Baya masih saja tertidur. Di hari Minggu seperti ini di sempatkannya untuk tidur sepuasnya.
"Kak bangun, sudah jam 8. Kakak sarapan dulu." Axella berucap pada Baya yang masih tertidur.
Dahi Baya hanya berkerut. Tapi tanda-tanda Baya akan bangun tidak ada, malah pria itu sedikit bergerak untuk mencari posisi enak.
Istrinya yang melihat itu hanya berwajah masam. Akhirnya Axella menyerah. Dia memutuskan kembali ke dapur untuk membantu bik Tum memasak.
Tidak beberapa lama Baya bergerak tidak jelas. Menandakan bahwa dirinya terbangun dari tidur lelapnya.
Mata pria itu terbuka melihat manik mata berwarna coklat. Baya menguap dan merenggangkan kedua tangannya keatas.
Dia melirik sekikas pada jam dinding. Dia hanya menatap datar saat tahu dia terbangun di jam setengah 9.
Baya mencoba fokus pandangannya. Tubuhnya membeku saat melihat sesuatu di sisi ranjang.
Pria itu bergerak sangat pelan kebelakang sampai membentur kepala ranjang. Matanya melebar saat tahu apa yang ia lihat bergerak.
"Axellaaaaaaaa.....!!"
*
"Axellaaaaaaaa....."
Axella berjingkit karena terkejut saat memasak mendengar Baya berteriak sangat keras.
"Non, itu tuan Baya kenapa?" tanya bik Tum di sebelahnya yang sedang memotong beberapa jenis sayuran.
Axella menggelengkan kepala. "Tidak tahu, bik."
"Coba non lihat. Saya yang lanjutkan masaknya."
Axella pun akhirnya menyerahkan tugasnya dan berjalan sedikit cepat menuju kamarnya dan suaminya.
Sekarang wanita muda itu tidur bersama kakaknya dibawah. Dia tidak lagi tidur diatas karena keadaan yang hamil. Lagipula dia sudah menikah dengan Baya jadi untuk apa tidur diatas lagi.
Axella berpikir akan merenovasi kamarnya untuk calon bayinya.
"Kakak ken-," Axella terdiam. Dia menatap aneh kearah kakaknya, "kakak ngapain?"
Baya yang sedari tadi ketakutan dan fokus sama apa yang ia lihat, menoleh ke sumber suara, "huh?"
"Kakak loh ngapain duduk disitu." Tanya Axella mengulang pertanyaan yang lebih jelas.
Baya masih tidak bergerak. Dia tetap duduk diatas kepala ranjang.
Baya menunjukkan sesuatu pada Axella. Wanita itu yang masih berdiri di depan pintu akhirnya mendekat untuk melihat apa yang ditunjuk oleh suaminya.
Axella pun tertawa.
Baya merengut, "kenapa ketawa? Usir itu cicaknya." Serunya tetap menunjuk.
"Oh jadi bapak Abbaya Raffael Wiryamanta masih takut sama yang namanya cicak." goda Axella.
Baya semakin merengut. "Usir Axella. Nggak lihat kalau kakak sudah akan pipis di celana sekarang."
"Yaudah pipis aja kak. Aku mau lihat." Ujar Axella sambil tertawa.
"Damaris Axella..."
"Oke...oke..." Axella mengambil kemoceng di belakang pintu kamarnya.
Dia mengusir cicak yang sedari tadi hanya diam di ujung sisi ranjang dengan kemoceng.
"Sudah atau belum?" Baya bertanya. Axella melirik suaminya.
Dia terkikik geli melihat suaminya memejamkan matanya sangat erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Obsession
RomanceAbbaya Fahmi Putra anak tunggal dari keluarga Fahmi yang hidupnya penuh dengan semua apa yang ia inginkan. Hingga pada akhirnya ada satu permintaan yang membuat Indri yang berstatus ibunya sangat terkejut. Abbaya menginginkan seorang bayi perempuan...