--Author POV--
"Aku tidak tidur, eonni." Saut Junhee dan segera duduk di atas sofa dengan wajah 'zombie'nya. "Tadi, Haena bertanya tentang kalian dan kau mengatakan...." Menatap Hyukjae. "Sudah 80%? Apanya yang 80%?" Bingungnya dengan suara begitu lemas.
"Maaf, kami lupa memberitaukan mu." Saut Hyukjae dan kali ini sudah mencium samping kepala Chanrin. "Kami akan menikah."
"Sungguh?" Kaget Junhee.
Chanrin mengangguk. "Iya, setelah oppa mu menikah kami akan menikah. Lebih tepatnya, dua bulan setelahnya." Jelasnya.
Junhee tersenyum. "Whoaa!! Selamat." Antusias Junhee berhamburan memeluk Chanrin erat. "Aku senang untuk kalian. Akhirnya, Hyukjae oppa-ku tidak hanya jago di mesum..."
"Aish, kau ini." Ujar Hyukjae sekenannya dan memeluk erat Junhee. "Lee Junhee, aku kawatir dengan mu..." Kali ini nada Hyukjae terdengar serius.
"Kawatir?" Bingung Junhee sudah duduk di dekat Donghae. Lebih tepatnya menyandarkan tubuhnya kepada Donghae.
Hyukjae mengangguk. "Wajah mu lain beberapa hari ini..."
"Seperti orang sakit." Donghae pun membuka suaranya melihat adiknya. "Apa benar Kyuhyun membuat mu harus melayaninya setiap malam?" Donghae berusaha keras untuk membuat kata-kata itu sesopan mungkin.
Junhee mengukir senyuman setelah mendengar perkataan oppadeul-nya. "Em, aku tidak sakit dan jangan dengarkan ucapannya, dia gila." Umpat Junhee. Ya, rasa kesal sungguh mengisi hatinya. Semenjak telepon Kyuhyun yang semalam, dirinya tidak mendapat kabar apa-apa lagi tentang Kyuhyun. "Aku hanya memikirkan sekolah." Bohong Junhee.
"Sungguh?" Haena memastikan dengan nada serius. "Jangan bohong. Kau lemah di bagian itu..." Ceplosnya. "Atau kau ada masalah dengan Kyuhyun?" Tebaknya.
Junhee hanya senyum dan mengangkat ke dua pundaknya santai. "Terserah, percaya atau tidak. Aku tidak perduli." Tenang Junhee. "Oppa..." Menatap Donghae.
"Em..." Saut Donghae.
"Appa dan eomma masih di Swiss, kan. Bisakah aku tidur di kamar ku malam ini?" Memohon Junhee dengan puppy eyes miliknya.
"Bersama dengan suami mu, eoh?" Bingung Donghae.
"Tidak hanya aku."
"Jadi, kalian benar bertengkar?" Donghae mendukung asumsi kekasihnya yang sudah menjadi tunangannya, Haena.
Junhee mengelengkan kepalanya. "Tidak, hanya saja aku merindukan kamar ku. Boleh, kan? Aku mohon..." Kali ini Junhee sudah menarik-narik lengan Donghae manja.
"Aish, mulai lagi." Ceplos Haena.
"Baiklah." Saut Donghae mengiyakan permintaan adik sematawayangnya.
@ Mischievous Wedding @
Kyuhyun membanting ponselnya kesal. "Sial!? Matilah kau Kim Jaejoong!" Makinya kesal, ya sejak menelepon Junhee siang tadi dirinya 'mati kesal'. "Tidak! Junhee-ku tidak akan pernah tidur dengan mu! Kau pasti membuatnya mabuk!!! Sial, matilah kau!!! Dimana kau Lee Junhee!!!"
Seperti orang gila saat ini Kyuhyun. Bagaimana tidak, sudah dua hari dirinya tidak melihat Junhee dan justru saat ini Junhee dengan preman itu bahkan desahan Junhee tadi siang membuatnya terbakar emosi! Dan sudah malam tapi dirinya masih belum bisa menghubungi Junhee.
.
.
.
.
.
.-- Kyuhyun POV --
Kediaman Kyuhyun, 08.43 PM
Ponsel ku sudah tidak berbentuk lagi. Rasanya aku seperti orang gila saat ini. Entah kemana aku harus mencarinya. Aku mendudukan diriku di atas sofa. Kepala ku begitu pusing, seperti ingin pecah. Kalau saja aku pulang semalam, mungkin tidak akan seperti ini. Dengus ku kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mischievous Wedding
Fanfiction"Entah perasaan apa ini tapi perlahan aku merasa nyaman di dekatnya. Bahkan aku bisa gila jika tidak melihatnya. Pernikahan konyol ini sukses menjungkir balikkan kehidupan ku." - Cho Kyuhyun "Dirinya perlahan mampu menggantikan sosok lain di hatiku...