BAB 5 - Labil

8.9K 651 4
                                    

[Aku - Anna P.O.V & Gue - Naufal P.O.V]

****

"Ma sepatu Anna kemana sih."

"Ma kaos kaki Alfa dipake sama kak Anna."

"Eh enak aja inikan kaos kaki aku."

"Ma kaus kaki Alfa kemanain?"

"Mama bantu Anna dulu, kan tadi aku yang duluan nanya!"

"Mama bantu Alfa dulu lah!"

Vanya mama kita--Anna dan Alfa celingukan dibuatnya.

"Kalian udah gede kasian mamanya." Ray Papaku juga ikut pusing melihat kerusuhan ini.

"Tau tuh Alfa bikin rusuh."

"Kok ke Alfa-Alfain sih?"

"Alfamart kali ah."

"Annabelle kali ah."

"POKOKNYA PAPA NUNGGU KALIAN DIDEPAN, DALAM WAKTU 5 MENIT KALO KALIAN BELUM ADA PAPA TINGGALIN KALIAN SANA NAIK ANGKOT AJA SANA."

Aku dan Alfa pun mulai mencari-cari barangnya tanpa menimbulkan suara hanya mukanya saja yang kayak cucian kusut. Ray yang terlihat gedek ngeliat kita selaku kedua anaknya ini pun tersenyum puas, Ray pergi dengan mengedipkan satu mata kearah mama. Vanya hanya mengacungkan jempolnya. Hadeh, emak bapak sok sok-an pake kode.

"Lagian dari kemaren siapin kan repot sekarang." Vanya melipat kedua tanganya di dada. Aku hanya mendengus kesal Alfa pun sama kelihatannya.

***

Aku sampe ke sekolah dengan muka yang tambah badmood, aku tak henti-hentinya memaki Alfa yang notebene-nya sebagai adikku itu. Tiba-tiba terdengar suara riuh dari arah belakang, aku pun penasaran dan ketika berbalik, pemandangan mengerikan muncul begitu saja.

"Kak Naufal jadian sama Tasya?"

"Hah masa iya kak Naufal mau sama Tasya?"

"Udah biasa mantan-mantan Kak Naufal kan Bad girl semua."

"Kasian Anna dehh."

"Mereka cocok ya."

"Siapa yang cocok?"

"Gue ngeship Anna-Naufal. Tasya gak pantes buat kak Naufal walaupun mantan-mantan kak Naufal bad girl semua, seenggaknya kalau Anna berhasil ngedapetin kak Naufal, reputasinya bakalan membaik kan?"

"Iya sih, tapi sekarang buktinya? Tasya yang berhasil dapetin kak Naufal."

"Selama janur kuning belum melengkung, gue tetep ngeship Anna-Naufal!"

Aku termenung, disisi lain terlihat orang yang sedang di bicarakan turun dari motor, kemudian berjalan santai di hiasi Tasya yang menggelayuti tangan suci kak Naufal. Tatapan Kak Naufal datar sedangkan Tasya terang sangat senang keliatannya.

  OH TUHAN bad day! Bener-bener hari yang sial. Aku terus memperhatikan keduanya dengan melipat kedua tanganku di dada, ini juga si kaki mau ngelanjutin jalan kok susah banget!?

"Hey lo lagi ngapain?"

"Aku lagi liatin dua curut itu tuh, sok banget sih berasa pasangan selebriti banget diliatin seluruh sekolahan, najisun." Jawabku kesal tanpa menoleh sedikitpun pada orang yang menghampiriku pagi-pagi ini.

"Udahlah mending ke kelas, kakak anter yuk?"

  Kakak? Aku pun menoleh dan terlihat kak Bara sedang tersenyum kearahku. Awalnya aku hanya bisa diam mencerna perkataan Kak Bara barusan. Apa? Mengantar ke kelas?

  Beberapa detik kemudian, aku hanya bisa mengangguk tetapi menoleh terlebih dahulu ke arah dua curut itu, kak Naufal menatap tajam kearah Eh apa Kak Naufal lagi ngeliatin aku sama kak Bara? Kok tatapannya kayak yang kesel gitu sihh? Masa iya cemburu? Gak mungkin, apa-apaan jangan baper Anna.

  Tiba-tiba sebuah tangan hinggap ditelapak tanganku dan menggenggam erat, Aku menatap pelakunya lalu pipiku terasa panas.

  "Ayoo." Kak Bara langsung mengajakku ke kelas dengan tangannya yang menggenggam tanganku, lagi-lagi aku hanya mengangguk lalu mengikuti kak Bara.

***

  Gue baru aja mau berangkat tiba-tiba ponsel gue bunyi.

  "Sayang kamu jemput aku kan? Aku udah nunggu nih." Oh iya gue lupa kalo sekarang gue harus jemput Tasya, pacar baru gue.

  "Iya tunggu aja ya." Gue pun langsung menutup panggilan itu dan langsung bergegas menuju rumah Tasya.

  Disekolah, gue dan Tasya baru aja nyampe. Tapi, udah disajikan dengan tatapan-tatapan mengerikan sejumlah murid.

"Kak Naufal jadian sama Tasya?"

"Hah masa iya kak Naufal mau sama Tasya?"

"Udah biasa mantan-mantan Kak Naufal kan bad girl semua."

"Kasian Anna dehh."

"Mereka cocok ya."

Semua omongan itu membuat kuping gue panas, gue cuma menatap mereka datar. Tau apasih mereka?

"Sayang jangan dengerin ucapan mereka ya?" Ucap Tasya sambil bergelayut manja membuyarkan lamunan gue. Gue hanya ngangguk dan terusin jalan sambil menatap sekeliling. Tatapan gue terhenti pada Anna, Anna sedang ngobrol sama Bara man! Eh apaantuh tangan Bara nyosor enak aja, dan Anna sempat ngelirik gue sekilas sebelum akhirnya pergi bersama Bara. Tanpa sadar gue mengepalkan tangan gue.

"Kok berhenti kak, ada apa?" Gue diem aja sambil menatap dua orang itu pergi menjauh.

.
.

Tasya mengikuti arah pandangan kekasihnya itu dan tersenyum menyeringai.

***

"Bara, cara lo basi!"

  Sampai di kelas gue langsung datangi si Bara, gue enggak tau kenapa tapi gue kesel banget ngeliat mereka-Bara dan Anna tadi.

"Apaan si Fal?" Bara natap gue bingung alah jangan sok polos lo Bar!

"Tadi lo apa-apaan berangkat bareng Anna?"

"Apa urusan lo?"

"Ya jelas gue.."

"Lo cemburu?"

  Skakmat. Gue cemburu? Gak mungkin!

"Jangan banyak bacot! Lagian Anna gak bakalan suka sama lo! Anna cuma suka sama gue, Gue si kapten basket! Naufal Reagan Aldreas!"

"Kata siapa? Haha gue akan buat Anna jatuh cinta sama gue!"

Gue gak bisa ngontrol emosi gue hampir aja mau ngehajar Bara kalo enggak di hadang oleh Juno.

"Cukup Fal! Lo gak seharusnya kayak gini, Tasya mau kemanain?" Ucap Juno sambil menatap gue, Bara kini hanya menyeringai, membuat gue kesal.

"Gue gak ngerti sama lo, Lo sebenernya suka sama Anna atau Tasya? Jangan LABIL!" Bara menimpali sambil menekankan kata labil, emosi gue mulai reda, gue mulai sadar apasih yang gue rasain, cih bodohnya gue.

"Maaf." Ucap gue sambil nunduk.

"Gue maafin tapi kalo soal Anna sorry gue juga kayaknya udah jatuh cinta sama dia." Ujar Bara santai sambil melangkah ke luar kelas. Gue melotot rahang gue mulai mengeras.

"Udahlah Fal, lo jadi tontonan anak-anak tuh, lagian lo tau kan Anna bakalan milih lo, kenapa lo gak langsung deketin dia aja kan rumit urusannya kalo gini."

"Gak semudah itu Jun."

"Lah, mudah. Lo tinggal putusin Tasya, terus lo tembak Anna. Gue yakin, Anna pasti bakal nerima."

"Gue gak bisa."

"Jangan bilang lo suka sama dua-duanya? Lo udah gila, Naufal?"

***

He's My SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang