Revisi
--
Seorang gadis berusia sekitar 18 tahun baru saja sampai didepan rumahnya setelah bersenang-senang bersama sahabat dan juga kekasihnya. Dari pancaran wajah yang tercetak dari sang gadis, bahwa dirinya begitu senang dengan kegiatan hari ini.
Gadis itu menarik lengan baju nya yang panjang untuk melihat jam tangan yang ada di pergelangan kirinya. Langsung saja mata itu melebar,
"Ya ampun, sudah jam 11 malam?!" Gadis itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ada rasa takut yang menghantui dirinya sekarang.
Dengan berusaha tidak menimbulkan suara gadis itu perlahan masuk kedalam pekarangan rumahnya yang begitu luas. Tidak lupa dengan sepatu yang telah ia lepas sekarang berada di tangan kanannya.
Dia melirik sekilas ke jendela rumahnya yang mengarah ke taman depan dimana jendela itu berada di sebuah kamar milik seseorang yang membuat sang gadis merasa ketakutan sekarang. Dari luar lampu kamar tersebut terlihat mati bahwa sang pemilik kamar sudah tertidur atau tidak berpenghuni. Sedikit kelegaan buat gadis itu karena kemungkinan bisa terhindar dari sang kakak. Tapi dia belum bisa senang karena keadaannya belum aman sampai dia berhasil masuk kedalam kamarnya sendiri yang ada di lantai dua.
Berhasil masuk ke dalam rumah tanpa menimbulkan suara, gadis itu tersenyum lebar karena keadaannya masih aman. Tinggal sedikit lagi ia akan sampai ke kamarnya. Tinggal menaiki tangga tanpa menimbulkan suara dan masuk ke dalam kamarnya sendiri tanpa ketahuan, adalah sumber kelegaannya.
Keadaan di dalam rumah yang gelap seperti biasa jika memasuki jam tidur, hanya saja ada beberapa lampu kecil yang menempel di anak tangga rumahnya yang menyala. Hanya dengan penerangan itu saja gadis itu berjalan menuju tangga dengan sangat perlahan.
Gadis itu merasa ada seseorang yang sedang berdehem, ia menoleh ke belakang tak ada siapapun. Dia juga menoleh kearah kanan dimana kamar kakaknya berada juga masih tertutup. Gadis itu mengedihkan bahu nya dan berlanjut untuk jalan ke kamarnya.
Setelah melewati beberapa pijakan anak tangga, tiba-tiba semua lampu menyala dan terdengar suara yang begitu berat mengintrupsi sang gadis.
"Darimana saja kamu, Damaris Axella?" Suara itumembuat Axella nama sang gadis mematung seketika. Dia sangat mengenal suaraitu. Suara dari seseorang yang ia hindari sekarang.
Dengan keberanian yang cukup Axella membalikkantubuhnya menghadap kearah sumber suara. Disana seseorang dengan perawakan yangbegitu maskulin ditambah jambang yang menghias wajahnya menambah ketampananyang dimilikinya. Tapi kali ini Axella menundukkan kepalanya setelah bertatapandengan mata coklat milik sang kakak yang menurutnya sangat tajam seperti mataelang yang sedang melihat mangsa.
"Tegakkan kepalamu, lihat kakak!" Suara tegas itu membuat Axella menurut. Axella mendongak untuk memandang sang kakak dengan takut-takut.
"A-anu kak, aku baru saja keluar bersama temanku." Ujar Axella yang terlihat sekali ketakutan.
Laki-laki itu maju mendekat kearah Axella dengan kedua tangannya dimasukkan kedalam saku celananya, "Siapa saja?" Dia bertanya dengan matanya masih menatap mata abu-abu milik Axella.
"Alivia, Ilaika, Adrian, sama Do-"
"Adrian? Pacar kamu itu?" sebelum Axella menyelesaikannya, sang kakak sudah memotong kalimatnya dengan nada yang tinggi.
"I-iya kak."
Pyaarrr
Axella terkejut dengan suara pecahan yang terjadi. Tanpa disadarinya bahwa sang kakak telah menjatuhkan sebuah guci yang ada diatas meja dekat tangga dengan sengaja.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Obsession
RomanceAbbaya Fahmi Putra anak tunggal dari keluarga Fahmi yang hidupnya penuh dengan semua apa yang ia inginkan. Hingga pada akhirnya ada satu permintaan yang membuat Indri yang berstatus ibunya sangat terkejut. Abbaya menginginkan seorang bayi perempuan...