9

1.3K 65 2
                                    

"rumah lo dimana?" dengusnya kesal

"Jalan mangun sangkoro" jawabnya, kemudian diraihnya sebatang coklat, sudah sedikit terbuka namun masih utuh. Devano menggigiti coklat di genggamannya tanpa menoleh ke pemiliknya.

"mobil gue" ucapnya kaget, Devano meninggalkan mobilnya disekolah hanya demi, bukan hanya, tapi demi pulang barsama niken.

"yaudah biarin aja" ucapnya sedetik kemudian. Seolah berbicara sendiri, gadis disebelahnya sama sekali tak berkutik.

"lo jalannya muter-muter? Biar lama bareng gue ya?".

"turun lo" decak niken, karna dia harus muter-muter karena lelaki disebelahnya ini tidak memberi tahu alamat rumahnya dari tadi.

Keduanya diam. Devano tak berkutik.

Kemudian, devano kembali mengeluarkan suara untuk menunjukkan rumahnya yang berada di komplek dengan sejuta persimpangan.

"ni rumah gue di depan " tunjuknya ke rumah tingkat dua berlapis cat berwarna krem.

" mampir dulu" katanya sebelum keluar dari kendaraan yang didudukinya sejak sejam yang lalu.

Tak ada jawaban. Devano-singkat dev aja- dev sudah berdiri membukakan pintu untuk gadis yang mengantarkannya bak tuan putri. Niken menolak. Dengan paksaan mau tak mau Niken keluar dari mobilnya.

"Dev udah pulang? Kok telat? "tanya mama dev lembut, Niken mendengar seolah dia merasakan sosok ibu uang dirindukannya.

"maaf ma, tadi dev duduk ditaman dulu" sambil mencium tagan ibunya.

"ini Niken ma, teman dev" kata dev
lalu memalingkan meyanya ke arah niken, mau tak mau niken ikut mencium tangan Arita-ibu dev- "Niken tante" sambil mengukir senyumnya lebar.
"Arita. Kamu cantik ya, rambutnya kenapa dipendekin?" tanya arita lembut sambil mengelus puncak kepala niken-Ken biar lebih singkat-.
"gak-"
"cantikan rambut pendek kok ma" potong dev.

Datang bi in membawakan minuman untuk tamu yamg dibawa dev. Setelah mengucapkan terima kasih keoada bi in, keduanya minum. Tak ada suara.

Disela keheningan "ayo sholat dulu udah adzan" kata mama dev berjalan menuju keduanya lagi.

Deg.

Ken kan udah lama gak sholat.

"hmm lagi dapet tante" jawab ken sembarang.

Ken pulang setelah berpamitan kepada arita dan dev.

===chocolate===

"niken, ayo sholat. Dinda juga" anggi memanggil kedua putrinya

"ma mukena ken udah jelek, ken mau mukena baru" rengek ken kepada anggi-ibunya.

"ma dinda juga ma" rengek dinda mengikuti kakaknya.

Ken melihat mukena kecil miliknya dan Dinda tergantung rapi dilemari miliknya. Ken tidak pernah mengubah kamarnya atau sekedar mengganti furnitur kamarnya.



===chocolate==




ChocolateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang