Ken berjalan mengikuti langkah Dev sambil menunduk melihati sepatunya. Ada yang berbeda dari Dev, hari ini Dev tak memakai kacamata nya.
Tak ada suara.
Kemudian keduanya duduk disebuah kursi taman. Ken masih terus menunduk tanpa menoleh ke arah Dev. Ken menarik nafas panjang.
"mau ngapain disini?" tanya Ken setelah berhasil menetralkan jantungnya yang tak karuan. Ken masih bingung, kenapa dia baru merasa seperti ini setelah beberapa bulan berkenalan dengan Dev. Padahal Ken daridulu ingin sekali merasakan jatuh cinta pada pandangan pertama.
Tanpa menjawab pertanyaan Ken, pria itu berdiri dan berjalan yang ntah Niken pun tak tau. Sepertinya dia ingin membeli ice cream karena didepan ada pedagang ice cream.
"nih" kata Dev setelah kembali membawakan Ken ice cream rasa chocolate.
Tanpa babibu Ken meraih es tersebut dan melahapnya. Namun Dev malah mencari gegara. Disikutnya tangan Ken sehingga mulut Ken menjadi berlepotan.
Tanpa pikir panjang Ken membalas perbuatan Dev.
Maka terjadilah perang es krim antara keduanya.
Langit terlihat semakin mendung bahkan mereka sudah merasakan rintik air hujan membasahi kepala. Tanpa pikir panjang Dev mencari tempat untuk berteduh untuk dirinya dan Ken.
"disini aja" kata Ken menunjuk ke sebuah podok di pinggir kolam.
Mereka pun berjalan untuk berteduh. Hanya duduk dan berdiam.
Dev melihat lepotan es krim di pinggir bibir Ken, tanpa pikir panjang Dev membersihkan bibir Ken dengan ibu jarinya.
"makan jangan belepotan" goda Dev.
Ken hanya memandang Dev tajam. Bahkan Keduanya telah menghapus jarak. Jantung Ken turun keperutnya lalu naik kepuncak kepalanya tak karuan.
"jis bulshing" goda Dev lagi. Kemudia Ken memalingkan wajahnya dan kembali mengukir jarak.
"siapa yang bulshing coba" Ken mencoba membantah, tapi Dev tak mudah dibohongi seperti itu.
Kini Dev mengecup lembut kening Ken. Lagi lagi Dev berhasil membuat pipi Ken merah merona, bahkan lebih imut dari seekor marmut merah jambu.
Keduanya bersitatap. Langit sudah semakin gelap, bahkan pengunjung yang sepi sudah semakin sepi.
Dev kembali menghapus jarak dan meraih bibir Ken dan mengecupnya. Lagi lagi Ken tak sadar apa yang terjadi, jantugnya bahkan sudah turun hingga ke kaki seakan ingin keluar dari ibu jarinya.
Kini Ken semakin percaya, rasanya tak salah dijatuhkan kepada Dev. Pria yang mampu membuatnya seperti ini setelah delapan tahun tak karuan.
===chocolate===
Pengen cepet-cepet nyelesaiin. Bentar lagi juga selesai kok. Don't miss it guys
❤you
KAMU SEDANG MEMBACA
Chocolate
Teen Fiction"ini keputusan aku gak ada yang bisa merubah sedikitpun" - ------ -aroma tubuh dari jiwa yang rapuh melebihi rindu melampaui waktu. Berpelukan, untuk itulah kita dipertemukan-