!! " teriak dinda, terlihat mobil melaju dengan cepat ke arah kakaknya. Dinda hanya berdiri terpaku ingin dia berlari menarik kakaknya, tapi mobil yang tadi akan menambrak Ken oleng dan menabrak Dinda yang berdiri di tepi pagar rumahnya.

" DINDA!!" teriak Anggi-ibu Ken dan Dinda-

Ken hanya berdiri, tak berkutik, dia tak percaya. Semua salah Ken.

Lalu ken berlari kedalam rumah, ken takut darah. Ken duduk Ditepi pintu dan sesekali melihat keramaian diluar sana. Ken menangis.

Semua tak akan berakhir secepat ini, kemaren mungkin tak akan sama dengan besok tapi-

Ken mengejar mbak nunu yang sedang berjalan setelah Dinda dan ibunya pergi kerumah sakit.

"Ini salah ken mbak! " teriak ken kepada mbak nunu. Mbak nunu memberi ken segelas air dan menenangkan ken. Tak seharusnya ken melihat kejadian tersebut di deoan matanya.

" ini bukan salah Ken, itu tandanya tuhan sayang sama Dinda"

Persis dengan yang dikatakan Daffa-bukan mbak nunulah yang pertama karna kejadian ini saat usia Ken tujuh tahun- saat Tesya meninggal.

"Ken mau ketemoat Dinda mbak" pinta Ken kepada mbak nunu.

"ini salah kamu! Kalau saja kamu tidak mengajak adikmu bermain hujan! Andai saja kamu mendengarkan saya! " suara itu sangat lantang diucapkannya.

dutengah isakan dia menoleh dan tak berkutik dengan kemarahan ibunya. Ken merasa ini memang salahnya. Andai saja dia membiarkan Dinda masuk dan memakan ice cream, pasti Dinda tidak akan 'mati'.

Ken melihat dengan jelas tubuh adiknya pucat pasi. Lalu ditutup dengan kain putih.

===chocolate===

Jangan bosen bacanya ya, dijamin bakalan seru ok?!
Jangan jadi "silent reader

ChocolateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang