xxxv. akhir dari rapat

1.6K 95 24
                                    

ARGI

"Kalau saya mau kita selesai--entah apa kita sebenarnya ini, gimana Kang?"

Aku menoleh padanya dengan cepat. Menatapnya dan mencari tahu kesungguhan dari pertanyannya.

Tapi nihil. Jihan yang sekarang lebih sulit dibaca. Yang aku lihat di matanya hanya kesedihan dan... rasa sakit.

"Maaf..." kataku lirih. Hanya itu yang bisa aku katakan karena aku tidak akan menjawab setuju kita selesai sampai di sini.

Aku sadar tidak pernah memberi apa-apa pada Jihan. Aku bukan orang yang romantis atau humoris atau hal lain yang bisa dijadikan sebagai nilai plusku agar Jihan sudi bertahan. Aku hanya memberikan harapan yang bahkan aku pun tidak tahu kapan bisa tercapai.

Ini bukan masalah sebuah status, aku tahu Jihan mengerti. Bukan label pacar yang kita inginkan, tapi pengakuan dari orang lain dan kebebasan.

Kalau bukan karena sadar jati diri, aku mau menangis dan mengadukan semua masalahku pada Mama. Sebagai seorang pemimpin dari organisasi elit sekolah, aku sudah gagal dan menyimpan bangkaiku sendiri serapat mungkin dengan cara licik. Apa harus aku membuat pengakuan dan mencantumkan kegagalan ini di LPJ nanti?

"Kamu sabar sebentar lagi aja..." kataku masih dengan lirih, tidak berani menatapnya dan hanya menunduk memandang kedua kakiku sendiri.

"Saya yang minta maaf malah buat Kang Argi makin tertekan karena tingkah gak jelas saya belakangan ini. Tapi jujur Kang, kalau udah di osis, saya sulit kendaliin diri. Apa gak sebaiknya Kang Argi yang seharusnya mikir ulang buat pertahanin saya?"

Aku diam. Bahkan sedetikpun aku tidak pernah ragu memilih Jihan, bahkan ketika sikap menyebalkannya keluar.

Aku tersenyum. "Nggak tuh. Saya yakin sama kamu."

"Jadi gimana? Maaf, Jihan--"

Dia menempelkan telapak tangannya hingga menutup sebagian wajahku. "Jangan minta maaf mulu, saya jadi ngerasa jahat, tahu!"

Aku menarik tangannya dari wajahku lalu menangkupnya dengan kedua tangan dan tersenyum. "So? Kamu masih mau bertahan?"

"Kalau saya nolak emang Kang Argi mau terima?" Tanyanya dengan tampang malas.

"Nggak."


.

Hyaaa pendek binggow ya gakpapa dong kan langsung apdet dua kali :') aku gak tau ini makin complicated gak sih atau makin ngawur gak sih jalan ceritanya :'( tolong tanggapannya ya gimana sejauh ini. Soalnya kayaknya kemarin aku bilang cerita ini mendekati ending tapi kok gak ending ending ya :'v

Okedeh, ditunggu tanggapannya ya. Makasih! <3

OSIS in LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang