BAB9 - APA!?

7.5K 529 0
                                    

"ANNA POKOKNYA LO HARUS BERHENTI NGEJAR-NGEJAR SI NAUFAL!" suara Amber membuat telingaku panas, sebelumnya aku hanya diam setelah disiram dan ditampar oleh Tasya, aku terpaku dan hanya diam tanpa ada air mata setetes pun! Hebat kan? sampai akhirnya mereka--Amber, Darren dan Kak Bara datang langsung melotot dan marah-marah, akhirnya mereka mengantarkanku ke UKS.

"Hati lo terbuat dari apa si?" Darren menyeletuk.

"Anna, lo pasti tau atau ngerasa dong kalo Naufal itu udah punya Tasya, dan dia itu nyuekin lo ter-"

"Darren! Kak Bara! diem deh jangan ngompor-ngomporin kayak gitu ish, nanti si Amber tambah menjadi-jadi." Aku mendengus sebal dari tadi pas aku lagi ganti baju sampe sekarang duduk dipinggir kasur UKS, mereka dengan keroyokan melemparkan pernyataan-pernyataan yang menyakitkan. Yaa, walaupun memang benar adanya.

"Susah dibilangin, lo mah gue baik-baik nyaranin biar hati lo gak tambah nyes." Amber menyodorkan kompresan beserta air hangat menyuruhku untuk mengompres bekas tamparan si sinting tadi, akupun menerimanya dengan senyum tipis tanpa membalas perkatannya.

"Lo harus berhenti mencintai kak Naufal sekarang." Aku mendelik mendengar ucapan Darren.

"Kenapa? Aku enggak sekedar cinta sama kak Naufal tuh, sayang, peduli, suka dan setelah berjuang sejauh ini aku harus nyerah?"

"Bukan gitu, tapi sekarang lo harus tau diri Na."

"Apanya sih tau diri?? emang salah ya sayang sama orang yang enggak mgebales perasaan kita?" Aku menghela nafas kasar, "Bukan apa-apa hanya saja aku engga tau caranya ngilangin perasaan ini!"

"Sebelum ada dia pun lo pernah bahagia kan?"

"Itu dulu sebelum aku kenal kak Naufal. Otomatis aku harus nyari seseorang buat lupain kak Naufal? tapi siapa? di hati aku kan cuma ada Kak Naufal."

"Anna tapi lo sekarang sudah harus mulai peka sama keadaan sekitar." ucapan Darren membuatku terdiam tidak mengerti.

"Maksudnya? apa yang harus aku peka-in?" Aku menatap Darren lekat-lekat, Darren pun sama menatapku dengan tajam, tidak seperti biasanya.

"Lo harus tau kalo--"

"Anna! udah belum? Sekarang kita sholat yuk." Amber memasang muka khawatir, keliatanya memang sedari tadi Amber dan Kak Bara sangat gusar melihat debat kami kali ini, hanya mereka tetap terdiam sampai akhirnya Amber menarikku untuk segera bangun, seolah-olah ada yang disembunyikan.

"Tapi kan Darren belum selesai ngomong."

"Udah lah, nanti di sambung lagi ya kan, Ren! Iya dong, okee? Duluan Darren kak Bara!" Aku pun mengikuti Amber berjalan menuju mushola.

"Sial." Darren menggeram, dia hampir saja keceplosan.

"Lo banyak saingan, bro! Gue tau lo suka kan sama Anna?" kak Bara tersenyum.

"Jauh sebelum lo dan si Naufal hadir di kehidupan Anna!" Darren mengepalkan tangannya tak peduli bahwa yang dihadapannya seorang kakak kelas atau bukan, karena jabatan atau pangkat jika sudah seperti ini, tidak akan ada yang peduli. Ini, kan masalah hati.

"Dan lo gak berani ngungkapin perasaan lo sampe sekarang? hebat! pengecut!" Kak Bara menatap tajam Darren lalu meninggalkannya yang sedang tersenyum getir.

***

Aku berjalan sambil mengunyah kue menuju ayunan tali yang ada di belakang rumah samping lapangan basket, terlihat Alfa yang sedang bermain basket bersama Esa tetangga rumah. Aku tidak peduli. Sesampainya, aku tiduran santai di ayunan sambil memejamkan mataku, memikirkan hal-hal yang akhir-akhir ini membuatku seperti ingin mati saja.

Hari ini memang sangat menguras tenaga termasuk menguras perasaanku, cukup sudah aku menderita karena kak Naufal! Tapi masa harus mundur sii, kan sayang.

DUG

Sesuatu mengenai kepalaku, dan semuanya jadi gelap.

Drrt..

Aku membuka mata luyu dan meringis terasa sakit sekali dibagian kepalaku, Aku terbangun karena suara notifikasi yang berasal dari ponselku, aku melihatnya dan ternyata dari kak Bara.

Kak Bara : Lo ada dimana?

Anna : Di rumah, kenapa kak?

Kak Bara : Naufal kecelakaan

Aku terperanjat langsung turun dari ayunan seolah melupakan apa yang terjadi dan langsung menelepon Kak Bara.

Tuut..tuut..

Nada sambung pun berbunyi, aku mondar-mandir sambil menggigit bibir bawahku, melupakan rasa nyeri yang ada dikepalaku.

"Hallo Anna?"

"KAK BARA ENGGAK LAGI BOHONG SAMA AKU KAN? JANGAN MAIN-MAIN KAK ANNA TAKUT."

"Gue gak bohong." terdengar helaan nafas Kak Bara disebrang sana membuatku tambah khawatir "Sekarang dia ada di RS Lazuardi-"

"OKE KAK AKU OTEWE."

***

He's My SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang