E P I L O G

52 2 0
                                        


  Ini bukan kali pertama aku mengingat-ngingat masa laluku, setelah sekian lamanya masa SMA telah berakhir tetapi kenangannya tetap masih melekat pada hidupku. Ah, aku mulai lagi. Bibirku tertarik ke atas seketika dan saat itu juga uluran tangan seseorang membuat pikiranku buyar.

  "Na, ke sana yuk." Ajaknya membuatku langsung mengangguk sambil membalas uluran tangan tersebut.

  "Hari ini, Naufal wisudaan Na."

  DEG.

  Naufal, nama itu kembali terdengar setelah lama di bawa oleh angin entah kemana. Aku hanya menghela nafas sambil mengedikkan bahu, "Ya aku tahu kok."

  "Terus lo gak mau ngucapin selamat dia jadi dokter?"

  "Aduh Amber, dianya udah gak peduli kali sama aku. Terus ya kalau aku ngucapin ke dia yang ada malah salah paham."

  "Jangan baper kali lo Na, ini kan dalam ikatan kerabat gitu." Amber melirikku sebal sambil memasukkan kedua tangannya ke jaket yang dia pakai.

  "Ya, nanti deh aku pergi sama Darren."

  "Hadeh. Dulu aja ya gue ngelarang lo ngejar-ngejar dia sekarang malah gue yang maksa elo buat pergi ngucapin selamat ke dia, tapi gue cuma ngerasa empati aja Na. Setelah meninggalnya Rainata dua tahun yang lalu, gue gak pernah liat dia deket sama cewek siapapun padahal empat tahun lagi dia berkepala tiga masa dia jadi berondong tua gak enak kan ya di dengernya juga, masa yang tadinya most wanted sekolahan jadi gini."

  "Apaan sih, jodoh gak bakalan ketuker! Nanti juga ada jodoh yang pas buat kak Naufal."

  Amber hanya cengengesan, aku menggeleng-gelengkan kepala melihatnya. Sering muncul rasa gak percaya juga sih persahabatan kita sangat langgeng seperti ini,

He's My SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang