"Manis yah. Lebih manis lagi kalo makannya langsung dari situ" Prilly membelalakkan matanya mendengar ocehan Ali.
"Kenapa?" Tanya Ali.
"Gapapa" ucap Prilly tertunduk.
"Hayooo lo sih mikirnya udah kotor aja. Maksud gue dari wadahnya langsung hahaha" Ali tertawa lepas.
"Apaan sih engga sok tau" pipi Prilly seketika merah padam.
"Gausah bohong itu buktinya pipi lo kenapa merah gitu haha"
"Ah bodo amatlah" Prilly mengerucutkan bibirnya.
"Iya deh maaf bercanda kali"
"Hmmm"
"Yaudah kita pulang yuk udah sore banget nihh" Ali melirik jam tangannya.
"Iya iya" Prilly masih terlihat mengerucutkan bibirnya.
"Udah gausah manyun gitu ntar dicium orang baru tau rasa" ledek Ali dan segera berlari menuju parkiran cafe.
"Ih Aliiiiii" teriak Prilly saat Ali meninggalkannya.
***
Ali tengah berada dikamarnya sebelumnya ia telah mengantarkan Prilly kerumahnya.
Ali menatap langit-langit kamarnya. Sepertinya ada yang dipikirkan Ali.
"Ada perasaan aneh disini" Ali berbicara sendiri sambil memegang dadanya.
"Gue ketawa hari ini. Gue banyak senyum hari ini. Gue ngerasa nyaman deket Prilly. Tapi gue ga yakin kalau gue jatuh cinta sama dia. Entahlah biarin semuanya berjalan. Kalau emang gue cinta sama dia nanti juga gue bakalan ngerasa" Ali memejamkan matanya. Merasakan hembusan angin yang menusuk-nusuk kulitnya. Hingga akhinya ia terlelap.
***
"Li bete nihh ga ada guru main game ini yuk" Prilly menyodorkan ponselnya yang dilayarnya terlihat sebuah game.
"Oke yang kalah idungnya tarik ya?"
"Oke"
Permainan berlangsung Ali yang mengawali permainan di game tersebut Prilly menunggu gilirannya.
Lima menit berlalu namun Prilly tak kunjung mendapat giliran.
"Yessss menang. Sini idungnya mana" dengan malas Prilly menoleh kearah Ali dan dengan kencang Ali menarik hidung Prilly hingga memerah.
"Aliiii sakit ihhh"
"Hehe iya iya sorry"
"Ahh males lah maen sama lo diembat semuanya ama lo gue ga dapet giliran" Prilly mengerucutkan bibirnya.
"Salah sendiri ngajakin gue. Yaudah gausah manyun gitu bibirnya ntar gue cium lohh"
"Ali apaan sihh lo" Prilly tersipu malu dan salah tingkah.
"Apanya yang apaan? Gausah salah tingkah gitu"
"Apaan sihh udah ahh" Prilly membuang mukanya kasar.
"Hahahaha yaudah sorry" Ali terbahak-bahak.
"Makasih Prill. Makasih udah buat gue perlahan-lahan kembali menjadi diri gue yang dulu. Makasih udah jadi alasan yang selalu buat gue tertawa dan tersenyum" batin Ali.
*****
Semakin hari semakin terlihat kedekatan Prilly dan Ali. Mereka selalu berdua kemana pun hingga semua mata menatap iri kepada Prilly bisa sedekat itu dengan Ali.Saat ini Ali dan Prilly sedang berjalan menyusuri koridor sekolah menuju parkiran sekolah karena saat ini sudah jam pulang sekolah.
Cukup lama diperjalanan kini Ali berhenti didepan rumahnya.
"Kok kerumah lo Li?"
"Mama katanya kangen sama lo. Pengen ngobrol lagi sama lo"
"Ohh gituu"
"Yaudah turunlahh" ucap Ali ketus.
"Iya iya kumat lagi deh ketusnya. Entar baik entar judes entar baik lagi ihhh maunya apa kali" Prilly mulai mencibir membuat Ali terkekeh.
Tookkk tookkkk tookkk
"Assalamualaikum" ucap Ali.
Ceklekk
"Wa'alaikumsallam. Eh my boy udah pulang. Ehh ada Prilly juga. Sini sayang mama kangen sama kamu" Mama resi menarik tangan Prilly masuk kedalam rumah meninggalkan Ali didepan pintu. Ali hanya menggeleng melihat kelakuan Mamanya.
¤¤¤¤¤¤
Wkwkwk udah lama ngenextnya dikit pula ceritanya yg dinext :D
Lagi galau bngt soalnya beberapa hari ini sorry ya guys :D
Selamat Tahun Baru semuanya :)
Terimakasih yang sudah mau baca cerita gue ini semoga ga bosen yahhh hehe :D
Salam manis dari diriku yang manis :D
Kecup atu atu dari kejauhan :* {}@rara_stories
Jakarta, 2016.