" ini semua karna kamu! Kamu sudah membunuh anak saya! Tak ada gunanya saya mengangkat kamu sebagai anak saya!"
Kata-kata lelaki itu masih terngiang jelas ditelinga Ken.
Apa itu semua benar?
Apa itu alasan mama sangat terpukul saat Dinda meninggal?
Terlalu rumit.
Semua telah terjadi.
Semua hal pasti memiliki akhir.
Semua akhir tak selalu berakhir bahagia.
Semua bahagia tak selalu berakhir duka.Diraihnya pisau lipat yang ntah sejak kapan berada diujung sudut meja dihadapannya.
"Ini akan menjadi akhir" ucapnya lirih, lalu mulai menyayat kasar tangannya. Kini ia terkulai lemas dengan darah berceceran karpet yang melampisi lantai kamarnya.
Sudah hampir lima belas menit gadis itu terkulai dengan darah yang terus mengalir bagai air.
"Ken?" panggil seorang lelaki dari luar kamar Ken.
"Ken?" panggil lelaki itu lagi.
Diterobosnya kamar Ken dengan sigap, bahkan ia siap mengahdapi Ken bila gadis itu kini sedang tak berbusana.
===chocolate===
Maaf ya kalo chapternya pendek.
Jangan lupa vomment ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Chocolate
Teen Fiction"ini keputusan aku gak ada yang bisa merubah sedikitpun" - ------ -aroma tubuh dari jiwa yang rapuh melebihi rindu melampaui waktu. Berpelukan, untuk itulah kita dipertemukan-