Janjinya sih pengen lebaran, tapi kupikir terlalu lama yasudah aku update sekarang. semoga kalian suka dengan part kali ini.
selamat membaca ya.
--
Valia yang merasa terpanggil pun diam sesaat lalu menoleh ke sumber suara yang menurutnya terdengar familiar. Sebelah alisnya terangkat saat ia menoleh mendapatkan laki-laki yang menurutnya tidak penting memanggilnya dengan suara menantang.
"Rodi? Lo disini?" Sahutan Baya membuat Valia tidak peduli dan kembali melanjutkan makannya.
Baya berjalan kearah sahabatnya, matanya sedikit melotot kearah Axella yang masih berdiam sambil menatap Baya dengan cengiran lebar. Axella tahu bahwa suaminya sedang kesal. Tapi dia tidak peduli, urusan itu Axella yakin bisa mengatasinya.
"Lo kesini? Ada apa?" Baya bertanya setelah menjabat dan merangkul sahabatnya.
Rodi tersenyum, "Sesuai janji gue saat pertama kali datang ke negara ini. Gue akan kembali lagi kesini membawa bukti tentang semua kebenarannya." Rodi mengucapkan sedikit lebih keras untuk lima kata terakhir.
Valia mendengar itu. Telinga nya sangat tajam dengan dalih dia tidak peduli awalnya, tapi dalam hatinya sangat was-was mengetahui sahabat kakak sepupu nya telah datang. Bukti apa yang ia bawa, tidak mungkin Rodi mengenal laki-laki yang telah membuatnya hamil.
"Kak, sebaiknya kakak jujur daripada kakak malu sendiri." Axella berucap dengan nada riang. Dia masih ingin main-main, tidak ingin suasana mendadak menjadi serius dan menegangkan.
Karena semua anggota keluarga berkumpul di ruang tengah untuk menanti kabar Axella yang sedari tadi siang tak ada kabar. Disana Salman, ayah dari Valia berkerut merasa bingung dengan ucapan Axella.
"Apa maksud kamu?" Tanyanya pada Axella.
Axella menatap om nya dengan tersenyum lebar, "Biarkan kak Valia yang katakan om. Atau aku saja yang bicara kak?"
Valia yang masih asik memakan makanannya melirik sekilas kearah Axella, "Bicara tentang apa?" Sahutnya acuh.
Rodi menatap Valia dengan sinis. Axella yang hendak menjawab akhirnya tertahan karena tangannya dipegang oleh Rodi dan dia mengisyaratkan untuk tidak bicara.
"Bicara tentang ayah untuk anakmu yang sebenarnya." Ucapan Rodi membuat Valia menegang, dia buru-buru menelan kunyahan makanan yang ada di mulutnya.
Tidak mungkin. Rodi tidak mungkin tahu tentang ayah dari anaknya yang sebenarnya.
Salman, Indri, dan Fahmi masih bingung sedangkan Baya tahu apa yang akan terjadi. Tapi benarkah itu semua akan terjadi, sesauatu yang ia harapkan.
"Sudah jelaskan kalau anak yang aku kandung adalah anaknya kak Baya. Aku hamil anaknya." Penjelasan Valia membuat Axella mengepalkan tangannya kuat. Dia benar-benar sudah marah sekarang.
Baya sekilas ia melihat bayangan seseorang dari luar rumah, dia berjalan kearah pintu utama mendapatkan sosok laki-laki yang memunggunginya.
"Apa kalian membawa tamu?" Sahutan Baya membuat laki-laki itu berbalik. Sedangkan Axella dan juga Rodi berbalik menatap Baya.
"Oh ya, bolehkah temanku itu masuk?" Tanya Rodi dengan senyum miringnya sambil melirik Valia sinis. Valia takut-takut menatap pintu rumah utama.
Laki-laki itu belum masuk ke dalam rumah, ia lebih dulu menjulurkan tangannya kearah Baya untuk berkenalan.
"Abbaya. Senang berkenalan denganmu."
Laki-laki itu tersenyum, "Saya Stefan. Iya saya juga senang berkenalan denganmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Obsession
عاطفيةAbbaya Fahmi Putra anak tunggal dari keluarga Fahmi yang hidupnya penuh dengan semua apa yang ia inginkan. Hingga pada akhirnya ada satu permintaan yang membuat Indri yang berstatus ibunya sangat terkejut. Abbaya menginginkan seorang bayi perempuan...