Tak membutuhkan waktu lama akhirnya bubur dimangkuk telah bersih tanpa tersisa sedikit pun. Diletakkannya mangkuk tersebut dan diambilkannya air hangat yang telah Prilly siapkan tadi agar di minum oleh Ali. Ali tak henti-hentinya menatap Prilly.Cup
Prilly membelalakkan matanya terkejut dengan apa yang ia rasakan. Tiba-tiba saja Ali mencium bibirnya saat Prilly telah selesai menaruh gelas tadi dan kembali mengalihkan perhatiannya kepada Ali.
1 detik.
2 detik.
3 detik.
4 detik.
5 detik.
Prilly masih membulatkan matanya masih terkejut dengan apa yang di lakukan Ali padanya. Selama lima detik Ali hanya menempelkan bibirnya di bibir Prilly namun lima detik selanjutnya Ali menarik tengkuk Prilly. Menariknya agar benar-benar tidak ada jarak di antara mereka. Terdengar dengan jelas nafas Prilly yang memburu saat Ali mulai memagut bibirnya perlahan. Dengan sangat lembut dan perlahan Ali memagut bibir Prilly melumatnya hingga tidak ada yang tersisa bagian bibir Prilly. Tak lama Prilly mulai terbiasa. Prilly pun memejamkan matanya merasakan tiap lumatan-lumatan yang dilakukan Ali tanpa ada niat bagi Prilly untuk membalasnya.
Sesekali Ali menghentikan aktivitasnya memberikan gadisnya ruang untuk bernafas. Ditatapnya gadis yang ada dihadapannya saat ini. Mata gadisnya begitu sendu dengan nafas gadisnya yang masih terengah-engah Ali melanjutkan aktivitasnya kembali.
Begitu lembut setiap lumatan-lumatan yang diberikan oleh Ali. Ali menggigit kecil bagian bibir bawah Prilly agar terbuka dan membuka akses untuk Ali memainkan dan melumat setiap inci rongga mulut Prilly. Prilly pun mulai membalas setiap lumatan-lumatan yang diberikan Ali. Prilly mulai bisa mengimbangi permainan Ali.
Kini kamar Ali hanya di dominasi dengan suara decapan aksi ciuman mereka berdua dengan suara nafas mereka berdua yang terengah-engah.
Ali melepaskan ciumannya pada Prilly beralih mencium kening Prilly dan memeluk Prilly. Terbesit sebuah kekecewaan di hati Prilly saat Ali mengehentikannya.
"Maafin aku Prill. Maafin aku yang baru inget sama kamu sekarang. Maafin aku yang pergi ninggalin kamu. Maafin aku yang menghilangkan ingatan aku tentang kamu. Semua karna kecelakaan beberapa tahun yang lalu. Maafin aku. Aku tau kamu ga bisa lagi nerima aku. Tapi aku mohon maafin aku." Ucap Ali dengan penuh penyesalan sembari mempererat dekapannya pada gadisnya. Prilly mendongakkan kepalanya menatap wajah Ali yang ternyata menitikan air mata. Ali menangis? Iya saat ini Ali sedang menangis.
Prilly melepaskan pelukan Ali. Di tangkupnya pipi Ali dengan kedua tangannya seraya menghapus air mata Ali.
"Iya aku maafin kamu. Aku ngerti keadaan kamu waktu itu. Aku juga bisa maksa kamu untuk inget sama aku. Aku biarin kamu untuk mengingat aku dengan sendirinya. And see sekarang kamu inget sama aku. Aku seneng kamu udah bisa inget sama aku. Udah inget siapa aku di hati kamu." Ucap Prilly tenang.
"Tapi aku udah jahat sama kamu. Membiarkan kamu menahan sakit setiap kali bertemu sama aku yang ga inget sama kamu." Ucap Ali.
"Gapapa aku ngerti kok. Engga. Kamu ga jahat cuma keadaannya aja yang emang udah ditakdirkan kaya gini. Jangan pernah salahin diri kamu semuanya emang udah sekenerio dari Tuhan kita cuma bisa menjalankannya sebaik mungkin. Awalnya emang aku benci liat kamu muncul lagi dihadapan aku tapi seiring berjalannya waktu aku gamau kamu pergi lagi dari hidup aku. Karena ngeliat kamu aja udah cukup walaupun dalam hati aku ingin sekali meluk kamu. Jangan pernah pergi lagi yahh?" Ucap Prilly mencoba memberikan pengertian pada Ali.