Beberapa kali Pak Rus menerangkan sama sekali tidak didengar olehku, kalian pasti pernah atau malahan sering seperti ini. Fikiran melayang, berharap semua mata pelajaran gurunya tidak masuk tetapi sialnya malah semuanya masuk dan kalian dengan sepertiga hati alias dengan sangat terpaksa mengikuti pelajaran.Bisa saja kan aku pura-pura sakit dan ke uks, tapi masa iya cuma gara-gara kakak kelasku itu aku jadi lemah. Anna tidak lemah! Anna akan selalu kuat, walaupun kadang kalau liat drama yang menye-menye nangisnya naudzubillah
Aku berdecak, terus-terusan melirik jam dinding yang terpajang di depan kelas yang sepertinya lambat sekali untuk berputar, seolah-olah sengaja menertawakan kebosanan yang melanda diriku ini, aku memandang Amber yang sedang semangat merangkum apa yang dibicarakan oleh pak Rus itu. Percaya atau tidak, Amber sangat suka pelajaran Fiqih bukan karena pelajarannya tetapi setiap ada yang tanya kenapa dengan santai Amber membalas, Gurunya mirip bapak gue.
Aku cekikikan sendiri mengingat kelakuan konyol sahabat yang satu itu, Hoam. Tapi aku tetap tidak bisa menyembunyikan rasa kantuk ini, wajar kan ini pelajaran terakhir dan waktu menunjukkan pukul 14.23 sangat pas untuk berbaring sambil mendengarkan lagu galau di rumah kan? Eh.
"Heh Anna lo perhatiin bapak gue lagi ngajar bengong mulu" Desisan Amber membuatku mencebikkan bibir, ah inimah mentang-mentang pelajaran Fiqih
"Aku ngantuk! kemarin capek! makan hati, kamu tau kan hati tempat segala racun" Aku menelungkupkan wajah dilipatan tanganku, untung tempat duduk aku dan Amber terbilang strategis kedua dari belakang, dan itu Amber yang pilih
"Ya sudah, bapak cukupkan materi pembelajaran ini. Mari kita tutup dengan bacaan Hamdalah, Alhamdulillah. Terimakasih, Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam"
Setelah mendengar Pak Rus pamit, dengan lemas tanpa ada tenaga sedikitpun aku membereskan peralatan. Amber yang menatapku jijik langsung menjitak kepalaku
"Rasain lo! jangan mikirin si Naufal mele, dia aja bisa sembuh tanpa lo masa lo gabisa sembuh tanpa dia" Amber meniup tangannya bekas menjitak kepalaku yang malang ini
Aku mendengus "Beda lah, diamah gak cinta sedangkan aku cinta jadi seorang kak Naufal tuh sangat mempengaruhi kelangsungan hidup aku" Amber memutarkan kedua bola matanya lalu bersidekap dada
"Jangan gini terus dong, lo harus move on. Go Anna Go Anna Go Baligo Boneto Go Anna bego" Amber memamerkan kemampuan cheers nya sambil mengumandangkan lagu yang menurutku sangat idiot itu
"Aku gak bego"
"Cinta yang membuat lo bego"
"Cinta gak salah"
"Siapa bilang salah, yang salah mah tukang sendal"
"Apaan si"
"Beli satu dikasih dua kan bego"
"Kamu yang bego Amber! udah ah aku mau pulang"
"Yee PMS Bu?"
Aku tidak mengindahkan panggilan Amber dan terus saja berjalan menuju parkiran sendirian sambil terus memainkan ponsel tanpa melihat keadaan jalan sekitar
BRUK
"Anjir gak tau orang lagi badmood kali ya" Aku mencak-mencak sambil kembali berdiri lalu membersihkan baju yang kotor terkena tanah tadi
Aku mengerlingkan mata mencari orang yang sudah menabrakku seenak jigongnya itu dan munculah si Ratu Kelek sejagad. Tasya
"Duh princessnya Darren sendirian aja?" Tasya muncul bak seorang topeng monyet yang sedang atraksi diiringi suaranya yang sangat menjijikkan bagiku
"Eh Hai ketemu lagi kutu naga" Tiba-tiba suara Amber dari belakang membuatku ingin tertawa
"Heh ingus kutu, elo kok muncul terus si?" Terlihat Tasya menggertakan giginya sambil menatap tajam ke arah Amber
"Yee serah gue kali, lagian gue juga sekolah disini kan jadi punya hak" Amber membalas perkataan Tasya dengan sinis
"Udah ah, kalian mau terusin recok nya? aku pulang duluan"
Lebih baik aku menghindar kan, lagian aku percaya kok Amber lebih kuat daripada aku dia kan orangnya strong banget gak pernah mau kalah lagi, ah sahabat yang baik banget.
"WOI ANNA"
"WOI ANNA"
Aku mendengus, mereka kompakan banget si jadiin mood aku tambah turun aja. Aku kembali berbalik dan menatap mereka yang kembali sedang menatapku
"Gue-mau-ngomong-sesuatu-sama-lo" Tasya ngomong sambil gaya alay gitu membuatku makin mendengus
"Ngomong disini aja" Amber mengintruksi membuatku makin bangga punya sahabat beol kayak dia ini
"Kapan si lo berhenti ikut campur urusan si Anna?" Tasya bergidik gemas seperti ingin menonjok muka Amber
"Ngomong disini aja deh" Aku pun angkat bicara sebelum hal yang iya-iya terjadi
"Gue gak suka liat lo ngejenguk Naufal kayak kemarin"
KAK NAUFAL LAGI, KAK NAUFAL LAGI IH GEMES SENDIRI DEH AKU
Tasya menatapku songong, Amber terlihat santai-santai aja kalo udah gini si, Amber juga setuju pan sama aja intinya mah harus lupain kak Naufal. Relain, sedangkan aku? gak ada niatan seperti itu. Ngejauh kan hanya ingin buat kak Naufal jatuh cinta sama aku
"Tenang aja, aku gak akan ganggu hidup kak Naufal lagi kok karena itu bisa buat kak Naufal jatuh cinta sama aku"
Amber terlihat melotot kearahku, Aku hanya mengangkat kedua halisku. Apa yang salah? Beberapa detik kemudian terdengar suara tawaan keras dari mulut Tasya
"Makannya lo Anna baligo boneto bego, jangan polos banget jadi orang!" Amber mendengus, aku hanya memanyunkan bibir
"Hahahaha NGIMPI!"
Aku terperanjat ketika sebuah telor busuk mengenai wajahku, Amber bahkan lebih terlihat kaget melihat aksi Tasya kali ini dan langsung menerjang Tasya, sedangkan aku? aku hanya diam mematung melihat keduanya yang sedang adu jambak itu
Lagi lagi Tasya buat ulah
***
KAMU SEDANG MEMBACA
He's My Senior
Humor[TAMAT - CHAPTER LENGKAP] Suka sama senior tampan apalagi alim dan taat ibadah, itu memang wajar. Tapi gimana kalo senior lo itu tipe ceweknya 'Bad girl'? "KAK LOOK AT ME PLEASE!" -Nadira Adrianna. [Beberapa part di private] [My first story on wattp...