YMO - Part 23

13.2K 506 21
                                    


Axella berseru senang saat kakinya telah menginjak lantai area sekitar bandar udara Soekarno-Hatta. Setelah hampir setahun berada di negara orang. Dia lebih senang berada di negara sendiri.

Awalnya Baya sudah memutuskan untuk menetap disana tapi Axella lebih senang di Indonesia. Karena musim di negeri ini lebih standar. Seperti saat hujan hawa nya dingin tidak seperti disana saat hujan salju dia harus mengenakan pakaian super tebal. Dingin sekali sampai tubuhnya gemetar.

Alhasil hanya Jodi, Sonya, Axella dan dirinya yang kembali ke Indonesia. Sedangkan kedua orang tua Baya dan kedua saudara kembar Axella yang menetap disana. Karena alasannya yang satu urusan pekerjaan satunya lagi sudah terlanjur mengurus ini itu untuk kepindahan universitas.

"Kakak hanya mengingatkan, kalau kamu sedang hamil." Suara bisikan terdengar di telinga kiri milik Axella.

Wanita muda yang sedang hamil hampir tujuh bulan itu melirik tajam kearah suaminya.

"Aku selalu ingat kak. Perutku sebesar bola basket begini nggak akan membuatku lupa." Ujarnya pada Baya.

Baya hanya berwajah masam. Selalu jawaban dari istrinya seperti itu kalau diingatkan. Selama ini Axella yang sedang hamil selalu bertingkah berlebihan, seperti contohnya dia berlompat tidak jelas saat merasa senang atau apapun yang ia rasakan.

Sebulan yang lalu, Axella menghebohkan satu keluarga karena pendarahan ringan disebabkan terpleset di kamar mandi.

Saat Baya bertanya kenapa bisa terpleset. Axella dengan memberikan cengiran lebar berkata, "aku joget-joget kak."

"Memangnya kamu nggak ingat dengan perut buncitmu?" sahut Indri.

Axella kembali tersenyum lebar lalu menggeleng. "Aku lupa ma."

Pada saat itu Indri, Sonya, dan Baya hanya bisa menepuk jidat karena tidak habis pikir memiliki anak dan istri seperti Axella.

Untung saja saat di periksa oleh Rodi keadaan bayinya baik-baik saja.

"Kamu nggak lihat di sekitarmu? Mereka memperhatikan dirimu dan aku. Bagaimana jika mereka berpikiran bahwa suamimu ini gila karena mendiamkan istrinya yang sedang hamil besar melompat kegirangan tidak jelas, heh?!" gerutu Baya yang matanya memperhatikan penumpang yang lain yang juga sudah berjalan menjauhi pesawat seperti memperhatikan Axella.

Axella memperhatikan sekitar, dia sama sekali tidak merasa diperhatikan. Kalau mereka melihat apa salahnya, toh mereka juga punya mata. Hak mereka untuk melihat. Setidaknya tidak ikut campur.

Axella hanya mengedihkan bahunya dan segera mencari tempat duduk. Biarkan Baya yang mengambil koper mereka.

Semakin besar perkembangan anaknya yang ada didalam perut, semakin membuatnya cepat lelah.

Dia juga merasa ada yang salah dengan kandungannya. Karena setiap ada orang yang bertanya pasti tidak sesuai tebakan.

"Hai dek," seorang wanita tua berkerudung menyapa Axella yang sedang asik dengan ponsel nya.

Axella mengadah dan tersenyum, "Iya bu?"

Wanita tua itu tersenyum lalu duduk di sebelahnya. "Kamu masih muda tapi sudah hamil besar. Menikah muda ya?"

Axella mengangguk antusias sebagai jawaban.

Wanita tua itu mengangguk, "Oh ya, nama kamu siapa? Usia kandungan kamu berapa?" Tanyanya sambil memperhatikan perut buncit milik Axella.

"Nama saya Axella bu, ini mau menginjak tujuh bulan." Jelas wanita muda itu.

Axella sudah pantas dipanggil wanita, karena sebentar lagi dia akan menjadi seorang ibu. Ah rasanya Axella tidak sabar menggendong anaknya.

You're My ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang