--Kyuhyun POV--
Membawanya ke tempat mu? Dasar preman sinting. Maki ku kesal. "Di luar sana ada banyak orang-orang appa-ku, apa kau sebodoh itu?" Geretak ku dengan nada tak kalah tegas darinya. Tunggu dulu, apa aku baru saja menahannya agar tidak membawa yeoja aneh ini, apa kau sudah gila, Cho Kyuhyun? Bingung ku.
***
-- Jaejoong POV --
Aku benci ini. Ya, sekalipun aku sangat terampil memukuli orang tapi aku tidak akan mampu mengalahkan semuanya. Aku menatap wajah Junhee yang sungguh memabukkan ku dan saat ini wajahnya merah padam, dia mabuk berat. Menarik nafas ku perlahan dan melangkah mendekat ke arah lift.
Anak orang kaya itu ikut berdiri di sampingku dan menekan tombol lift, membuat pintunya terbuka. Lagi, dirinya kembali menekan sebuah tombol yang memperlihatkan angka 45.
Lift terus berjalan naik ke atas dan aku terus menatap wajah pulas Junhee-ku. Dirinya terus bergumam entah apa yang di ucapkannya dan terlihat nyaman dalam gendongan ku.
Pintu lift terbuka dan kaki pria kaya itu melangkah cepat. Aku pun mengikuti dan memasuki sebuah kediaman yang tidak terlalu besar namun dihiasi oleh perabotan mahal. Aku melempar pandangan ku dan melihat sebuah pintu.
"Dia tidur di sofa!" Serunya begitu angkuh seakan bisa mengerti arti tatapan mata ku.
"Apa?" Kaget ku mendengar ucapan namja angkuh ini. "Yah, kau membiarkan wanita tidur di sofa? Apa kau sinting?" Kesal ku.
Dirinya hanya diam dan kakinya masuk ke dalam kamar selang beberapa saat namja angkuh itu membawa bantal dan selimut lalu meletakan di sofa coklat besar itu. "Kalau kau sudah selesai, kau cepatlah pergi." Ujarnya dan kembali masuk ke dalam kamar.
Aku menarik nafas ku kesal. Maaf Junhee-ahh, lirih ku melihat wanita ku di perlakukan tidak adil seperti ini
Junhee saat ini sudah berada di atas sofa dengan selimut menutupi tubuhnya. Aku menatapnya lagi. Aku tersenyum dalam diam. "Hey... Bahkan segelas Shampage saja mampu membuat mu seperti ini dan kau meminta Tequila dari ku?" Aku mengingat kejadian yang lalu.
Tatapan ku beralih ke bibir merahnya. Melihat itu, mengingatkan ku akan kejadian yang ku lihat di TV saat pria angkuh itu mencium wanita ku. Menutup sepasang mata ku, menahan rasa cemburu ku dan perlahan aku mengecup bibirnya. Menyesapnya lembut seakan ingin membersihkan jejak bibir pria angkuh itu. Terus aku menciumnya dan menggit kecil bibir merahnya. "Mm...."
Aku melepas ciuman ku perlahan, melihat wajah malaikat wanita ku. Sungguh, bibirnya membuat ku kecanduan. Aku ingin dan ingin lagi menikmatinya. Kalau bukan aku masih menyimpan kewarasan ku mungkin saat ini dirinya sudah mengandung anak ku, kalian mengerti maksud ku kan? Aku sungguh ingin menyatu dengannya, dengan Junhee-ku.
"Sekalipun dia kekasih mu tapi dia itu istri sah ku! Dan kau mencumbunya di rumah ku! Apa kau gila?"
Suara itu menahan gerakan ku untuk menikmati bibir Junhee-ku. Sialan, maki ku kesal. "Aku tau itu dan kau tidak perlu repot-repot mengingatku!" Ketus ku mengerang.
"Baguslah, jadi pergilah." Santainya.
Aku pun mengecup kening Junhee dan berdiri melangkahkan kaki ku. Aku tidak ingin berlama-lama dengan manusia angkuh ini. Aku berhenti di depan pria angkuh itu.
Buk!
Aku melepas tinju ku tepat di perutnya. "Itu karena kau sudah membuatnya tidur di sofa!" Tegas ku dan berlalu.
***
-Author POV -Kyuhyun meringis mendapatkan 'hadiah' dari Jaejoong dan memegang perutnya. "Sial! Akan ku balas kau nanti, preman sinting!" Umpatnya saat Jaejoong sudah pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mischievous Wedding
Fanfiction"Entah perasaan apa ini tapi perlahan aku merasa nyaman di dekatnya. Bahkan aku bisa gila jika tidak melihatnya. Pernikahan konyol ini sukses menjungkir balikkan kehidupan ku." - Cho Kyuhyun "Dirinya perlahan mampu menggantikan sosok lain di hatiku...