xxxii. rapat

1.8K 95 9
                                    

ARGI

Sekolah sudah hampir sepi tapi Jihan belum muncul juga. Siang ini aku menunggunya di depan gerbang sekolah ditemani motorku, tapi sepertinya ada yang aneh. Apa dia benar-benar pergi makan siang dengan Gema?

To : Jihan BPHOsis
Km dmn?

To : Jihan BPHOsis
Sy di dpn gerbang.

Tidak ada balasan. Ah, sialan.

Aku berlari kembali ke dalam sekolah. Kantin menjadi tujuan pertamaku untuk mencari Jihan, tapi malah Judan dan pacarnya yang kutemui sedang makan.

"Eh, Kang Argi. Kenapa lari? Makan Kang, makan." Tawar Fiya ceria seperti biasa.

"Jihan di perpus." Kata Judan yang tanpa mau repot menoleh padaku dan tetap fokus melahap semangkuk mie ayam.

Aku menatapnya dengan sinis. Dasar menyebalkan.

Fiya yang sebelumnya menatap Judan bingung akhirnya mengangguk-angguk mengerti. "Tadi dia disuruh Bu Nita balikin buku ke perpus, mungkin ditahan dulu di sana."

Tanpa bicara lagi dan hanya tersenyum pada Fiya sebagai tanda terima kasih, aku kembali berlari menuju perpustakaan.

Aku sampai bersamaan dengan Jihan yang baru saja keluar dari perpustakaan. Dia terkejut melihatku muncul dengan tarikan napas yang berantakan. Kami saling diam selama beberapa detik, aku kira dia akan bicara sesuatu padaku tapi ternyata dia memilih untuk berjalan melewatiku sembari mengucapkan kata permisi dengan dingin.

"Kita rapat Jihan." Kataku membuat langkahnya terhenti.

"Saya gak jawab mau ikut rapat atau nggak, kan?" Katanya menoleh ke belakang.

"Saya gak tanya kamu mau ikut rapat atau nggak." Balasku skakmat.

Dia berdecak kesal sambil menghentakkan kaki, lalu kembali berjalan membuatku berlari pelan mengejarnya.

"Tadi ngapain di perpus?" Tanyaku berusaha menormalkan kembali atmosfer di antara kami, tapi Jihan tidak menjawabnya.

"Jihan?" Aku menyentuh pundaknya untuk memastikan tapi dia dengan cepat melakukan penolakan.

"Gak usah tanya-tanya lah. Males."

Reflek aku mengangkat kedua tangan dan berjanji untuk diam. " oke."

Jihan berjalan dengan cepat-hampir seperti lari santai dengan wajah tertekuk.

"Pelan-pelan, Ji-"

"Berisik!"

Ya, ampun. Sikap menyeramkannya kembali lagi.

Aku mengikutinya yang berjalan menuju kantin. Seperti dugaanku, dia menemui Fiya yang masih menyantap makan siangnya bersama Judan.

"Ayo pulang, Fiy."

Fiya menatap temannya yang berwajah galak itu dengan takut. "Gue mau nonton dulu sama Kang Judan." Jawabnya.

"Kita ada rapat Jihan." Kataku mengingatkan.

Jihan berdecak. "Rapat sendiri aja lah. Saya mau pulang."

Aku menarik napas pasrah. "Biar saya antar."

"Emang dede gemesnya gak diantar pulang? Atau udah duluan? Jadi saya kloter kedua?" Tanyanya dengan wajah sinis.

"Dede gemes?" Tanyaku bingung.

"Disha, Kang." Bisik Fiya yang kemudian mendapat tatapan tajam dari Jihan.

"Disha dijemput Ayahnya tadi." Jawabku.

"Oh, pantes." Balasnya judes sekali.

"Ehm, kita duluan ya." Kata Judan pamit pergi dengan menggandeng tangan Fiya.

"Jihan..." lirihku melihatnya memijat pelipisnya sendiri.

"Saya mau es." Balasnya membuatku mau tak mau berjalan ke salah satu warung es dan memesan rasa kesukaannya.

Melihat es yang dihancurkan dengan blender membuatku berpikir sebentar. Bukankah seharusnya yang marah di sini adalah aku? Aku mau meminta kejelasan status hubungannya dengan Gema. Lalu apa maksud sikap Jihan tadi?

Aku mengepal tangan berusaha meredam semua pikiran negatifku. Tapi saat berbalik dan melihat Jihan tidak ada di tempatnya tadi, aku tahu mungkin memang hal ini yang dia mau. Pergi dariku.

From : aJUDAN
Ajak Jihan nonton, bro. Biar amukannya reda.

To : aJUDAN
Telat. Gue ditinggal.

From : aJUDAN
KEJAR BEGO!

Aku menggeram kesal kemudian berlari ke depan gerbang sekolah. Matic-ku masih terparkir cantik di sana dan tidak ada tanda-tanda keberadaan Jihan.

"Tadi Jihan osis jajan ke sini gak, Bu?" Tanyaku pada pemilik warung tempat biasa Jihan jajan kalau sedang menunggu jemputan.

"Barusan aja pulang."

"Sama siapa, Bu?" Tanyaku tak tahan ingin tahu.

"Nggak kenal Ibu mah. Sekolah di sini juga, kok." Jawabnya lembut seperti biasa.

Aku hanya tersenyum lalu pergi menuju rumah Jihan. Terserahlah apa kata orang, aku benar-benar butuh kejelasan.
.


Lah lah jadi yang butuh kejelasan tuh siapa ya, Gi? :3

Sorry for lateeeeeee update. Iya ini pasti gak akan bikin puas. Iya emang aku tuh nyebelin banget. Maaf ya.

OSIS in LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang