Eleven

6.9K 504 19
                                    

-Author POV-

Donghae menatap sengit Kyuhyun. "Suami romantis?" Ujarnya terdengar seperti mencibirkan Kyuhyun. "Benarkah kau suami yang romantis untuk adik ku atau wanita murahan mu?" Pekiknya menatap tajam Hara.

"Murahan?" Kesal Hara. "Adik mu yang manja itu yang murahan." Teriaknya kesal.

Donghae menatap Hara. "Dengar..." Menarik nafasnya pelan. "...aku akan anggap kaki mu tidak menyandung adik ku jadi diamlah atau aku benar-benar..."

"Menghilangkan ku?" Potong Hara. "Apa kalian para orang kaya selalu berfikiran uang selamanya akan menang, eoh?" Histerisnya.

Donghae hanya diam tak ingin mengumbar kata serapahnya. Menggendong Junhee dan membawanya keluar.

"Hyung..." Kyuhyun mencoba mengejarnya dan lengannya di cengkram Hara. "Aku mohon, Hara-ahh..." Mohonya pada Donghae tapi Donghae tetap melangkahkan kakinya pergi.

"Aku ini wanita yang kau cintai, oppa. Bukan dia." Memelas Hara dengan isak tangisan. "Oppa..." Hara masih mencengkram lengan Kyuhyun.

"Kau tidak mengerti, Hara-ahh." Ujar Kyuhyun. "Maaf." Melepas tangan Hara dari lengannya dan mengejar Donghae.

"Apa?" Kaget Hara dengan sikap Kyuhyun.

"Maaf tapi saat ini kau yang salah." Ujar Sahyun tegas. "Posisinya jelas terlihat. Kyuhyun seorang suami sekarang."

Hara hanya diam. Kalian tidak tau, ini hanya kontrak! Sial. Kalian tidak mengerti. Marah. Kesal. Terasa begitu sesak itulah yang dirasakan oleh Hara. Hara pun pergi.

"Aku tidak pernah suka dengannya." Siwon mengatakan isi hatinya.

"Karena dia hanya seorang pelayan cafe?" Tebak Yesung. Saat ini mereka berempat terlihat begitu sangat serius berbeda saat bermain tadi. Seakan tidak ada alkohol dalam diri mereka.

Siwon menyunggingkan senyuman. "Bukan, karena dia terlalu posesif." Tegasnya. "Sudah lama aku tidak melihat Kyuhyun setenang tadi." Komentarnya.

Hana mengangguk. "Aku setuju. Bahkan tadi Kyuhyun oppa meminum satu gelas untuk Junhee eonni. Dia tidak pernah melakukan itu. Seperti ucapan mu, oppa." Menatap Siwon.

.
.
.
.
.

Donghae sudah meletakan Junhee di samping pengemudi. Memasangkan seat-belt dan menatap kening adiknya. "Maafkan aku, Junhee-ahh..." Ucapnya bersalah dan mengecup luka memar itu. Dirinya berniat ingin menutup pintu mobilnya dan tertahan. "Minggir..." Teriaknya penuh dengan emosi.

"Tidak. Kau tidak bisa membawanya, hyung!" Tegas Kyuhyun. "Kami akan ke Paris besok, dia harus pulang bersama ku."

"Apa? Pulang bersama mu? Kau masih berniat membawa adik ku setelah wanita mu mencelakainya? Dan kau hanya diam saja?!" Pekik Donghae membulatkan sepasang matanya. "Kau pikir aku akan memberikan adik ku untuk kau sakiti?"

"Aku suaminya!" Tegas Kyuhyun dan dia sadar saat mengatakan kata itu.

"Dan dia adik ku!" Saut Donghae masih membulatkan sepasang matanya. "Aku tidak akan mebiarkan pecundang seperti mu menyakiti adik ku!"

"Hyung... Aku bisa jelaskan." Mohon Kyuhyun. Ayolah, Kyuhyun merasa sangat bersalah pada Junhee. Istrinya sudah membelanya juga membela kekasihnya tapi justru Junhee seperti sekarang ini. "Dia harus bersama ku." Tajam matanya menatap Donghae penuh keseriusan.

"Kenapa? Kau takut appa-mu juga appa-ku akan meganggu wanita mu jadi kau ingin bersama adik ku? Begitu?" Ketus Donghae. "Tenanglah, aku tidak sejahat dirimu Cho Kyuhyun!"

Kyuhyun terdiam. Ya, ucapan Donghae mengingatkannya akan acaman tuan Cho juga tuan Lee. Sial, dalam sekejap aku lupa ancaman itu dan benar-benar karena Junhee... Dirinya termenung.

Mischievous WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang