1
2
3
"Yesss masuk" teriak gue kegirangan. Ya udah pasti gue loncat-loncat udah kaya anak kecil dikasih lolipop.
"Makasih ya Li" tanpa gue sadari lagi-lagi gue spontan meluk Ali. Tapi tunggu Ali kayanya ngebales pelukan gue ga kaya biasanya. Gue pun buru-buru melepaskan pelukan gue.
"Sorry li kelepasan" gue mengaruk kepala gue yang tak gatal.
"Iya gapapa Pril" Ali tersenyum ke gue.
What? Dia bales pelukan gue dan dia gak marah sama gue dan lebih hebatnya lagi dia malah kasih gue senyumannya yang ga pernah gue liat. Ali tiap hari aja lu begitu. Tapi aneh juga sih ama sikapnya yang sekarang tapi bodo amatlah yang penting gue disenyumin ama Ali kan biasanya dia jutek banget ama gue.
Author POV
Jam menunjukkan pukul satu siang, hampir sejam Ali membimbing Prilly bermain basket.
"Pril" panggil Ali saat Prilly hendak melemparkan bola ke dalam ring.
"Kenapa?"
"Lo kan udah lumayan bisa nih. Gimana kita tanding basket. Satu lawan satu. Gimana?" Ali menaik turunkan alisnya.
"Gue lawan lo" ucap Prilly sambil menunjuk dirinya kemudian menunjuk Ali.
"Iyalah emang disini ada siapa lagi. Tapi ga seru nih kalo cuma tanding doang. Gimana kalo kita taruhan?"
"Ta...ta...taruhan?" Ucap Prilly terbata.
"Iya. Kenapa lo takut?" Ucap Ali meremehkan.
"Engga. Kenapa harus takut gue ama cowo es batu kaya lo"
"Oke. Taruhannya siapa yang kalah harus turutin semua perintah dan apa yang diminta yg menang. Gimana?"
"Oke siapa takut. Gue pasti menang"
"Kita liat aja nanti cantik" Ucap Ali berbisik ditelinga Prilly membuat Prilly tercengang terdiam tanpa kata.
Permainan pun dimulai. Selama permainan bola selalu dipegang oleh Ali, Prilly tidak mendapatkan kesempatan untuk memegang bola. Prilly berusaha merebut bola dari tangan Ali namun selalu gagal. Ali selalu berhasil melewati Prilly dan melemparkan bola masuk kedalam ring. Prilly tidak tinggal diam ia terus mengejar Ali.
Bugghhhh
"Aduhhh" pekik Prilly. Ali yang mendengar suara Prilly mengaduh segera berbalik dan menghampiri Prilly.
"Prill lo gapapa? Yang mana yang sakit? Koq bisa jatoh sih?" Tanya Ali bertubi-tubi.
Namun saat Ali dilanda khawatir Prilly hanya memperhatikan wajah Ali. Tatapan Prilly tertuju pada mata Ali. Prilly mendekatkan wajahnya hingga Ali memudurkan wajahnya tapi Prilly tak henti mendekatkan wajahnya ke wajah Ali. Ali yang posisinya berjongkok saat ini posisinya terduduk karena didesak terus oleh Prilly. Tangan Prilly mulai memegang tangan Ali. Ali berusaha menjauhi wajahnya dari Prilly.
"Yaph dapet" Prilly pun bangkit setelah merebut bola dari tangan Ali.
"Woy Prill curang lo" teriak Ali.
"Bodo amat wleee" Prilly memeletkan lidahnya dan segera berlari kembali.
Ali tidak berusaha untuk mengajar Prilly. Ali tetap pada posisinya bahkan ia menjulurkan kakinya dan tangannya diletakkan dibelakang badannya. Ali melihat Prilly yang begitu bersemangat membuatnya tersenyum-senyum sendiri. Mungkin kah Ali mulai nyaman dengan Prilly. Entahlah hanya Ali yang tau.
"Yeayyy masuk" pekik Prilly girang saat bola pertamanya berhasil masuk.
Prok prok prok
Tiba-tiba Ali sudah berada di belakang Prilly sambil bertepuk tangan.
"Iya sih masuk tapi sayangnya lo tetep kalah dari gue" Ali mengacak-acak rambut Prilly.
"Gausah manyun gitu. Harus terima kekalahan sportif dong" Ucap Ali saat melihat Prilly mengerucutkan bibirnya. Prilly hanya bisa mencibir dalam hatinya.
"Duhh kenapa tadi gue terima sih taruhannya. Lo belagu sih Prill udah tau ga bisa gaya-gayaan banget" Batin Prilly.
"Udah yuk balik gausah ngedumel mulu. Udah hampir sore nihh" Ali menarik tangan Prilly menuju pinggir lapangan untuk mengambil tasnya dan bergegas keluar menuju parkiran.
"Udahh kali tuh bibir manyunnya. Kaga pegel emang?" Ledek Ali.
"Ah lo mah nyebelin"
"Hehe yaudah yaudah sebelum pulang kita ke cafe makan ice cream. Mau?"
"Mauuuu" ucap Prilly memasang wajah seperti anak anjing. Ali yang melihatnya hanya terkekeh.
Ali mengambil jaketnya dan seperti biasa melingkarkannya dipinggang Prilly.
"Yaudah yuk" Prilly pun menaiki jok boncengan motor Ali. Ali pun melajukan motornya meninggalkan sekolah.
****
Dalam perjalanan yang cukup lama Ali dan Prilly telah sampai di cafe langganan Prilly makan ice cream. Mereka duduk di kursi bagian pojok yang dekat dengan jendela.
"Permisi mbak mas. Mau pesan apa?" Tanya seorang waiters.
"Kaya biasa aja mba tau kan?"
"Oh iya mba. Ice cream strawberry dengan topping buah strawberry. Dan masnya mau pesan apa?"
"Oh saya ice cream rasa coklat ya mba toppingnya choco chip dan stick roll coklat ya mba"
"Oke ice cream strawberry dengan buah strawberry dan ice cream coklat dengan choco chip dan stick roll coklat. Mohon ditunggu sebentar ya mas mba" setelah mencatat pesanannya waiters tersebut meninggalkan Prilly dan Ali.
Tak butuh waktu lama pesanan mereka akhirnya datang.
"Yeay dateng juga akhirnya" Prilly segera melahap ice creamnya. Ali yang melihatnya pun hanya menggelengkan kepala. Ali pun menyantap ice creamnya.
"Li lo suka ice cream juga?" Tanya Prilly.
"Ga juga"
"Oh" Prilly beralih kembali ke ice creamnya.
"Prill"
"Iya" Prilly menatap Ali.
"Sini deh bentar" Ali menyuruh Prilly memajukan wajahnya. Prilly mengangkat bahunya dan menuruti perintah Ali.
Ali membersihkan noda ice cream dibibir Prilly dengan jarinya. Prilly hanya terdiam mendapat perlakuan tersebut.
"Kaya anak kecil belepotan gitu makannya" ucap Ali setelah selesai membersihkan noda ice cream dibibir Prilly. Ali melumat habis noda ice cream yang ada dijarinya.
"Manis yah. Lebih manis lagi kalo makannya langsung dari situ" Prilly membelalakkan matanya mendengar ocehan Ali.
¤¤¤¤¤
Segini dulu ya guys :)
Salam kecup dari diriku :* {}@rara_stories
Jakarta, 2015