J

31.1K 3.2K 145
                                    

HAPPY READING CITIZEN

Clap your hands, clap your hands
Turn the lights on my nights, this is life
And we only get one chance
Clap your hands, clap your hands
Come on dance, take a chance on romance
(Sia - Clap Your Hands)

"Bagaimana? Kacamatanya pas?" tanya Tritan ke Nath yang sedang mencoba kacamata barunya. Kacamata ber-frame karet warna hitam itu sangat pas dan kontras dengan kulit Nath yang putih. Wajah Nath jadi bertambah imut 2 kali lipat dengan kacamata berlensa lebar itu. Dibanding kacamata ber-frame kotak sebelumnya, kacamatanya kali ini terasa lebih jernih dan pas. Nath harus berterima kasih kepada Tritan yang terus menatapinya tanpa kedip itu.

"Ya, sangat pas malah. Terima kasih Tan." Nath langsung memeluk Tritan. Meskipun mereka disaksikan segerombolan orang-orang yang lewat, Nath tetap tidak ragu melakukan hal itu sebagai tanda terima kasihnya kepada kekasihnya itu. Tapi apa respon mereka? Lagi-lagi mereka hanya menganggap bahwa di tempat itu cuma ada mereka berdua saja, tidak ada orang lain. Serasa dunia milik berdua eh?

"Kita kemana sekarang? Aku belum mau mengantarmu pulang. Kita kencan dulu yah?" Bisa dibilang ini masih jam 1 siang memang, dan mereka baru saja pulang dari sekolah. Tritan mengantar Nath untuk mengambil kacamatanya yang sudah jadi.

"Hmm, kemana yah." Nath juga bingung, pasalnya Nath belum pernah kencan dengan siapapun sebelumnya.

"Bioskop?"

"Baiklah, kedengarannya menyenangkan." Tentu saja Nath langsung menyetujui ajakan Tritan, selain belum pernah berkencan, ia juga buta arah. Tritan menggenggam tangan Nath dan mereka berjalan ke arah mobil Tritan yang terparkir aman di parkiran.

Sesampainya di mobil, Tritan mengecup tangan Nath terlebih dahulu sebelum dia melepaskannya dan beralih ke kemudi. Di mobil hal yang mereka bicarakan hanya seputar Beatrice yang tidak ada lelah-lelahnya mengejar Tritan kemanapun Tritan pergi.

Nath sangat risih sebenarnya tapi apa daya ia tidak bisa melakukan apapun. Dan hebatnya Tritan tahu kalau Nath itu tidak nyaman dengan Beatrice yang terus-terusan mengejarnya, makanya Tritan berjanji untuk membuat Beatrice jauh-jauh darinya. Bagaimanapun caranya, Tritan tidak perduli.

.
》》》
.

"Kamu mau nonton film apa?" Tritan bertanya ke Nath, tapi Nath malah bingung. Ini pertama kalinya ia ke bioskop jadi ia tidak tahu, film genre mana yang bagus. Film apa yang sedang booming sekarang. Atau film apa yang cocok ditonton oleh sepasang kekasih. Nath benar-benar tidak tahu.

"Terserah kamu saja," jawab Nath kecil.

"Hmm, kita nonton film ini saja yah? Kelihatannya bagus." Film yang ditunjuk Tritan adalah film dengan genre romantis. Nath tidak tahu kenapa pria gagah seperti Tritan itu memilih film dengan genre yang seperti itu pula.

"Baiklah."

Film yang mereka tonton itu menceritakan tentang seorang wanita dan pria yang saling mencintai, si pria adalah tipe yang sangat romantis dan kaya raya sementara wanita dia hanyalah seorang gadis biasa. Untuk bagian ini Nath merasa dé javu, ia tidak yakin pernah mengalami kejadian sok dramatisasi seperti itu. Kemudian, si pria itu suka mengumbar kemesraannya dengan si gadis, membuktikan bahwa mereka saling dan sangat mencintai satu sama lain. Si pria suka sekali mencium gadisnya, dimanapun dan kapanpun dia mau. Awalnya si wanita merasa tidak suka, ia merasa risih, tapi lama kelamaan akhirnya ia mulai terbiasa. Bahkan di suatu malam, si pria mencoba meniduri si gadis. Gadis itu menolak mentah-mentah tentu saja, tapi si pria meyakinkan dan berjanji untuk menikahi gadis itu. Akhirnya si gadis luluh juga, karena ia percaya pada si pria. So, they do it. Setelah itu, mereka menghadapi banyak sekali masalah dan gangguan orang lain dalam hubungan mereka. Sampai di akhir cerita, mereka tetap bersatu dan bersama selamanya.

DizzephyrTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang