Junhee POV
"Tidak apa-apa." Bergetar suara ku, berlomba dengan isakan ku. "Aku mengerti." Mencoba mengukir senyuman di wajah ku. "Setelah ini aku akan pergi jadi kau tidak perlu repot, tuan Cho. Aku pun tidak akan menggangu mu soal anak ini." Dia hanya menatap ku dingin. Brengsek kau Cho Kyuhyun, tidak bisakah kau memeluk ku saat ini? Batin ku. Bahkan tidak adakah rasa kasihan kau akan diriku? Frustasi ku. "Aku akan pergi jauh..."
--------
--Kyuhyun POV--
"Pergi?" Ulang ku. Yah, kau ingin pergi jauh? Kemana? Penasaran ku.
Junhee menatap ku. "Iya. Pergi jauh untuk yah... Tetap bisa bertahan." Suaranya bergetar seperti berusaha menahan isakannya. Aku kembali dengan diam ku. Mendengarkan semua celotehan Junhee yang sungguh tidak ku mengerti dan air matanya membuat ku ingin memeluknya erat tapi aku menahan diriku. Ya, aku tidak ingin mengintrupsi dirinya yang sibuk mengeluarkan unek-unek hatinya.
"Aku mau tidur." Ujarnya, mencoba mengalihkan tatapannya dari sepasang mata ku.
"Maag karena aku tidak akan membiarkan mu pergi." Yah, aku mengatakan kalimat itu dan mampu membuat Junhee mematung sempurna menatap ku dengan sisa-sisa air matanya. "Maaf..." Lagi, aku menjelaskan arti kata itu. "Aku mengambil kontrak milik mu diam-diam." Sambung ku. "Dan maaf, karena aku memusnahkan kontrak itu tanpa persetujuan mu."
"Kkkau...."
Aku menatapnya dalam. Menatap wajah kagetnya. "Apa saat tidur dengan ku, ada rasa terpaksa di hati mu?" Tanya ku padanya dengan segenap hati ku. Aku mohon jujurlah Junhee.
Dia hanya menatap ku begitu lekat. Tolong jangan kecewakan aku dengan jawaban mu, lirih ku.
"Jawab aku..." Mohon ku.
Dia tetap menatap ku bingung dan perlahan mengelengkan kepalanya pelan lalu aku tersenyum.
"Jadi, anak ini berhak mendapatkan cinta dan kasih sayang kita." Tegas ku, kembali menyentuh perutnya.
"Kau..." Junhee kembali meneteskan air matanya, dia kembali menangis. Aku bingung, demi Tuhan aku tidak tau kenapa dia masih menangis. "...kau, bagaimana bisa kau memusnakah kontraknya, eoh? Bagaimana dengan Jaejoong oppa juga Hara-menyebalkan-mu, eoh?" Tuhan ada apa dengan isi kepalanya? Kesal ku. "Kau semakin membuatku semakin pusing, tuan Cho!" Gerutunya.
"Apa sekarang mereka lebih penting dari bayi yang ada di perut mu?" Tanya ku kesal.
"Kau tidak mengerti..." Eluhnya.
Kau yang tidak mengerti Junhee, maki ku kesal. Kenapa kau sungguh sangat bodoh! Bagaimana bisa kau lebih memikirkan yang lain daripada darah daging mu sendiri?! Emosi ku.
"Jadi, kau lebih memilih kita untuk bercerai, begitu?" Tanyaku begitu kesal. Junhee mematung sempurna. "Baiklah kalau memang itu mau mu. Tapi anak ini, harus ikut bersama ku! Karena dia anak ku." Tegas ku.
"Apa?" Air mata Junhee semakin mengalir deras di wajahnya. "Apa kau sangat membenci ku sampai kau begitu tega memisahkan aku dengan anak ini.... Anak ini juga anak ku..." Histerisnya membuat ku ingin memeluknya tapi aku menahan diriku. Demi Tuhan, aku ingin memeluknya tapi aku terlalu takut dia akan menolak ku. Aku terlalu takut dia akan membuang tenaganya percuma karena aku. Ayolah, dia masih terlalu lemah untuk mendorong ku. Khawatirku akan ke adaannya. "Kenapa kau jahat sekali pada ku, eoh...? Kenapa kau jahat... Pada ku tuan Cho..."
Aku menarik nafas ku. "Saat aku disini bersama mu, kau bahkan tidak pernah menganggap ku... Lalu saat aku dengan Hara, kau menyiksaku dengan rasa bersalah. Lalu kau bilang aku jahat pada mu?" Sial, mata ku terasa perih. Jangan menangis Cho Kyuhyun! Tahan air mata mu!!! Kesal ku pada diriku sendiri. Junhee terdiam dengan kata-kata ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mischievous Wedding
Fanfiction"Entah perasaan apa ini tapi perlahan aku merasa nyaman di dekatnya. Bahkan aku bisa gila jika tidak melihatnya. Pernikahan konyol ini sukses menjungkir balikkan kehidupan ku." - Cho Kyuhyun "Dirinya perlahan mampu menggantikan sosok lain di hatiku...