BAB 7 - Drama murahan

8.3K 561 1
                                    


Aku melihat Darren sendirian sambil celingukan mencari meja kosong. "Darren! Sinii bareng kita aja!" Teriakku membuat Darren mengangguk samar lalu berjalan kearah kita.

"Elah Darren prince nya Anna kemana aja udah lama gak liat lo deket-deket Anna lagi." Amber menggoda Darren sambil menaik-naikkan alisnya.

"Bicara kamu kayak Tasya jadinya." Celetukku membuat Amber melotot.

"HAH IYA DUH KOK BISA YA?" Aku meringis mendengar teriakan Amber.

"Maaf ya gue jarang banget ngeluangin waktu buat kalian, sibuk soalnya kan lo tau kalo gue keajak lomba olimpiade sains." Darren tersenyum 'Ngehindari Anna juga si.'

"Iyaa deh yang pinter, kita bisa apa ya nggak Na." Aku hanya mengerutkan keningku. Amber mendengus "Iya iya dah lu berdua emang pinter gue sendiri yang kurang pinter." ucapan Amber membuat aku dan Darren langsung tertawa.

"Hahahaha enggak kook becanda Mber." Amber hanya mengangkat bahunya pertanda tidak masalah dan melanjutkan ritual makannya.

"Lo enggak mesen makanan Ren?"

"Males penuh tuh, di kelas suntuk, entah pengen kesini aja dan ternyata insting gue bagus. Buktinya gue ketemu sama lo."

Darren tersenyum manis yang sempat membuatku menahan nafas saat itu juga, pipiku pasti memerah. Ah yaampun Anna, kayak apa banget deh dikit-dikit merah.

"Ah baper kan?" Darren terlihat tertawa ngakak sambil mengacak-acak rambutku membuat bibir ini langsung cemberut.

"Gak ah, terserah Darren aja!"

"Mampus lo Ren, Anna ngambek."

"Hai boleh gue duduk disini?" Aku, Amber dan Darren pun langsung menoleh dan kak Bara sudah memasang senyuman khasnya dengan semangkuk mie ayam di tangannya.

"H..hai Boleh kak." Aku tersenyum tipis dan sesekali menoleh ke arah meja yang di tempati Kak Naufal lumayan jauh sih dari sini, tapi tunggu.. Dia sedang memperhatikan siapa ke arah sini? Aku menoleh ke belakang takut ada Tasya atau siapa, tapi gak ada tuh terus Kak Naufal liatin siapa? OH Kak Bara!

"Kak Bara kok kakak ganteng banget si." Ucapan Amber membuatku tersadar lalu terbatuk-batuk.

"Uhuk.."

"Eh lo kenapa Na?" Darren mengusap bahuku dan menyodorkan segelas air putih dan aku langsung meminumnya.

"Makasih Renn, gapapa hehe."

"Yee kalo lo cemburu ngomong aja kali." Amber dengan tatapan menggoda, Kak Bara hanya terkekeh kemudian mengacak-ngacak rambutku pelan, ini yang ke berapa kalinya rambutku di acak-acak. Mungkin rambutku lebih mempesona, hadeh.

Eh? Tapi demi apa kak Bara tadi.. Ah pipiku pasti bersemu merah.

"Ciee pipi lo merah na kenapa tuh." Aku hanya mendelik kesal.

"Apaan si." Lalu menoleh ke arah kak Bara dan Darren sambil senyum malu-malu. Jijik banget.

"Ekhem boleh gue duduk disini?" Suara dingin dan berat... Tunggu itu suara kak Naufal? Aku langsung menoleh ke arah meja yang ditempati kak Naufal tadi dan tidak ada, heh? Sialan.

"Gak ada yang jawab? Oke gue anggap boleh." Ucapnya lalu dengan seenaknya duduk di depan Anna sebelah Darren, Darren menatap kak Naufal kesal apalagi kak Bara. Hanya Amber yang menatapnya memuja, eh? Aku mendelik kesal sambil kakiku menyenggol kaki Amber, Amber hanya cengengesan.

Suasana jadi hening, semuanya bungkam hanya hembusan nafas dan kadang deheman yang sengaja oleh kak Naufal. Menyebalkan moment.

"Anna lo udah makannya? Ke kelas yuk kakak anter." Ucapan kak Bara akhirnya memecah keheningan.

"Emm.. bo--"

"Dia bukan anak kecil lagi yang harus dianterin sama lo." Kak Naufal berkata dingin.

"Bukannya kalian sahabatan ya?" Darren mengerutkan keningnya, kak Naufal dan kak Bara saling membuang muka. Berarti benar kata Amber, Aku menatap Amber gusar dan kelihatannya Amber pun sama.

"Sayaaang? Kok kamu gabung sama mereka?" Tiba-tiba si Tasya datang dengan kedua dayangnya.

"Emang gak boleh?" Kak Naufal menjawab tanpa mengalihkan pandangannya terhadapku. Hah kak Naufal apa-apaan si, pipiku pasti melumer lagi.

"Ya jelas gak boleh lah, apalagi ada Anna tuh yang ngejar-ngejar kamu oh atau Anna yang keganjenan disini ya?" Ucapan Tasya membuat aku dan Amber melotot.

"Heh aku aja gak tau kenapa mereka ngumpul disini main marah-marahin aja jangan asal ya kamu." Aku melipat kedua tanganku didada sambil berdiri.

"Hah ngaku aja deh lo dasar Bitch!" Aku tambah melotot dan rasanya ingin menjambak rambutnya si Tasya itu.

"Heh elo kali yang Bitch! Seluruh sekolah juga tau kali lo sering di bawa sama si om-om." Amber menyeringai, dan semua siswi pun mengumpul didekat meja untuk menonton Drama murahan ini.

"Jangan asal ngomong Amber ini kantin."

"Lo ngebela dia, Darren? cih." Bentak Amber emosi.

"Udahlah kayak anak kecil aja, nih yang diributin aja diem santai." Sindir Kak Bara.

"Gue gak ikut campur masalah ginian, gak guna." Aku melotot mendengarnya.

"Sekalipun berurusan sama cewek lo dan lo sendiri?" kak Naufal hanya mengedikan bahunya acuh.

"GUSTI, ampuni semuanya." Aku menggeleng-gelengkan kepala, kesal dan pusing melihat semua ini.

"Heh Anna lo jangan keganjenan makannya, terima aja kali, kalo Kak Naufal itu milih gue dasar murahan."

"Ih kamu kali yang murahan!" Aku mendelik emosi dan mulai menjambak rambut Tasya. Aksi jambak-jambakan pun tak terhindarkan, sudah kubilang kan? Drama murahan banget ini tapi aku gak bisa tinggal diam dong dikatain seperti itu, Kak Naufal hanya menonton pertunjukan ini dengan tatapan seakan-akan berbicara "Dasar-orang-orang-bodoh."

Cih, aku makin kesal dan semakin memberontak, Kak Bara dan Darren mulai menenangkan, Amber dan dayang-dayang si Tasya malah berteriak heboh mendukung sambil memanggil namaku dan Tasya, dasar sinting. Hingga suara berat Ibu paling keramat sesekolahan menghentikan Drama murahan ini.

"KALIAN SEMUA IKUT IBU."

Anjir, sial.

***

Ddyulian

He's My SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang