Part 30

7.9K 490 27
                                    

2 Tahun Kemudian.

Dua tahun berlalu kini Prilly sudah menjabat sebagai seorang sarjana. Begitu cepat kini ia tengah berkerja disebuah perusahaan yang bergerak dibidang Interior rumah. Perusahaan tempat Prilly bekerja merupakan perusahaan Interior yang cukup ternama diantara perusahaan jajarannya. Dan begitu mencengangkan lagi posisi Prilly diperusahaan tersebut bekerja sebagai sekretaris direktur. Prilly bekerja sebagai sekretaris direktur disana karena kebetulan saat Prilly melamar pekerjaan posisi tersebut sedang kosong dan dengan kemampuan yang dimilikinya Prilly dengan mudah diterima diperusahaan tersebut.

Tok tok tok.

"Ya silahkan masuk." Ucap seseorang dari dalam.

"Permisi, Pak." Ucap Prilly.

"Ohh kamu Prill. Ada apa?" Tanya seseorang yang tengah duduk dibangku kebesaran sepertinya orang tersebut direktur perusahaan dimana Prilly bekerja.

"Maaf Pak. Ada berkas yang harus bapak tanda tanganin." Prilly menyerahkan berkas tersebut.

"Ohh terima kasih ya nak Prilly."

"Sama-sama, Pak. Kalau gitu saya permisi dulu. Selamat siang." Ucap Prilly sopan dan meninggalkan ruangan tersebut.

***

"Ali lusa kita akan ke Bandung. Kamu persiapkan semuanya yahh." Ucap Mama Resi.

"Kenapa ke Bandung ma?"

"Ya memang harus. Kita semua akan pindah ke Bandung termasuk Oma Opa dan Kakak kamu."

"Kok gitu mahh?"

"Iyalah emang gitu. Oh iya. Kamu juga nanti akan menggantikan posisi Papa kamu di perusahaan yang di Jakarta. Kasian Papa dia sudah tua dan perlu ada yang menggantikan posisinya."

"Kenapa ga Kaia aja?"

"Kamu itu laki-laki sayang dan kamu yang akan menghandle kelangsungan hidup perusahaan dan keluarga kita. Lagi pula kakak kamu kan sebentar lagi mau menikah jadi ga mungkin dong."

"Huhhh. Oke. Baiklah."

"Terima kasiah my boy. Lusa ya jangan lupa."

"Iya Mamaku sayang."

Ingatan Ali saat ini sudah perlahan kembali namun ingatannya pada gadis dalam mimpinya belum benar-benar ia ingat bahkan sulit untuk Ali mengingatnya. Setiap kali mencoba mengingat sesuatu tentang gadis tersebut kepalanya terasa begitu sakit.

***

Kini Ali telah tiba dibandara Soekarno-Hatta dengan perasaan yang campur aduk Ali keluar dari bandara bersama keluarganya dengan membawa barang-barangnya.

Ali, Mama Resi, Kaia, Opa dan Oma kini mereka sudah berada di dalam mobil jemputan yang disediakan Papa Wira. Mereka melanjutkan perjalanan untuk menuju Bandung selama kurang lebih 4 jam. Selama diperjalanan Ali hanya memandangi pemandangan dari luar melalui kaca mobil. Entah pikirannya melayang kemana saat ini.

Kini mereka sudah memasuki kawasan daerah Bandung.

"Pakkk stop, Pakk. Stoooppp." Teriak Ali.

Ciiiiitttttt.

"Ali kamu kenapa sih? Kasian tuh pak Maman jadi ngerem mendadak kan." Ucap Mama Resi.

"Mah aku turun sini ya. Nanti aku nyusul ke rumahnya."

"Tapi kan kaa...."

Clekkkk. Bugghhhhh.

"Aliiiii." Pekik Mama yang belum selesai bicara tapi Ali telah keluar dari dalam mobil.

Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang