H

33.1K 3.6K 421
                                    

HAPPY HAPPY READING SUGAR

Sometimes, when I'm listening a song, I think : 'Hey, maybe I should put same fucking gay lyrics over that and claim it as my own.' And I do. Also, I'm a faggot.
(Flo Rida)

Tritan dan Nath sedang menikmati makanan mereka di kantin bersama, mereka bahkan tertawa bersama. Tidak hanya itu, Ben dan Zen juga ikut bergabung tentunya. Wajah mereka cemberut hanya karena di-bully terus menerus oleh Tritan.

"Lo jahat Tritan. Masa yang lo traktir cuma si Nath, kita lo suruh bayar sendiri gitu? Padahal lo sendiri tadi yang bilang kalo lo mau traktir kita!" Zen mulai ngomel lagi. Alis Ben yang tebal menyatu sempurna saking gedeknya dia ke Tritan. Bahkan dia ngomel-ngomel sambil garuk-garuk rambut putih gadingnya itu, ia bingung.

"Iya! Lo jahat banget emang Tritan. Lo yang manggil, tapi lo juga yang berubah pikiran. It's ok, kalau lo bilangnya sebelum makanannya datang. Lah ini?! Makanannya sudah habis juga, kenapa lo baru bilang?" Kalau yang ini Ben. Rambut hitam arang Ben bahkan sudah tidak berbentuk lagi saat ini. Ternyata hari ini si kembar tidak membawa uang sepeserpun ke sekolah, mereka bangun terlambat dan lupa meminta uang ke ibu mereka.

"Loh wajar dong kalau gue traktir Nath, dia kan pacar gue. Terus kalian? Mau jadi pacar gue dulu terus nanti gue traktir?" Tanya Tritan bercanda, jelas bercanda, Tritan berbicara dengan nada geli dan ia juga menahan tawanya.

"NAJIS! MENDING KAMI CUCI PIRING DARIPADA HARUS JADI PACAR LO, SIALAN! KAMPRET!" Mereka benar-benar saudara kembar, kalimat sepanjang itu saja mereka bisa sebut bersamaan apalagi yang hanya sapaan ringan? Kalau bukan karena diiming-imingi Tritan makan gratis tadi, mungkin perut si kembar sudah berteriak sambil menyanyikan musik hardcore saat ini. Tapi mereka sadar dan menyesal karena termakan rayuan busuk Tritan, mereka lupa kalau Tritan itu jail dan jahat.

"Gue nggak mau tau! Lo sendiri tadi yang bilang mau traktir kita!" Ben menunjuk-nunjuk wajah tampan Tritan yang kini menatap mereka penuh geli.

"Kapan? Gue nggak ingat tuh! Kalian punya rekamannya? Kalau punya baru gue percaya." Tangan Tritan bergerak merangkul bahu Nath sambil menyuapkan sesendok pasta ke mulut Nath. Saking romantisnya, pasangan baru itu hanya ditatap penuh dengan celaan dan kebencian dari si kembar yang masih memikirkan bagaimana cara mereka membayar makanan yang mereka pesan itu.

"Hai baby." Kemudian Beatrice datang dan memeluk leher Tritan, menempelkan dadanya yang susah payah ia besarkan di tempat gym itu ke punggung lebar Tritan, tapi dadanya benar-benar besar untuk ukuran anak 18 tahun. Nath berani bertaruh untuk hal itu, agak ngeri memang. Tentu saja rangkulan tangan Tritan langsung terlepas begitu saja.

"Mau lo apa?" Tritan berusaha menyingkirkan tangan Beatrice dari bahunya. Biarpun baru berjalan 2 hari, Tritan tetap akan masih menjaga perasaan Nath dan hubungannya dengan Nath. Meskipun ini hanya tantangannya saja, tapi ingat kan jika Tritan tidak pernah menganggap remeh setiap tantangan yang diberikan kepadanya?

"Kamu kok gitu? Aku rindu kamu, aku rindu kamu yang berada didalamku. Aku-"

"Shit! What actually do you want, slut?" Tritan berteriak sambil menggebrak meja dan menatap garang Beatrice. Ia tidak perduli jika ia baru saja memotong ucapan Beatrice tadi yang notabene mantannya itu.

"Kamu kenapa sayang? Kamu kok marah? Baru aku tinggal sehari saja kamu sudah marah?" Beatrice berjalan kearah kursi Nath, dan menendang kaki Nath dengan wedges-nya. Meskipun tidak keras tapi itu membuat emosi Tritan naik seketika. "Heh! Lo minggir culun! Ngapain juga lo ada disini." Beatrice menyuruh Nath pindah dari kursinya, karena memang kursi yang diduduki Nath itu berada di samping Tritan.

DizzephyrTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang