Last.

11.8K 485 29
                                    


Lima bulan kemudian di apartment Ali. Sungguh Prilly saat ini patut disandangkan sebagai ibu kedua Ali bagaimana tidak setiap hari ia selalu mengurusi Ali. Ali yang dahulu cuek berubah jadi pria manja yang penuh dengan rengekkan berbanding terbalik dengan sikap Prilly saat ini yang sedikit lebih dewasa walaupun cuma sedikit engga banyak.

"Ali aku bete kemana kek yuk." Rengek Prilly.

"Mau kemana sih?" Tanya Ali seraya menarik hidung Prilly.

"Ke mall deket-deket sini aja. Aku bete dari tadi disini mulu. Kamu gak bosen apa?" Tanya Prilly sembari mengerucutkan bibirnya.

"Yaudah yuk." Ajak Ali seraya menarik tangan Prilly.

"Kemana?"

"Tadi katanya mau keluar engga mau disini terus." Ucap Ali yang membuat Prilly terkekeh entah apa yang membuat kata-kata Ali itu terlihat lucu sehingga Prilly terkekeh.

"Yaudah. Tapi ada syaratnya." Ucap Prilly sembari mengerlingkan sebelah matanya.

"Apa?"

"Kamu gak boleh nolak apa pun yang aku minta." Ucap Prilly dengan puppy eyesnya.

"Iya dehh." Ucap Ali sembari menggandeng Prilly keluar dari apartmentnya.

Tak butuh waktu lama mereka telah sampai di sebuah mall Prilly pun berjalan mendahului Ali, Ali yang melihatnya hanya menggelengkan kepala.

"Aliiii." Pekik Prilly.

"Kenapa sih?" Tanya Ali dan segera menghampiri Prilly.

"Mau itu." Rengek Prilly menarik-narik lengan baju Ali sembari menunjuk sebuah boneka doraemon yang cukup besar.

"Yailah permintaannya ini doang? Kaya gini sih aku bisa." Ucap Ali dengan sangat bangganya.

"Belom tentu. Liat aja nanti." Ucap Prilly sembari menjulurkan lidahnya.

Ali pun masuk ke dalam toko yang menjual tersebut dan membayarnya. Tak butuh waktu lama boneka tersebut telah sampai di tangan Prilly membuat Prilly bersorak senang. Ali hanya menggelengkan kepala melihat tingkah gadisnya yang seperti anak kecil.

Prilly yang merasa bosan melihat sebuah tempat yang banyak sekali berbagai permainan segera menarik tangan Ali menuju tempat itu.

Hampir semua permainan dicoba Prilly hingga saat ini sampailah mereka dipermainan dimana kita harus menari bahasa gaulnya ngedance mengikuti gerakan yang ada dilayar. Ali sempat menolak bermain karena menurutnya permainan ini membuatnya malu membuatnya terlihat seperti anak kecil namun karena permintaan gadisnya yang apabila tidak dituruti akan merengek seperti anak kecil dengan terpaksa Ali mengikuti kemauan Prilly.

Saat mereka tengah menari banyak orang bekumpul mengelilingi mereka dan memperhatikan mereka berdua seraya bertepuk tangan. Ali yang merasa benar-benar malu sepertinya harus memasang tembok dimukanya agar ia tak harus melihat beberapa pasang mata yang memperhatikan mereka seperti itu.

"Yeaaayyy menang." Prilly bersorak kegirangan. Ali yang ada disampingnya hanya bisa menahan malu ini semua demi gadisnya.

Mereka pun menyudahi permainan dan berniat untuk berkeliling. Saat sedang asyik berkeliling mata Prilly tertuju pada sebuah area foto box. Ali yang masih merasa lelah dengan paksanya Prilly menarik tangan Ali untuk masuk dan sekedar berfoto ria bersama.

"Kita foto ya." Ucap Prilly.

"Ngapain sih kan bisa foto di hp sendiri." Ucap Ali.

"Yaudah kalo gak mau. Tadi katanya mau nurutin permintaan aku. Tapi apa? Pembohong." Ucap Prilly sembari memalingkan wajahnya dari Ali serta mengerucutkan bibirnya.

Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang