xix. kok baper?

2.8K 157 5
                                    

JIHAN

"Gak usah baper, please."

Berkali-kali mantra itu yang kuucapkan dalam hati, berharap rasa senang yang muncul karena sikap Argi tadi bisa aku artikan sewajarnya.

Aku baru selesai makan bakso dan berniat membelikan es untuk Argi. Sengaja aku makan di luar sekolah. Gengsi kalau harus makan di dalam bersama Argi.

"Han, kenapa masih di sekolah?" Tanya Yusuf yang entah muncul dari mana hingga aku diam saking kagetnya.

"Woy, Jihan!" panggilnya lagi seolah aku tidak sadar bahwa dia berdiri di hadapanku.

"Apa sih! Orang lagi kaget, juga." sungutku kesal.

"Gue nanya kenapa jam segini masih di sekolah?" tanyanya lagi melirik dua bungkus es di tanganku.

"Lo sendiri kenapa masih di sekolah?" tanyaku balik.

"Malah nanya balik!" katanya sambil menjitak kepalaku ala-ala gemas gitu.

Aku menginjak kakinya sebagai balasan tanpa banyak bicara.

"Kepo! Udah ah sana lo balik aja." kataku kesal.

"Bareng aja sama lo."

"Eh, apa! Gak usah!" tolakku secepat kilat.

Ancaman kebersamaanku dengan Argi. Oh, tidak bisa. Aku sedang asik berduaan.

"Gue tungguin kok kalau lo masih ada urusan. Ya? Nanti si bibi nyariin lagi lo belum balik jam segini."

"Nanti gue telepon rumah, udah tenang dah lo balik aja sana, ih!" tolakku lagi lalu buru-buru masuk ke dalam sekolah.

.

"Kang Argi." panggilku.

Dia yang sedang fokus pada laptop menoleh kemudian ku berikan sebungkus es susu coklat padanya.

"Buat saya?" tanyanya.

"Buat siapa aja dah yang mau." jawabku membuatnya langsung mengambil es tadi dari tanganku.

"Saya kira kamu pulang."

"Tadi makan bakso dulu, jadi lama deh." balasku lalu tersenyum selebar mungkin.

"Jangan lebar-lebar senyumnya, nanti robek."

"Ish!" sungutku.

Dia tertawa, "lain kali kalau makan bakso ajak saya, ya?"

Aku diam. Ngajak nge-date bukan nih?

"Ajak yang lain juga, jangan sendiri aja." lanjutnya.

Yhaaaaa, bukan ternyata gaes.

Lalu aku mengambil duduk di sebelahnya. Argi mulai menjelaskan proposal yang sudah dia selesaikan hanya dalam waktu 15 menit.

Nggak hebat, nggak. Itu dia kan lanjutin punya gue yang emang hampir selesai.

Dia juga menjelaskan format undangan dan membuatkan contohnya padaku. Aku sebenarnya tidak terlalu fokus pada semua penjelasannya itu. Posisi kami terlalu dekat dan dia wangi banget! Padahal ini sudah sore, aku saja sudah kumel seperti ini tapi dia masih terlihat rapih dan wangi.

Aku jadi bergeser sedikit menjauh. Hanya sedikit saja, takut Argi sadar kalau aku ini sudah sangat bau keringat.

Akhirnya aku hanya berlaga sok mengerti dan beberapa kali mencuri pandang pada wajahnya itu. Menatapnya dengan tatapan penuh cinta seperti adegan di film.

Bayangin ajalah ya, ku gak kuat~

Kami pulang menjelang malam setelah tadi mampir ke warnet untuk mencetak proposal. File undangan juga sudah selesai sebenarnya, tapi Argi bilang untuk yang itu nanti saja diprint-outnya. Ya sebagai bawahan yang baik aku hanya perlu menurut.

Seperti waktu itu, Argi menolak saat aku ajak untuk mampir ke rumah karena dia tahu itu hanya basa-basi agar dia cepat pamit. HAHA

"Tidur yang nyenyak, ya." pesannya sebelum dia menghilang dengan motornya, bahkan aku belum sempat membalas ucapan manisnya itu.

.

Seharusnya aku bisa tidur lebih awal karena masalah proposal dan undangan yang sudah rampung berkat bantuan yang sangat berarti dan tidak terduga dari Argi. Tapi ternyata malah bantuannya itu aku tidak bisa tidur sekarang.

"Gak usah baper, please."

Note :
500 words as always T^T

OSIS in LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang