Teett teeett.
Pemilik mobil membunyikan klakson mobilnya dan membuka kaca mobil.
"Prill" pekik si pemilik mobil.
"Itte"
"Iya gue Itte. Gc masuk" Prilly pun berlari kecil dan masuk kedalam mobil Itte dan mobil itu pun melaju pergi meninggalkan halte.
"Lo kenapa Pril? Lo nangis? Aduhh malu-maluin banget sihh sahabat gue yang satu ini nangis di halte" ucap Itte seraya menepuk dahinya.
"Itte" pekik Prilly.
"Ali Te." Ucap Prilly lirih.
"Kenapa dia?"
"Ali Te. Hiks." Prilly mulai terisak kembali.
"Iya Ali kenapa? Lo ngomong sama gue jangan nangis gitu gue bingung." Bukannya menjelaskan Prilly malah makin terisak.
"Yaudah yaudah kita kerumah gue. Lo kasih tau bunda lo kalo lo nginep dirumah gue malem ini. Ga mungkin kan lo pulang dalam keadaan kaya gini apa kata bunda nanti." Prilly hanya menganggukan kepala dan merogoh tasnya mengambil ponselnya.
"Udah buruan telpon. Nanti bunda khawatir." Ucap Itte geram dengan tingkah Prilly yang malah memutar-mutar ponselnya.
"Arghhhh" Itte pun merampas ponsel Prilly dan segera menghubungi Bunda Uli. Tak lama panggilan dari Itte pun diangkat.
"Assalamualaikum" ucap Itte.
"......"
"Ini Itte Bun. Bunda Itte minta izin ama Bunda kalo ii malem ini nginep dirumah Itte soalnya dirumah Itte sendirian Bun. Gapapa kan Bun?" Jelas Itte panjang lebar.
"....."
"Oke makasih Bunda sayang"
"....."
"Yaudah. Assalamualaikum Bunda." Itte pun mematikan panggilan diponsel dan menyerahkannya kepada si pemiliknya.
***
Malam ini Prilly menginap dirumah Itte untuk menghindari kekhawatiran Bundanya yang selalu berlebihan. Itte pun keluar dari kamar mandi yang sebelumnya Prilly telah mandi duluan.
"Prill." Pekik Itte.
"Lo kenapa? Terus si Ali kenapa? Cerita sama gue." Tanya Itte.
Tess.
Tak terasa air mata Prilly kembali mengalir saat Itte membahas nama Ali.
"Hiks hiks" Prilly makin terisak. Itte yang melihatnya merasa iba dihampirinya sahabatnya itu dan dipeluknya hingga sahabatnya merasa tenang.
"Yaudah lo nangis aja sepuas lo mau. Apapun yang lo rasain lo luapin aja kalo lo pengen nangis jangan dipendem. Disini gue sebagai sahabat lu bakalan selalu kasih lo semangat, pelukan bahkan gue akan ngapus air mata kesedihan lo jadi air mata kebahagiaan. Apa yang lo rasain gue pasti ngerasain juga because you are my bestie Prill." Ucap Itte yang ikut mengangis merasakan kesedihan sahabatnya.
Tak lama isakan Prilly berubah menjadi isakan-isakan kecil Itte pun melepaskan pelukannya di pegangnya kedua bahu sahabatnya dengan kedua tangannya dan ia tatap mata Prilly yang begitu sayu.
"Udah tenangan kan? Sekarang udah bisa cerita ke gue supaya gue ga bingung." Tanya Itte seraya tersenyum.
"Hueeehhh." Prilly menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan kasar.
"Oke sekarang kenapa lo nangis?"
"Ali pergi Te ga kasih tau gue."
"Maksud lo pergi gimana?."