YMO - Part 10

21K 669 19
                                    

Assalamu'alaikum, hari sabtu, malam minggu. para jomblo ayo absen wkwk 

siapa yang masih menunggu cerita ini? hua maafkan ya lama update. pasti kalian bosan tahu alasanku apa. iyaa tugas, ya Allah, dosenku doyan banget ngasih tugas. Kalau enak si noprob ya, dimakan aja kagak bisa apalagi enak bzz -___-

oke, yuk nikmati ceritanya, jangan lupa vote ya 

--

Adrian baru saja mematikan mesin mobilnya, ia mengadah kesamping melihat rumah seseorang yang ia cintai berada. Adrian menghela nafasnya, entah kenapa ada sesuatu yang tak enak ia rasakan sekarang. Antara ragu atau tidak untuk turun menemui Axel. Akhirnya setelah ia menarik handrem mobilnya, ia turun dan menghampiri pagar rumah milik Axel.

Berkali-kali ia menekan bel yang ada di tiang pagar rumahnya Axel, tetapi tidak ada jawaban sama sekali. Kemana sebenarnya pemilik rumah sini? Batinnya bersuara. Sekali lagi ia mencoba tapi tidak ada sahutan sama sekali. Saat ia bisa melihat cela pagar rumah itu terasa sepi tidak berpenghuni. Adrian sedikit mengkerutkan dahinya.

"Mas," Adrian menoleh ke sebelah kirinya, ada wanita tua yang sedang memegang sapu melihat ke arah Adrian, "Sampean cari siapa ?" Tanya wanita tua itu.

Adrian pun menghampirinya, "Rumah ini, orangnya kemana semua ya?"

"Loalah, rumah itu kosong mas sejak kemarin. Sepertinya sedang pergi ke pesta pernikahan, lah wong bu Sonya sama pak Jodi dan anak-anaknya rapi banget pas pergi."

Awalnya Baya mengkerutkan dahinya bingung, tapi selanjutnya kerutan itu hilang diganti dengan anggukan bahwa Adrian mengerti, "Apa ibu tahu kapan mereka pulang ?" Tanyanya.

"Wah kurang tahu saya mas," Adrian pun paham dan pamit untuk meninggalkan rumah keluarga kandung Axel.

Adrian duduk di sofa kesayangannya yang ada di apartemen, dia menyandarkan tubuhnya untuk beristirahat sebentar.

"Eh, gimana sudah bertemu dengan Axel, nak?" tiba-tiba ibunya muncul dari arah dapur dengan membawa secangkir kopi panas.

Adrian menghela nafasnya lalu menggeleng, "Rumahnya kosong Mom, sepertinya pergi ke luar kota bersama keluarganya."

Riana mengangguk tanda mengerti. Saat ia hendak duduk di sebelah anaknya, Adrian bangkit dan berlalu menuju kamar.

"Kamu kuliah hari ini ?" Tanya Riana sedikit berteriak agar terdengar oleh anaknya.

"Iya mom, aku mau cari teman-temannya Axel." Ujar Adrian yang juga berteriak.

Seminggu berlalu, rasanya seperti di telan bumi orang-orang yang berkaitan dengan Damaris Axella. Seminggu ini Adrian bolak-balik ke rumah Axel, tapi nihil rumah itu kosong tidak berpenghuni semenjak pertama kali ia datang seminggu lalu. Dia juga bingung kenapa Ilaika tidak terlihat sama sekali wajahnya di sekitar kampus. Dia benar-benar pusing mencari keberadaan kekasihnya yang tiba-tiba menghilang.

"Kamu belum dapat kabar tentang Axel?" tanya Riana yang melihat anaknya bersedekap diatas balkon dengan kedua tangannya menopang di pagar meniikmati pemandangan di sore hari dari apartemennya.

Adrian menggeleng frustasi, kemana lagi harus mencarinya? Adrian bukanlah dukun yang tahu keberadaan kekasihnya yang tinggal ia cari dalam pikirannya.

Riana menghela nafasnya, ia merasa kasihan dengan anaknya. Sebenarnya, dari kejadian minggu lalu saat pigora pecah, ia juga merasakan hal yang tidak enak. Tapi ia mengesampingkan rasa itu supaya anaknya tidak semakin cemas. Tapi melihat seminggu tidak ada kabar membuat rasa tidak enak itu semakin terasa.

You're My ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang