K

30.3K 3.1K 207
                                    

HAPPY HAPPY READING FELLOWS

Boom boom, pull me a beer
No pretty drinks, I'm a guy out here
Rollin' rollin' rollin' rollin' money like a pimp
My B I T C H's on my dick like this
(Jessie J - Do It Like A Dude)

Keesokan harinya, Nath dijemput lagi oleh Tritan di rumahnya. Ibu Nath hanya bisa menatap Nath bingung, apa gerangan yang membuat putranya selalu diantar jemput oleh seorang pria juga? Yang jelas-jelas berjenis kelamin sama dengan putranya. Apakah anaknya memiliki masalah dengan orientasi seksualnya? Atau Nath hanya mendapatkan teman baru di sekolahnya? Tapi apakah seorang teman akan rela mengantar jemput anaknya seperti iti? Ibu Nath benar-benar tak tahu akan hal itu. Lagi-lagi, ia hanya akan menunggu Nath untuk menceritakan semuanya kepada dirinya. Ibu Nath tidak bisa memaksakan kehendaknya. Toh, yang menjalani semua ini juga Nath bukan dirinya. Yang perlu dilakukannya hanya membantu Nath semampu dirinya, biar bagaimanapun Nath adalah anak sematawayangnya.

Hari ini Tritan membawa sebuah mobil Pajero sport berwarna hitam metalik, sangat keren dan gagah. Tidak diragukan lagi seberapa karismatiknya mobil itu. Sementara Tritan hanya memainkan ponselnya sambil menunggu Nath yang saat ini berjalan mendekatinya. Entah mengapa Nath selalu lupa jika ia ingin meminta kontak Tritan. Berada disekitar Tritan selalu bisa membuatnya lupa akan segala hal. Hal sekecil nomor telepon saja dia bisa lupa, apalagi jika...ah sudahlah, Nath tidak mau memikirkannya.

Setelah Nath masuk ke dalam mobil dan memakai seatbelt-nya, Tritan melajukan mobilnya perlahan membelah jalan raya. Berbeda dengan mobil-mobilnya sebelumnya, kap mobil Tritan kali ini terpasang. Entah kenapa Tritan memasang kap mobilnya, Nath juga tidak tahu. Sebelum-sebelumnya Tritan tidak pernah tuh memasang kap mobilnya, kecuali jika cuaca memang sedang tidak mendukung.

Sebelum mencapai bagian traffic light yang masih menunjukkan warna hijau ituTritan melambatkan laju mobilnya sampai akhirnya ia berhenti di bagian paling depan dari mobil-mobil yang juga berhenti pada bagian yang sama. Jika boleh jujur, Tritan sebenarnya termasuk salah satu orang yang menganggap lampu warna kuning setelah lampu hijau itu berarti tancap gas, bukan bersiap-siap untuk berhenti. Nath hanya bisa bertanya kepada dirinya tentang keanehan Tritan hari ini. Sampai akhirnya terjawab sudah apa yang membuat Tritan sedikit aneh dari tadi. Tritan menatap Nath sambil menunjukkan senyuman liciknya.

"The second kiss of 7 Kisses in Heaven." Tritan langsung mencium Nath tanpa mempersilahkan Nath untuk mempersiapkan dirinya terlebih dahulu. Memang benar, ciuman kedua dari 7 Kisses in Heaven itu pada saat mobil berhenti karena lampu merah. "Traffic light kiss." Gumam Nath disela ciuman panasnya dengan Tritan.

Ciuman itu tidak berlangsung lama, karena lampu hijau kembali menyala setelah satu menit kemudian. Tapi Tritan belum mau melepaskan ciumannya dengan Nath, meskipun Nath sudah berusaha menarik kepalanya tapi Tritan tetap menahan kepala itu terus agar ciuman mereka tidak berhenti hanya sampai di situ.

Sebuah mobil mewah Pajero sport berwarna hitam metalik yang tidak kunjung jalan meskipun lampu sudah berubah menjadi hijau membuat pengemudi yang ada dibelakang mobil itu memencet klakson mereka tidak sabar, tidak sedikit juga yang marah-marah karena pengemudi Pajero mewah itu yang tidak lain dan tidak bukan adalah Tritan yang seolah-olah tidak peka akan klaksonan kasar dari pengemudi lainnya itu. Banyak dari pengemudi yang berteriak mencaci di belakang mobil Pajero Sport itu. Jika saja mobil hitam metalik itu tidak mahal, mungkin para pengemudi di belakang mobil itu sudah menabrak si hitam metalik bringas dan tanpa ampun. Tapi sayang, uang ratusan bahkan sampai milyaran masih memiliki banyak fungsi di zaman global seperti ini dari pada hanya digunakan untuk memperbaiki sebuah mobil sport gila karena lecet. Dunia harus tertawa jika memang benar seperti itu.

DizzephyrTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang