"Jadi saya mohon jangan jelek-jelekkan gadis saya di depan maupun di belakang saya kalau tidak ingin kalian saya pecat. Oke terima kasih kalian bisa bubar." Ucap Ali dan mereka pun pada berhambur menuju tempat mereka masing-masing. Ali pun menghampiri Prilly kemudian merangkulnya dan berjalan beriringan menuju ruangan mereka."Ali kamu apa-apaan sih ngomongnya kaya gitu?" Tanya Prilly. Jujur saja Prilly sangat senang Ali membelanya namun dalam keadaan seperti ini ia juga tidak ingin Ali mengancam karyawannya.
"Biarin aja sih. Abisan aku jengah kalo harus ngedenger mereka mengoceh tentang kamu yang engga-engga." Ucap Ali santai.
"Tapi kannn..."
"Husstt engga ada kata tapi-tapian. Intinya sekarang kamu punya aku. Aku engga mau kamu disakitin sama orang lain." Ucap Ali memotong pembicaraan Prilly saat mereka sudah berada di ruangan Prilly.
"Tadi apa kamu bilang?" Tanya Prilly sembari mengerenyitkan dahinya.
"Yang mana?" Tanya Ali bingung.
"Yang terakhir." Ucap Prilly.
"Oh yang aku engga mau kamu disakitin sama orang lain?"
"Bukan." Prilly mengibas-ngibaskan tangannya.
"Ehmmmm. Yang aku bilang kamu sekarang punya aku?" Tanya Ali.
"Ah! Iya itu."
"Loh kenapa?"
"Iyalah. Emang aku punyanya kamu. Ngarep banget kamu." Ucap Prilly sembari memeletkan lidahnya.
"Oh jadi gitu?"
"Iya dong. Bertahun-tahun kamu lupain aku dan aku nunggu kamu terus dengan mudahnya kamu bilang kaya gitu? Sorry ya aku engga semudah itu." Prilly bergegas menuju mejanya dan berpura-pura mencari dokumen untuk mengalihkan pandangannya dari Ali.
"Oh yaudah." Ucap Ali dan berlalu menuju ruangannya.
♥♥♥
"Aliiiii." Pekik Prilly.
"Lohh kamu ngapain kesini?" Tanya Ali yang masih merasa kesal dengan ucapan Prilly beberapa hari lalu dan kini hari sudah berganti menjadi hari sabtu.
"Ohh jadi aku engga boleh kesini? Yaudah aku pulang." Ucap Prilly sembari membalikkan badannya berjalan menuju pintu keluar.
Greepp. Bugghhhh.
"Jangan. Kamu disini aja temenin aku." Ucap Ali sembari memeluk Prilly dalam dekapannya.
"Hmmm." Gumam Prilly sembari mengerucutkan bibirnya.
"Jangan gitu dong bibirnya. Aku jadi ga tahan liatnya." Ucap Ali seraya menunjukkan senyum jahilnya membuat Prilly melepaskan pelukan Ali dan mundur satu langkah.
"Kamu kenapa?" Ucap Ali yang maju selangkah membuat Prilly mundur selangkah begitu seterusnya hingga Prilly tak bisa lagi mundur karena ada dinding yang menghalangi.
Ali semakin mendekat hingga mendekatkan wajahnya pada wajah Prilly. Semakin dekat membuat Prilly takut hingga memejamkan matanya dan menahan nafasnya.
Ali terkekeh melihat tingkah gadisnya yang seperti itu. Telunjuk Ali terarah pada dahi Prilly dan mendorong pelan dahi Prilly dengan telunjuknya.
"Pasti pikirannya udah kemana-mana tuh." Goda Ali seraya berlalu menuju ruang tengah meninggalkan Prilly.
"Aliiiiii." Pekik Prilly yang hanya dibalas oleh Ali dengan tawanya.
Prilly menghampiri Ali yang tengah duduk di sofa sambil menonton tv. Prilly menoleh pada Ali lalu kemudian memukul-mukul pelan lengan Ali.
"Nyebelin. Nyebelinnnn." Pekik Prilly. Namun Ali malah menarik tangan Prilly hingga Prilly jatuh dalam dekapannya.