L

28.3K 2.9K 268
                                    

HAPPY READING EVERYBODY

It's insane that civil rights are being denied people in this day and age. It's embrrassing. And it's heartbreaking. It goes without saying that I'm completely in support of gay marriage. In 10 years we'll be ashamed that this was an issue.
(Chris Evans)

"Sial!" Tritan mengumpat pelan, tapi secepat mungkin ia memberi kode ke Nath untuk diam. Tritan meletakkan jari telunjuknya di depan bibirnya sambil menggumamkan kata "Sshhh!" Tritan mengecup pelan bibir Nath sebelum dia naik keatas closet duduk itu dan memanjat bilik toilet perlahan, sangat perlahan. Tritan melakukan itu sepelan mungkin agar guru BK itu tidak melihatnya dan memergokinya sedang berbuat mesum dengan kekasihnya.

"Just act like you've got a stomachache, see you in class honey." Tritan berbisik sebisa mungkin dari bagian atas pemisah bilik sebelah, Nath hanya menganggukkan kepalanya tanda ia mengerti. Jantung Nath berdetak cepat, ia takut ketahuan.

Tritan keluar dari bilik sebelah, ia sempat berbicara sebentar dengan guru BK. Setelah mendengar pintu toilet ditutup kembali, akhirnya Nath keluar dari bilik itu. Ia mendapati guru BK yang menatapinya menyelidik, guru BK itu menatap Nath dengan penuh intimidasi. Guru BK itu mengarahkan matanya ke dalam bilik dimana Nath keluar dan menghela napas karena ia tidak mendapati apa-apa didalamnya. Atau mungkin karena ia tidak mendapati siapa-siapa di dalamnya.

"Saya diare pak, makanya saya ngeden-ngeden. Maaf saya tidak bisa menjawab pertanyaan bapak tadi, soalnya perut saya sakit banget pak." Pernyataan Nath hanya dijawab anggukan mengerti dari guru BK itu, dan akhirnya Nath jalan keluar dari toilet itu sendiri. Di luar toilet Nath hanya mengelus dadanya tenang, akhirnya ia bisa bernapas lega. Prinsip Nath bertambah satu kali ini, jangan berbuat mesum di sekolah.

.
》》》
.

Setibanya di kelas, Nath dihadiahi tatapan penuh menyelidik dari Ben dan Zen. Tidak lupa, Nath juga dihadiahi pelukan sayang oleh Tritan sambil Tritan menepuk-nepuk kepala Nath pelan dan kemudian memeluknya lagi erat. Tritan bangga ke Nath karena kekasihnya itu bisa lolos dari guru BK yang killernya alay sok dipaksa.

"Biarin gue ngulangin kalimat awal gue sekali lagi. Kalian ini benar-benar tidak tahu tempat yah, kami tau kok kalau kalian pasti habis ciuman lagi di suatu tempat yang antah barantah lagi kan?" Ben menyambut Nath lagi dengan pertanyaan yang sama.

"Sebelum lo nanya lagi, gue akan langsung jawab. Pertama, bibir lo bengkak Nath. Kedua, kita tau kalau hickey yang ada di leher lo itu kerjaan si Tritan. Hell yeah, siapa lagi kalau bukan dia. Siapa yang mau cari mati hanya karena ciuman dengan pacar pangeran sekolah? Gila tuh orang kalau memang ada. Ketiga, bibir Tritan juga malah bengkak dikit. Keempat, tadi Tritan kembali dengan keadaan rambutnya yang acak-acakan. Kelima, muka Tritan tuh bahagia banget." Zen menjelaskan dengan lebih panjang lebar lagi dari yang sebelumnya.

"Sudah presentasinya? Gue mau tidur, kalian jangan ganggu." Tritan menarik Nath untuk kembali ke bangku mereka, menarik Nath untuk duduk diatas pangkuannya. Sayangnya Nath malah terjatuh dengan posisi yang salah. Dia duduk mengangkangi Tritan. Tritan hanya tersenyum senang sambil menarik kepala Nath untuk tidur di dadanya, mengabaikan Nath yang berontak melepaskan diri dari pelukannya.

"OI GUYS, HAMPIR LUPA GUE! MRS. NAYA NGGAK MASUK HARI INI, DIA PERGI NGANTAR SUAMINYA KE BANDARA. SO, KALIAN KERJAIN SOAL HALAMAN 119-121. DIKUMPULIN LUSA!" Tritan teriak dengan lantangnya mengundang perhatian seisi kelas jatuh kepada mereka, membuat wajah Nath tambah malu seketika. Nath hanya bisa menyembunyikan wajahnya ke dada Tritan, membuat Tritan memeluk tubuh Nath lebih erat seketika.

"Serius lo Tritan?" tanya Juan.

"Yep, lo bisa tanya ke Pak Brian kalau nggak percaya." Tritan mulai memejamkan matanya sambil memeluk Nath, begitupun dengan Nath yang menyesuaikan posisinya dan ikut tidur bersama Tritan. Mereka tidur dengan posisi saling berpelukan. Mau Nath berusaha melepaskan diri bagaimana pun juga ia tetap akan kalah. Apa salahnya mengikuti alur permainan yang dibuat Tritan?

DizzephyrTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang