BAB22 - Pura-pura atau asli?

6.3K 420 1
                                    


Sesak, itu yang pertama kali aku rasakan saat membuka mata. Tapi tunggu, ini siapa? aku sedang digendong sama siapaaaa mamaa. Oke Anna daripada kamu bikin malu mending pura-pura pingsan lagi, tapi tadi bener-bener pingsan kok serius

"Turunin aja dia udah bangun"

Aku meringis ketika mendengar suara kak Naufal disini sambil sedikit-sedikit mengintip keadaan saat ini

"Diem"

Eh? inikan suara Baron? ngapain dia disini? ngegendong aku lagi aduh malah tambah pusing gini

"Coba turunin, dia pura-pura"

"Apanya yang pura-pura sih kak?"

"ANNA?"

Aku menggigit bibir bawahku sambil menggeram saat kak Naufal terlihat menyeringai, sementara Baron terlihat kaget

"Baron, aku bisa jelasin kok sekarang bawa aku ke uks dulu ini bener-bener pusing"

"Jangan manja deh lo"

Tiba-tiba suara Tasya terdengar, aku mendengus kenapa hidupku selalu dikelilingi mereka siii

"Tuntun aku aja Ron, gak usah digendong"

Baron mulai menurunkanku perlahan tanpa memperdulikan tatapan mereka Baron langsung menuntunku menuju uks, Aku hanya menunduk menghindari tatapan-tatapan aneh dari murid-murid yang berada di sekitar sini

"Biar gue aja"

Dengan hentakan keras kak Naufal langsung merebutku dari Baron dan menuntunku, aku hanya ikut saja karena lemas benar-benar lemas deh pokoknya

"Lo kenapa sih? gue yang duluan nolongin dia"

"Gue yang di suka sama dia"

"Apa hubungannya si?"

Aku memijat pelipisku bingung, selang mereka malah berdebat aku memilih menyenderkan kepalaku pada tembok tapi saat aku berbalik

"HEH makanya jangan centil jadi cewek!"

"Ah sakit, lep..lepasin" Tasya tiba-tiba menjambak rambutku, aku hanya meringis dan memegang tangan Tasya

"Sya, apa-apaan sih lepasin!" Baron dan Kak Naufal terlihat cemas

"Sya lepasin dia"

"Nih cewek kegatelan banget kudu gue kasih pelajaran!"

Duagh

Sebelum Tasya ditarik sama kak Naufal, aku terhempas dan langsung menubruk tembok. Rasanya sakit teramat sakit, sampe ada cairan entah apa itu dari hidung karena setelah itu seketika semua menjadi gelap dan hanya terdengar teriakan Amber

"YASALAM ANNAAAA"

***

"Kak Naufal maafin aku"

"Kak, aku cuma cemburu apa salah?"

"Gara-gara ini lo di skors"

"Gapapa kak yang penting kakak maafin aku"

"Kak, maaf hiks"

Aku mengerjapkan mataku ketika terusik mendengar isak tangis seseorang, dengan setengah sadar aku melihat kak Naufal bersama Tasya yang sedang menangis. Lebih baik aku diam sambil mendengarkan mereka yang terlihat sedang bertengkar

"Aku cemburu ngeliat kakak lebih peduli sama Anna!"

"Apanya yang peduli?"

"Tadi apa? aku liat kak"

Terlihat kak Naufal menghela nafas bingung lalu mengusap wajahnya, aku berharap kak Naufal milih aku sekarang

"Kak bisa kan kakak belajar sayang sama aku?"

'Jangan mau kak'

Terlihat kak Naufal menganggukan kepalanya pelan sambil merengkuh Tasya kedalam pelukannya

Tenggorokanku tercekat, aku menghela nafas kasar kenyataan emang gak seindah harapan, engga segampang harapan dan aku tau sekarang kalo Kak Naufal bener-bener enggak punya perasaan sama aku, dan yang paling penting.. yaudah kamu harus mundur saat ini Na

Mereka masih tidak sadar akan keberadaanku, aku mencari-cari air minum di nakas walaupun aku terlalu lemas saat ini tapi kupaksakan, Anna pasti bisa!

PRANG

Aku meringis ketika malah menyenggol gelas yang berisi air minum, terlihat kak Naufal sama Tasya kaget melihatku

"Haus" setelah aku ngomong sekenanya kak Naufal langsung melepaskan Tasya dan mengambilkanku minum

"Nih, lo duduk dulu"

"Amber Baron?"

"Lagi manggil keluarga lo"

"Oh iya kak aku kayaknya lagi pengen sendiri deh kakak sama dia bisa pergi kan dari sini? lagian ini bukan tempat buat pacaran"

Kak Naufal terpaku salah tingkah sambil merasa bersalah sedangkan Tasya hanya memasang muka sebal sambil tersenyum meremehkan setelah itu lalu dia keluar dari ruangan, ngajak ribut si Tasya

"Yaudah lo baik-baik disini"

"Oh iya kak tunggu dulu"

Kak Naufal menaikan alisnya sambil berbalik kearahku

"Sebenernya ini gak penting banget buat diomongin, mulai saat ini aku udah nyerah sama kakak hehe makasih ya kak udah nyadarin aku kalo cinta emang gak bisa dipaksain"

Aku tersenyum menatap kak Naufal yang sekarang malah tanpa ekspresi harusnya kan senang?

"Maaf banget aku sempet pengen jadi orang ketiga diantara kalian, udah si gitu aja kakak bisa keluar sekarang"

Tanpa berkata apapun kak Naufal langsung melengos pergi dari hadapanku, saking senangnya mungkin ya? Aku cemberut lalu tanpa sadar satu tetes cairan menyebalkan ini keluar dari pelupuk mataku, sambil menggigit bibir bawahku aku menahan isakan akibat dari air mata yang semakin deras menghujani pipiku

***

He's My SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang