BAB23 - Hampir saja

6.6K 418 2
                                    


Aku hampir saja kembali menjedukkan kepalaku mendengarkan celotehan mama siang-siang bolong sekarang, hari ini aku tidak berangkat sekolah karena insiden kemarin yang membuat mamaku seperti ini padahal aku baik-baik saja.

"Pokoknya lain kali harus hati-hati, gak usah ceroboh kamu tuh otak boleh encer kalo masalah pelajaran itu juga gara-gara kamu gaul sama Darren" Aku mendengus kesal, mama kemudian mengambil kompresan untuk kepalaku yang benjol tapi tidak sebesar kemarin.

"Masih mending mama gak ngejodohin Darren sama kamu-"

"HAH JODOHIN? AWHS-" Mama menekan benjolanku yang langsung aku gosok-gosok dengan tanganku karena terasa ngilu saat ini, dengan bibir condongnya mama berkata gemas.

"Dengerin dulu makanya! mama sama bu Rosi mamanya Darren sempet mau jodohin kalian-"

"Ini udah jaman apasih ma? aku tuh-"

Pletak

"Huwaaaa mama" Memang kebiasaanku jika didekat mama manja seperti ini, tapi sumpah jitakannya mama itu pedes banget sampe ngilu ke empedu.

"Gemes lama-lama mama sama kamu, pokoknya lain kali harus lebih hati-hati gak usah ceroboh gitu! padahal mama udah minta Darren buat jagain kamu."

"Darren nya lagi ikutan olimpiade ma, gak ada disekolah."

"Pinter banget ya Darren, kamu kapan?"

o nan nege jul su inneun ge eobseo missing you,ttatteutan maldo motae I missing you gamhi baral sudo eobseo I missing you ireokke mireonae, naega gajin geon simjang ppun monnan nomira . Aku menganga ketika mendengar alunan musik salah satu Boyband korea kesukaanku, INFINITE!

"Duh papa kamu nelpon nih, udah ya segitu aja mama obatin nanti malam mama kesini lagi!"

"Ma, itukan lagu inf-"

"Ssst" Mama menaruh telunjuk tangan dimulutnya sambil mengibaskan tangannya tanda tidak mau diganggu dan keluar dari kamarku, aku mencebikan bibir sebal kemudian mengambil ponsel.

"Kalo gak salah, tadi lagunya infinite only tears ya? ih mama kok lebay banget deh lagu jaman kapan lagi" Tanpa sadar aku berbicara sendiri, dengan segala kebosanan yang melanda terlintas dipikiranku untuk menulis di buku diary dengan sumringah aku turun dan mulai mencari buku diaryku.

"Ih kemanain si? kok gak a-- Oh iya! buku diary aku kan hilang. Mana belum sempet beli lagi" Gerutuku kemudian berjalan menuju meja rias sambil ngaca aku menunjuk benjolan yang ada dikeningku dari pantulan wajahku di cermin.

"Kamu itu cantik, gemesin tapi kasian kak Naufal gak suka sama kamu" Dengan mirip orang gila aku berbicara pada diriku sendiri.

"Aku bahkan tidak memiliki hak untuk mendekatimu, hanya saja hatiku yang terus-terusan menarikku untuk berjalan kearahmu sekalipun kamu sudah mempunyai seseorang yang menurutku sangat salah untukmu" Aku tertawa miris hampir saja aku meneteskan lagi airmata sialan ini ketika ada sebuah videocall masuk dari ponselku.

"HALLO ANNAAAA APA KABAR NIH" Disana ada Amber yang sedang berada di lapangan bersama Baron?

"Tau gak nih si Baron sekolah di sekolah kitaa, eh eh tapi baru sehari dia sekolah udah banyak cewek gatel kecentilan sama dia, dan gara-gara dia pernah nolongin lo kemarin udah banyak fans nya tau gak? kayak yang mau ngalahin kak Naufal dehh!" Aku tersenyum mendengar celotehan Amber, aku kangen Amber walaupun baru sehariii.

"Guru apa yang gak masuk Mber?" Amber terlihat sedang berfikir, disela-sela itu munculah pemandangan yang membuatku kaget, bukan-bukan kak Naufal tapi Baron lagi ngegodain cewek! Gila aja.

"Semuanya gak masuk Na, eh kecuali pak Rus bapak gue mau masuk ntar pelajaran terakhir" Merasa dirinya tidak diperhatikan, Amber menoleh ke belakang.

"Oh lo liatin Baron Na? kan udah gue bilang, fans nya banyak. Ramah lagi beda banget deh sama kak Naufal"

"Beda sih iya, tapi gak kayak Baron biasanya deh"

"Mungkin gara-gara enggak ada lo, kalo ada pasti gak berani! Oh iya kak Naufal hari ini kayak yang kusut banget loh Na"

Aku menghela nafas pelan kemudian "Gara-gara gak ada Tasya kali, di skors kan dia?"

Amber mengangguk-anggukan kepala pertanda sependapat denganku "WOI EMBER MASUK ADA BAPAK" Terdengar Baron dibelakang memanggil Amber yang sekarang terlihat mendengus kesal.

"Udah dulu ya Na, cepet sembuh lo. Itu kening lo udah gak papa kan? pokoknya besok sekolah gue gak ada temen nih, bye Annaaa"

Klik tanpa menunggu jawaban dariku, Amber menghentikan videocall nya aku meletakan ponselku kasar dan memilih untuk berbaring tidur, kini aku merasa lemas kembali.

BRAK

"Kak! Tebak aku dapet nilai bahasa inggris berapa? 100 Kak! hebat kan?"

Sebelum aku memejamkan mata, Alfa datang dengan segala kegilaannya, Aku memutarkan kedua bolamataku sambil menguap.

"Hebat. udah sana kakak kan lagi sakit!" Tanpa mengindahkan perintahku Alfa malah berjalan mendekat kearahku dasar sinting.

"Itu kepala kok sering banget kena benturan ya kak kasian deh, tapi tapi kakak gak lagi Amnesia kan? coba jawab, orang yang paling berjasa sama Alfa sekarang siapa?"

"Bodoh, orang tua lah."

"Salah! Ya kak Darren lah, orang kak Darren yang suka ngajarin Alfa bahasa inggris kalo main kerumah" Ucap Alfa santai sambil berjalan keluar dengan ekspresi menyebalkan.

"Ternyata kakak Am-"

BUGH

"Keluar kamu Alfa, jangan bikin aku tambah pusing!!"

"AMPUN KAK."

***

He's My SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang