Desiran ombak membasahi kaki jenjangku, sambil menjinjing wedges berwarna hitam pemberian dari Darren dua bulan lalu. Aku berjalan menyusuri pantai yang indah sore ini, sambil sesekali memejamkan mata menghirup udara segar setelah acara siang tadi yang membuatku kembali ke masa lalu yang memang tidak perl--seharusnya di ingat lagi.Waktu itu.. tepat 2 tahun kak Naufal pergi menghilang, Baron tiba-tiba meminta maaf karena dirinya yang membuat kak Naufal pergi. Karena pertandingan bodoh sekaligus yang terakhir bagi kak Naufal dan dirinya, tapi apakah harus aku memarahi Baron? dengan aku marah aku pukul Baron tetap saja tidak akan membuat kak Naufal kembali kan? Dan karena itu aku terus mencari dan menanti kak Naufal sampai akhirnya ada seseorang yang menyadarkanku bahwa ini takdir, takdir yang tidak seharusnya aku ingkari
Hari ini, aku telah menghadiri pernikahan Tasya bersama Baron sejak 10 tahun yang lalu mereka memang kembali menjalin hubungan. Amber bersama kak Bara sekarang sudah bertunangan dan tinggal di Aussie untuk sementara dan tidak bisa datang pada hari spesial mantan musuhnya ini, aku tersenyum kecil mengingat bagaimana Amber membelaku dari geng Tasya yang dulu aku juluki si ratu kelek
"Sayang, ayo kesana kita ngumpul sama mereka"
Aku tersenyum ketika dia tiba-tiba mendekapku dan menuntunku kearah tenda berwarna putih yang dihiasi lampu-lampu indah beserta bunga-bunganya yang menggantung tak kalah indahnya. Aku tersenyum ketika melihat Tasya dan juga Baron yang saat ini memakai baju khas pengantin tetapi lebih simple nya lagi
"Ciee mesra banget, dulu boro-boro"
Aku tersenyum kecil, lalu menatap pria dihadapanku ini "Emang kenapa sih? kalian iri ya? kok iri sama aku yang jelas-jelas belum dinikahin sama dia eh dilamar juga belum"
Tasya dan Baron tertawa mendengar celotehanku, sementara pria yang sekarang milik-ku ini hanya cengengesan gak jelas "Tenang aja kali sayang, nanti aku bakalan bikin persepsi pernikahan paling menakjubkan di seluruh dunia"
Aku berdecih "Janji loh, harus di tepati" pria ini hanya mengangkat bahunya membuatku tambah mencebikan bibir kesal
Tasya terlihat mendekatiku "Lo emang tetep polos kayak dulu, dasar"
Pletak
"AWHHSSS APAAN SIH SYA? BUKANNYA KAMU UDAH BERUBAH YA?" Aku mengusap kepalaku yang dijitak oleh Tasya sambil menggerutu
"Anna.. Anna lo emang punya banyak bakat, bisa nyanyi, pinter, bisa masak tapi.. gak bisa move on" Baron menimpali membuat ku memelototkan mata "Siapa yang gak bisa move on sih? aku udah move on kali ya kan saa-"
Mataku membulat, hatiku berdesir, lidahku mendadak kaku ketika memandang teduh kearah pria yang berada 7meter dari tempatku berdiri, pria yang selama 10 tahun ini membuatku uring-uringan tidak jelas kini berada tepat didepanku. Pria yang selama 10 tahun ini menghilang tanpa kabar, tanpa meninggalkan jejak. Dia bersama seorang perempuan yang sangat anggun dan cantik menurutku
"K-kak.."
"Kak Naufal!"
Sama seperti 10 tahun lalu, sebelum aku memanggilnya Tasya kembali mendahuluiku, dengan segera dia langsung memeluk kak Naufal yang membuat Baron berkacak pinggang
"Apa kabar kak?"
"Alhamdulillah baik, Selamat ya atas pernikahannya"
Tasya mengangguk dan Aku hanya tersenyum kikuk ketika mendapatkan tatapan rindu dari kak Naufal
"Hai, kenalin gue Maratasya mantan kak Naufal dulu haha" Melihat seorang perempuan dibelakang kak Naufal, Tasya langsung berkenalan
"Aku Rainata, temen deket Naufal selama ini"

KAMU SEDANG MEMBACA
He's My Senior
Humor[TAMAT - CHAPTER LENGKAP] Suka sama senior tampan apalagi alim dan taat ibadah, itu memang wajar. Tapi gimana kalo senior lo itu tipe ceweknya 'Bad girl'? "KAK LOOK AT ME PLEASE!" -Nadira Adrianna. [Beberapa part di private] [My first story on wattp...