HAPPY READING
He said "One day you'll leave this world behind,
so live a life you will remember."
My father told me when I was just a child,
these are the nights that never die
My father told me
(Avicii - The Nights)"Kamu kenapa liatin jam terus dari tadi?" tanya Tritan ke Nath yang saat ini memunggunginya sambil melihat ke arah jam weker yang ada di atas meja nakasnya. Sementara Tritan hanya memeluk Nath dari belakang, mereka bahkan belum mengenakan sehelai pakaian pun. Malam ini akan menjadi sejarah betapa mereka saling menikmati satu sama lain. Tritan mencium aroma tubuh Nath yang bercampur dengan keringat Nath, masih sangat wangi dan menggoda.
"5... 4... 3..." Tritan hanya mengerutkan alisnya mendengar Nath berhitung mundur dengan suara bergetar. Ia tidak mengerti kenapa Nath malah menghitung mundur dan tidak menjawab pertanyaannya. "... 2... 1."
"Ada apa Nath? Kenapa kamu menghit-"
"Hubungan kita berakhir." Kalimat Tritan harus terpotong ketika ia mendengar suara Nath yang semakin bergetar, punggungnya yang putih mulus juga ikut bergetar. Nath menangis.
"Apa maksudmu?" Tritan bangun dan menarik Nath agar menghadap karahnya. Dan benar saja, wajah Nath sudah memerah karena menangis. Tritan tidak menyukai apa yang ia lihat saat ini, sangat. Ia bisa melihat Nath-nya yang benar-benar hancur dan sakit hati dengan isakan yang memilukan. Nath berusaha keras menahan airmatanya, tapi tetap saja ia gagal. Nath sudah tidak bisa menahannya lagi, ia menangis. Hubungannya kini telah berakhir, ia dan Tritan sudah bukan apa-apa lagi.
"Hari ini... hiks... tidak... maksudku kemarin adalah hari terakhir untuk hubungan kita. Kemarin sudah sebulan kita bersama, sesuai keinginanmu seharusnya kita berakhir saat ini." Nath hanya menutup matanya yang terus mengeluarkan air mata dengan punggung tangan kanannya. Nath ingin sekali meraung, tapi ia tidak mau terlihat lemah di mata Tritan. Biar bagaimana pun, Tritan harus menganggap Nath baik-baik saja.
"Benarkah? Aku tidak... tahu." Banyak hal yang Tritan tidak ketahui tentang Nath, bahkan sampai hal yang paling umum pun Tritan tidak tahu. Jangankan waktu hubungan mereka, makanan kesukaan Nath saja Tritan tidak tahu. Tritan baru sadar akan hal itu, sebelumnya ia tidak pernah memikirkan itu sama sekali.
"Hiks... tidak apa-apa. Sepertinya sekarang kita hanya berteman, senang bisa menjadi pacarmu selama sebulan. Ahh tidak... salah, gue senang pernah jadi pacar lo selama sebulan. Sekarang lo maukan jadi teman gue?" Bahkan Nath sudah menyiapkan dirinya untuk berbicara informal lagi dengan Tritan. Nath butuh waktu beberapa hari untuk melatih dirinya agar bisa berbicara seperti itu. Betapa Tritan telah membuat Nath begitu bodoh dan tak berdaya.
"Nath...," Saat ini Nath tersenyum sangat manis, menampilkan seluruh giginya yang rapi. Tapi Tritan tahu kalau Nath sedang tidak bahagia, meskipun tersenyum tapi ia juga menangis. Mata biru itu terus saja mengeluarkan air matanya dan ekspresi Nath membuktikan jika ia sedang terluka. Tritan merasa bersalah, ia tidak mau seperti ini. Tapi Tritan juga tidak tahu apa yang harus ia lakukan selanjutnya, ia bingung.
"Ya... kita berteman."
Tapi sekali lagi, tidak ada yang bisa Tritan lakukan. Mereka memutuskan untuk kembali tidur, Nath kembali dengan posisinya yang membelakangi Tritan. Sementara Tritan hanya memandangi punggung itu iba. Nath masih menangis tapi tangisannya sudah tidak sekeras tadi. Bahu yang penuh kissmark itu masih bergetar pelan, meninggalkan isak yang cukup pilu.
Tritan mendekatkan tubuhnya ke Nath dan memeluk tubuh itu erat dari belakang. Tentu saja yang ia lakukan itu membuat Nath kaget dan berbalik menatap Tritan kaget dengan mata sembab.
"Biarkan seperti ini dulu, aku mohon." Tritan masih belum bisa menggunakan kata lo-gue ke Nath. Ia sudah terbiasa dengan aku-kamu, bahkan Tritan tidak pernah memiliki niatan apapun untuk mengubah kata gantinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dizzephyr
Teen FictionZephyr Series [Trilogy] #1 Tritan Howard, pemuda tampan dan terkenal sebagai bad boy di sekolahnya. Tritan adalah tipe orang yang akan memacari siapapun berdasarkan dari sebuah tantangan. He loves challanges by the way. Nathaniel Drew, seorang pria...