JIHAN
"Nomor 2, sah?"
"Sahhhhhh,"
"Juri sah?"
"Sahhh"Kang Dani, si hitam manis itu sedikit menunduk untuk merobek dan membuang kertas hasil pemilihan yang telah dianggap sah.
"Gini mah udah pasti Kang Argi yang menang" komentar Fiya di sebelahku.
Memang papan tulis yang terisi informasi hasil voting di depan kami menunjukkan jauhnya perbedaan hasil pengambilan suara antara calon nomor 1 dengan nomor 2.
"Belum tentu, masih banyak kertas yang belum dibuka." balasku.
"Taruhan yuk,"
Aku menoleh, "apa?"
"Kita taruhan, kalo Kang Argi yang menang lo harus mau gabung di osis." jawab Fiya.
Aku mendengus tidak percaya, "kalo Kang Egi yang menang?"
"Gue gabung di Jurnal," jawabnya agak ragu.
"Gak, Fiy" kataku menggeleng.
"Ih, kenapa?"
"Gue gak mau lo kalah terus maksain diri di Jurnal, terus ketemu Dodo, terus lo gagal move on, terus lo bunuh diri--"
"Lebay, nyet" sentakknya menoyor kepalaku songong.
"Udah di fitrah!"
"Ayo kita taruhan, gue yakin Kang Argi bakalan menang"
"Gak, Fiy." balasku fokus lagi dengan hasil voting. "Lo terlalu yakin,"
"Si Argi itu udah kriteria ketos banget, Han"
"Kriteria?" kataku bingung.
"Ganteng! Kriteria seorang ketua osis yang paling pertama adalah, harus ganteng atau cantik. Smart and yang lainnya itu mah liat selama dia jalanin tugasnya, pokoknya yang utama ya itu, ganteng!" jelasnya berapi-api.
"Najis, Fiy. Konyol,"
Fiya menggerutu kesal, "tapi lo sayang sama sahabat lo yang konyol ini,"
Aku hanya mengangkat bahu menanggapinya yang malah terlihat makin kesal.
"Lembaran terakhir," kata Kang Dani di depan mic. Dia membalikkan kotak suara dan memperlihatkan kepada seluruh kepala yang berada di ruangan ini bahwa kotaknya sudah kosong dan yang ditangannya adalah lembaran terakhir.
"Nomor 1, sah?"
"Sahhhh,"
"Penghitungan hasil voting selesai, ya. Gak dihitung juga pasti udah keliatan 'kan siapa yang bakalan jadi ketua osis dan wakil ketua osis baru kita?" Kang Dani berjalan dan menoel dagu Kang Argi dengan genit.
Semua orang di dalam ruangan tertawa melihat itu.
"Dipersilahkan kepada ketua dan wakil ketua osis yang lama untuk maju ke depan sini, juga Argi dan Judan sebagai pemenang voting."
Acara selanjutnya adalah pengesahan dan penyerahan wewenang dari mantan ketua osis kepada ketua osis yang baru secara sederhana alias belun sah betul.
Setelah semua orang bertepuk tangan aku dan Fiya memutuskan untuk pulang duluan.
"Padahal kalo tadi jadi taruhan gue yang menang sekarang, Han."
"In your dream,"
"Hah, liat aja nanti. Pasti bakalan ada jalan dimana akhirnya lo bakalan berakhir di ruang osis"
"Semoga nggak," balasku singkat dan meninggalkannya sendirian di parkiran sekolah.
note :
Hueheehehehe cerita baru nicc. Tiap chapter direncanain gak akan panjang, mungkin gak lebih dari 500 words. Emang author yang tidak bertanggu jawab, padahal cerita sebelah masih terbengkalai. Abis gatel kalo punya imagine gak disalurin. Walaupun masih pada kenyataan gak ada yang baca sih. Hiks
KAMU SEDANG MEMBACA
OSIS in LOVE
Teen Fiction"Kita tetap pakai prinsip no-relationship di OSIS." -Argi, Ketua OSIS. "Nggak kok, gue gak suka sama Argi." Jihan, anggota BPHOSIS. Keduanya masih tersangkut pada bayangan masa lalu. Dan ketika keduanya sadar, mereka terjebak dalam perasaan yang sam...