5

1.7K 113 0
                                    

"wei rambut lo" teriak vanda sambil mengacak ngacak rambut teman sebangkunya itu.
"ah minggir tangan lo" decak sang pemilik rambut.
"lo panjangin kenapa si" bantahnya tak mau kalah.
Niken hanya menoleh dan tersenyum. Menandakan ia tak suka dengan topik pembicaraan.

"kantin yuk" niken berjalan keluar kelas tanpa menoleh ke orang yang diajaknya.
"tungguin" teriak vanda.

"Ken lo gaada niat buat berubah apa? Lo cantik gapantes kaya gini" vanda mencoba menasihati ditengah perjalan mereka ke kantin.
"iya tenang aja" ucapnya tenang.

Niken memang selalu begitu. Semua hal adalah perihal gampang, hanya saja kita yang tak memahami.

Setelah balik dari kantin,mereka kembali. Niken menggigit coklatnya.

"Gue mau ke atap" jedanya "lo balik ke kelas aja" suruhnya.

"gue ikut deh" bantah Vanda
"Teresrah lo" jawab vanda datar.

Keduanya terdiam. Vanda berbelok ke kelas karna dia menyadari Niken sedang tak ingin diganggu.
Niken hanya menoleh lalu melanjutkan menaikni anak tangga.

"lo ngapain disini?" tanya Niken datar.
"emang lo siapa nanya nanya gue? " tanyanya lagi. lebih datar lagi.

Bodoh banget si lo, ngapain lo nanya itu segala. Batinnya.

Niken hanya menoleh dan tak menjawab sedikitpun. Toh dia tak mengenal pria yang duduk di sebelahnya ini.

" Gue Devano" ucap pria disebelahnya sambil mengulurkan tangannya.
Niken tidak menoleh sama sekali.
"nama lo siapa? " tanyanya lagi setelah menurunkan uluran tangannya.
" Niken" Ujarnya datar.

"kan gue bener" ucap devano pelan, namun masih bisa didengar oleh gadis disebelahnya.
"bener apa maksud lo? " Selalu begitu, Niken pasti sudah tahu apa maksud ucapan devano.

" enggak, lo cewe" jawab devano kikuk sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Niken berjalan menuruni anak tangga. Ia pasti tidak nyaman tempatnya diisi oleh orang lain.

"Adaw" teriak Niken karna terpeleset. Panggulnya terbentur keras, sehingga dia sulit berdiri.

"berdiri" katanya sambil mengulurkan tangan.
Niken menoleh, tidak ada pilihan diraihnya tangan Devano agar dia dapat segera berdiri.

Setelah berdiri sempurna Niken berjalan menuruni anak tangga lagi tanpa menoleh sedikitpun.
"tunggu" Ucap devano.

Deg.
Ni anak ngapain lagi. Rese banget. Batinya

"coklat lo jatoh" ucap devano sambil memberikan coklat milik Niken.

"buat lo aja" katanya sambil sedikit berlari menuruni anak tangga.

-----

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya. Happy reading:v

ChocolateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang