HAPPY READING BABIES *guealay?biarin:p*
Standing in a crowded room and I can't see your face
Put your arms around me, tell me everything's OK
In my mind, I'm running round a cold an empty space
Just put your arms around me, tell me everything's OK
(Jess Glynne - Hold My Hand)"Kenapa harus beli lensa kontak juga? Aku kan bukan wanita, Tritaaan." Setelah keluar dari optik, Nath terus-terusan mengomel karena Tritan tidak hanya membelikannya sebuah kacamata tapi dia juga membelikannya sepasang lensa kontak.
"Tidak apa-apa, itu hanya lensa bening. Tidak akan menutupi warna matamu yang indah." Mereka sedang berjalan ke area parkir yang cukup jauh dari tempat mereka memeriksakan mata Nath.
"Tapi kacamata ditambah lensa kontak itu mahal, Tan. Bagaimana caranya aku bisa mengganti uangmu dengan cepat kalau seperti itu." Nath cemberut di tengah jalan koridor menuju ke area parkir. Mereka sebenarnya bukan ke optik tapi mereka ke dokter spesialis mata yang Nath yakini bahkan dengan tabungannya selama setahun tidak akan dapat mengganti uang Tritan.
Tritan mengecup ringan bibir Nath, ia tidak perduli tentang beberapa pasang mata yang menatap liar kearahnya dan Nath. Tentu saja hal itu sukses membuat orang-orang yang ada disekitarnya kaget dan syok. Tidak terkecuali Nath.
"Jika kamu cemberut lagi, aku tidak akan segan-segan menciummu di hadapan banyak orang. Lagipula kamu kan pacarku, tidak masalah bagiku mengeluarkan uang untuk pacar sendiri." Tritan merangkul Nath sambil melanjutkan perjalan mereka.
"Tapi tadi itu benar-benar mahal loh. Seharusnya frame-nya itu yang biasa saja, jangan yang karet."
"Sudah kubilang tidak apa-apa, sayang." Kata sayang yang dilontarkan Tritan membuat wajah Nath memerah seketika. "Kamu kalau ke sekolah harus pakai kacamata. But, if we're in a date, you must wear that contact lens. Got it?"
"Aye, aye captain!" Nath melepaskan rangkulan Tritan dan memberikannya pose hormat dengan semangat. Sontak itu mengundang tawa mereka berdua, bahkan Tritan tidak segan-segan memeluk Nath di depan umum. Dan hebatnya, Nath membalas pelukan Tritan.
Tanpa mereka sadari, mereka terlalu tenggelam dalam perasaan yang awalnya mereka sebut tantangan itu. Mereka sadar, tapi mereka tidak mau mengakui dan tidak mau menyadari. Selama mereka nyaman, mereka akan tetap menjalaninya.
"Aku lapar." Di dalam mobil Nath mengaku jika perutnya lapar dan mulai bergemuruh. Maklum saja, karena ini sudah memasuki jam makan siang.
"Kamu mau makan apa?" Dengan sabar, Tritan memelankan laju mobilnya.
"Hmm, fried chicken?"
"Ok, kita ke McD sekarang." Tritan melajukan mobilnya ke Mc Donald, tidak pernah sebelumnya ia makan bersama dengan mantan-mantannya. Jika mantan-mantannya lapar, ia hanya akan mengantarkannya pulang atau mengantarkannya ke tempat makan dan meninggalkannya sendirian. Kalian pikir, dia tidak capek apa disuruh putar-putar buat menemani mereka berbelanja? Dan hal itu membuat Tritan muak.
Setibanya di Mc Donald, Nath duduk dan Tritan pergi membelikan Nath dan dirinya makanan. Tapi hal itu justru disesali Tritan, gadis yang melayaninya benar-benar annoying dan sangat genit. Dia bahkan menuliskan nomor teleponnya dan menyelipkannya di pesanan Tritan. Tapi dengan sadisnya, Tritan mengambil tulisan nomor itu, memperlihatkannya ke gadis itu dengan seringaian liciknya, kemudian meremas kertas itu dan langsung membuangnya ke tong sampah. Jelas saja gadis itu kaget dan tampak sangat tersinggung dan malu terhadap perlakuan Tritan. Pasalnya pada hari ini, Mc Donald cukup ramai dikunjungi orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dizzephyr
Teen FictionZephyr Series [Trilogy] #1 Tritan Howard, pemuda tampan dan terkenal sebagai bad boy di sekolahnya. Tritan adalah tipe orang yang akan memacari siapapun berdasarkan dari sebuah tantangan. He loves challanges by the way. Nathaniel Drew, seorang pria...