Twenty One

7.3K 500 29
                                    

--Kyuhyun POV--

Baiklah, dokter tua ini akan mengatakan kebenarannya dan aku harus bagaimana? Bingung ku. Kalau sampai Donghae hyung tau akan hal ini, percayalah... Dirinya mampu melempar ku bahkan ke nereka. Batin ku.

Dokter itu tersenyum dan aku mendengar sesuatu yang membuat ku tercengang. Aku menatap semua anggota keluarga satu persatu.

"Sudah delapan minggu...? Itu artinya putri ku sudah hamil dua bulan?" Appanim menatap haru dokter itu dan aku masih membulat sempurna. Junhee hamil? Tak percaya ku. Sungguh, rasanya aku bahkan ingin menangis dengan keajaiban yang luar biasa ini. Aku akan jadi appa? Kagum ku.

"Iya, kandungan nona Lee sudah menginjak usia dua bulan." Terang dokter tua itu tersenyum renyah ke arah ku. "Meski kandungannya baik-baik saja tetap saja harus di jaga dengan baik." Nasehatnya. "Saya permisi." Pamitnya.

"Kenapa kau hanya diam, Kyuhyun-ahh?" Tanya appa pada ku. Kenapa? Tentu saja karena aku kaget, appa. Junhee-ku, istriku dia hamil? Sungguh dia hamil? Tak percaya ku. "Hey, kau akan jadi appa jadi kau harus lebih bersikap dewasa, kau mngerti!" Nasehatnya pada ku.



@ Mischievous Wedding @


Ruang kelas VIP, tempat dimana Junhee dirawat, saat ini sangat ramai. Ya, semuanya ada di sini, ke dua orang tua ku dan ke dua mertua ku. Donghae hyung juga Haena dan Hyukjae hyung lalu Chanrin. Sementara Junhee, dia masih memejamkan sepasang matanya. Dokter bilang, mereka memberikan obat penenang untuk menghilangkan pusing di kepala istri ku dan juga karena Junhee butuh istirahat. "Haena-ahh, Chanri-ahh... Kalian dari kecil selalu bersama putri ku dan rasanya akan sangat menyenangkan jika kalian berdua pun cepat hamil setelah menikah nanti." Ujar eommanim begitu bahagia.

"Ha?" Jelas sekali wajah Charin dan Haena kaget dengan permintaan mertua ku.

"Yah, imo-ahh..." Suara Hyukjae hyung. "Memangnya membuat bayi semudah membalikan tepalak tangan? Bahkan Kyuhyun dan Junhee butuh 3 bulan lebih untuk itu... Dan tentunya dengan kerja keras di ranjang..." Wajahnya tersenyum mesum ke arah ku dan aku hanya diam tak bereaksi. Yah, aku tidak perduli dengan lelucon itu.

"Hahaha dasar kau, Hyukjae-ahh." Tawa renyah keluar dari bibir appanim, ayah dari istri ku. Sepasang matanya menatap wajah terlelap Junhee dan dalam hitungan detik sepasang mata itu berkaca-kaca dengan sempurna. "Pertama, putriku menikah dan sekarang dia hamil..." Haru nada suaranya. "Appa bangga pada mu, Junhee-ahh." Mengecup kening Junhee lembut.

"Besna jangan sedih, eoh... Menantu ku juga calon cucu ku akan sedih nanti." Appa yang lekas menepuk punggung appanim lembut. "Kalian terlalu berisik... Menantu ku butuh istirahat, kita mengobrol di luar?" Tawaran eomma.

"Baiklah. Ayo." Ajak appanim.

"Aku akan menjaganya di sini." Ujar ku cepat dan para orang tua pun mengangguk ke arah ku.

"Aku juga." Tegas Donghae hyung.

"Donghae-ahh...saat ini adik mu sudah ada yang menjaganya." Nasehat eommanim. "Kau tidak perlu kawatir..."

"Aku tidak bisa eomma." Sautnya begitu tegas tak ingin dibantah. "Aku akan menjaga Junhee." Donghae hyung menatap Junhee lekat dengan manik matanya.

Eommanim pun terlihat pasrah dengan itu dan aku juga tapi siapa perduli. "Baiklah. Ayo..." Semunya pun sudah pergi meninggalkan aku dan Donghae hyung juga Junhee yang terlelap. Tak ada suara, begitu hening ya sangat hening.

"Apa kau sengaja membuat adik ku hamil?" Donghae hyung membuka suaranya dan sial, aku kesal sekali mendengarnya. Apa salahnya aku membuat istri ku sendiri hamil. Harusnya reaksinya seperti ini jika aku menghamili wanita lain. Pikirku. "Jawab aku...." Terdengar sekali dirinya menahan suaranya.

Mischievous WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang