-Naufal POV-
"Kak Naufal!" Gue tersadar lalu menoleh ke arah samping.
"Tasya?"
Brugh
Tasya tiba-tiba meluk gue. Gue kaget gue gak tau harus ngapain dan akhirnya cuma bisa diem kayak gini.
"Kak Naufal, gue mau jujur! Gue udah gak tahan liat lo deket sama Anna, kak... Gue suka sama lo dari awal masuk." Ucapnya sambil terisak yang membuat gue tambah kaget.
"Lo kenapa Sya? Kok tiba-tiba..."
"Gue suka sama lo kak, lo juga suka kan sama gue? Iya kan?" Tasya natap gue dengan penuh keyakinan, gue melepas pelukannya sambil balas menatapnya bingung.
"Sya lo aneh gue gak ngerti." Tasya malah semakin terisak. Eh gue salah ngomong ya?
"Tuh kan udah gue duga, ternyata gue salah, gue kira lo suka sama gue kak dari sikap lo yang ngebedain gue dari Anna yang menurut orang-orang emang pantes buat dapetin kakak. Gue emang terlalu kepedean, gue emang bodoh. Gue tau, yaudahlah kak gue kesana dulu."
"Sya bu..bukan gitu."
"Yaudah lah kak, lupain ini." Tasya berjalan menjauh dengan lunglai, tiba-tiba ada sengatan dalam diri gue, dan..
Brugh
"Gue suka sama lo Sya!"
'Suka bukan berarti.. sayang kan? Gue harap lo gak berfikiran kayak gitu.' Gue bergumam dalam hati.
"Gue mau kita jadian." Gue menarik pergelangan tangan Tasya dan memeluknya. Entah apa yang menggerakan gue sehingga gue melakukan ini.
.
.Tapi tanpa disadari Tasya tersenyum setan ketika melihat Anna dari kejauhan yang sedang menutup mulutnya. 'Bagus Lo sadar kan siapa yang bakalan menang.' desis Tasya.
***
-Anna POV-
Lebih baik yang aku lakuin sekarang ini membaca buku dibelakang sekolah. Kegiatan sekolah ini memang sangat membosankan bagiku, terlebih aku sangat tidak suka olahraga kecuali basket.
"Hai." Aku menoleh dan segera mendapatkan seseorang yang di kabarkan sebagai teman dekat dengan kakak kelasku itu, aku juga sering melihat kalau kak Naufal ini memang seringnya berduaan saja dengan cowok ini, tapi siapa ya namanya? Aku lupa.
"Eh kamu! Ngapain?" Aku menutup buku yang memang sudah tidak menarik lagi sejak pikiranku melayang-layang gak jelas, masih selalu memikirkan objek yang sama; kak Naufal.
"Kakak itu yang suka bareng sama kak Naufal kan?"
Cowok itu mengangguk sambil terkekeh, "Iya Anna. Masa lo gak inget? Butuh perkenalan?"
Aku hanya tersenyum tidak enak, "Boleh."
"Panggil gue Bara, sahabat Naufal."
"Nadira Adrianna, Anna." Terlihat kak Bara terkekeh lagi membuatku mengerutkan kening, "Terus kakak ngapain disini?"
"Gue udah gak ada kegiatan mau pulang tapi di hadang sama osis-osis sialan itu dengan alasan kegiatan masih berlanjut." Aku tersenyum mendengarnya, ramah. Ya kak Bara memang sangat ramah, terlebih ketika kak Bara tersenyum terdapat lesung pipi yang membuatnya tambah lebih manis.
"Dan gue iseng kesini kirain gak ada orang ternyata ada lo, oh iya lo salah satu fans nya Naufal kan?" Lanjutnya membuat aku tertegun dan semburat merah sudah terpampang jelas di pipiku pasti.
"Y-ya, bisa di bilang gitu sih kak."
Hening, sudah berapa lama ya disini. Aku lapar ya perutku belum diisi apapun dari tadi pagi, Aku pun berdiri membersihkan rok kotak-kotak selutut ku yang terlihat kusut.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's My Senior
Humor[TAMAT - CHAPTER LENGKAP] Suka sama senior tampan apalagi alim dan taat ibadah, itu memang wajar. Tapi gimana kalo senior lo itu tipe ceweknya 'Bad girl'? "KAK LOOK AT ME PLEASE!" -Nadira Adrianna. [Beberapa part di private] [My first story on wattp...