Part 10

8.9K 558 1
                                    

Hujan pun berhenti dan Ali memberhentikan motornya didepan sebuah rumah yang cukup terbilang besar dengan halaman yang cukup luas.

Prilly tersadar kalau motor Ali telah berhenti. Prilly mengeryitkan dahinya bingung dengan keberadaannya sekarang ini.

"Lohh ini kan bukan rumah gue? Kita dimana Li? Ini rumah siapa?" tanya Prilly.

"Bawel ini rumah gue. Karna rumah gue lebih deket jadi gue bawa lo ke rumah gue dulu. Udah turun cepetan kita masuk" ucap Ali yang lagi lagi sifat ketusnya muncul lagi.

Prilly hanya mengangguk segera turun dari motor Ali dan berjalan mengikuti Ali dari belakang sambil melihat sekelilingnya.

"Gila ini rumah lo Li? Bagus banget semuanya terawat banget apalagi tanamannya" ucap Prilly antusias.

"hmmm" gumam Ali.

Mereka telah sampai didepan pintu dan Ali membukanya.

Ceklek.

"Assalammualaikum" ucap Ali mengucapkan salam.

"Wa'alaikumsallam. Eh my boy udah pulang" ucap seorang ibu paruh baya sepertinya ibunya Ali. Ali pun mencium punggung tangan mamanya.

"Lohh ini siapa Li? Koq ga dikenalin sama mama?" tanya mama Ali saat melihat Prilly. Prilly hanya tersenyum dan mencium punggung tangan mamanya Ali.

"Oh ini temen mahh, Prilly namanya tadi ketemu dijalan dia basah kuyup yaudah Ali ajak kerumah dulu" Ali memperkenalkan Prilly kepada mamanya.

"Ohh yaudah. Ayo nak Prilly kita duduk dulu kita ngobrol" ucap mamanya Ali.

"Iya tante makasih" Prilly mengangguk dan segera duduk.

"Eh kamu jangan disitu Prilly sini duduk disebelah tante" ucap mamanya Ali sambil menepuk nepuk sofa disebelahnya. Ali yang melihatnya hanya menggelengkan kepala. Prilly pun menuruti perintah dan duduk disebelah mamanya Ali.

"Nama kamu siapa tadi?" tanya mamanya Ali.

"Prilly tante tapi biasa dipanggil ii" ucap Prilly sopan.

"Ohh perkenalkan saya Resi mamanya Ali. Kamu jangan canggung gitu dong gak enak jadinya ngobrolnya" ucap Mama Resi.

"Hehe iya tante" ucap Prilly sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Ali kamu ambilin handuk untuk Prilly sama suruh si bibi bikinin teh hangat" suruh Mama Resi.

"Iya mahh" ucap Ali malas.

"Jangan ngomong macem macem mahh" bisik Ali kepada Mamanya dan segera pergi. Mama Resi hanya terkekeh.

"Oh iya Prilly kamu temennya Ali atau pacarnya Ali?" tanya Mama Ali mengintrogasi Prilly.

"Temen koq tante. Aku temen sekelasnya Ali" jawab Prilly.

"Masa sihh cuma temen?" tanya Mama Resi lagi.

"Iya tante. Emangnya kenapa ya?" Prilly malah balik bertanya.

"Kamu itu cewe kedua yang Ali bawa kerumah ini. Makanya tante bingung aja" jelas Mama Resi.

"Kedua? Yang pertama siapa tante?" tanya Prilly.

"Yang pertama itu namanya Felicia. Pacarnya Ali" jelas Mama Resi.

"Terus pacarnya Ali mana tante?" tanya Prilly. Saat pertanyaan itu yang terlontar dari mulut Prilly seketika Mama Resi terdiam.

"Tante kenapa? Maaf tante kalau pertanyaan Prilly tadi salah. Maaf ya tante Prilly ga bermaksud apa apa" ucap Prilly minta maaf.

"Engga koq sayang. Pacarnya Ali itu udah meninggal karna penyakit yang dideritanya. Itu yang jadi penyebab Ali sekarang jadi cowo yang cuek, ketus sama cewe karna Ali belum bisa menerima kepergian Cia. Dan itu sebabnya tante pindah rumah dan memindahkan Ali sekolah juga karna mungkin tante pikir Ali bakalan kaya dulu lagi jadi cowo yang ramah, manis, romantis dan periang tapi hasilnya sama aja. Makanya tante seneng banget pas Ali ngenalin kamu ketante tante pikir kamu pacarnya Ali dan Ali udah mulai bisa membuka hatinya ternyata belom" jelas Mama Resi panjang lebar.

"Ohh jadi itu penyebabnya Ali kaya gitu. Pantesan setiap aku ngomong kedia jawabnya irit banget tante. Sekarang aku ngerti tante kenapa Ali kaya gitu" ucap Prilly tersenyum.

"Maafin sikap Ali ya sayang" ucap Mama Resi.

"Gapapa koq tante aku maklumin" tiba tiba muncul Ali membawa handuk dan secangkir teh hangat dan memberikan kepada Prilly.

"Apanya yang gapapa? Maklumin apa ya?" tanya Ali kepada dua wanita dihadapannya karena sebelumnya sempat mendengar akhir pembicaraan mereka.

"Engga bukan apa apa. Ya kan Prill?" ucap Mama Resi yang dibalas dengan anggukan Prilly.

Ali menatap curiga mamanya karena ia kenal betul dengan sifat mamanya.

"Oh ya Li ajak Prilly ke kamar kamu gihh buat mandi terus kamu ambilin baju kakak kamu di kamarnya yang cocok dipakai Prilly. Oke my boy?" tegas Mama Resi.

"Iya mama ku sayang" ucap Ali dan segera ke lantai atas menuju kamarnya.

"Yaudah kamu ikutin Ali gihh Prill" ucap Mama Resi.

"Iya tante" ucap Prilly tersenyum.

Dengan perlahan Prilly mengikuti Ali dari belakang sambil menunduk hingga tak sadar Ali berhenti dan menbalikkan tubuhnya sehingga Prilly menabrak Ali. Prilly sontak dibuat kaget.

"Hati hati makanya. Oh ya lo duluan aja kekamar gue, gue mau ambilin lo baju dulu. Kamar gue yang itu tuh" ucap Ali sambil menunjukkan kamarmya.

Ali pun masuk kedalam kamar kakaknya dan Prilly segera menuju kamar Ali namun tidak masuk hanya diam di depan pintu.

Setelah mengambil baju Ali menuju kamarnya dan mendapati Prilly yang tengah berdiri di depan pintu kamarnya.

"Lo ngapain disini? Kenapa ga masuk?" tanya Ali.

"Gue ga berani masuk kamar orang sebelum orang itu mempersilahkan gue masuk"

"Arghhh oke oke sekarang lo boleh masuk" Ali membuka pintu kamarnya dan masuk ke dalan kamarnya diikuti Prilly.

Eits walaupun mereka dikamar berdua tapi pintunya dibuka lebar koq ga ditutup jadi jangan mikir yang macem macem :D

Prilly tercengang melihat keadaan kamar Ali yang cukup luas dan begitu rapi berbeda dengan laki laki biasanya dengan bercat putih abu abu dengan memiliki ruangan lain di kamarnya sepertinya studio musik karena kamar Ali dengan ruangan tersebut hanya dipisahkan oleh dinding kaca sehingga terlihat dengan jelas kedaan diruang tersebut.

"Lo mandi gihh buruan ntar masuk angin" perintah Ali.

"Oh ya kamar mandinya yang itu. Dan ini bajunya" Ali menunjuk letak kamar mandinya dan memberikan baju kepada Prilly. Prilly pun bergegas untuk mandi.

Tak cukup waktu lama Prilly telah keluar dari kamar mandi dengan mengenakan kaos berlengan panjang warna pink yang sepertinya terlihat kebesaran untuk Prilly dan celana pendek dengan potongan selutut warna putih.

¤¤¤¤¤

Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang