YMO - Part 3

37K 1.4K 12
                                    

Revisi

Vote dulu dong, hehehe

--

Setelah mengatakan hal tersebut Baya langsung meninggalkan Axella yang masih diam seribu bahasa. Baya menyadari bahwa apa yang ia katakan baru saja adalah sebuah kesalahan.

Axella masih mencoba mencerna apa yang Baya katakan, tapi selanjutnya ia menjatuhkan dirinya di atas sofa empuk yang berada di ruang keluarga.

Dia terus saja menggeleng, masih tidak percaya dengan penafsirannya terhadap perlakuan Baya adalah bukan sebuah kasih sayang kakak terhadap kakaknya. Entah kenapa ada yang sakit dalam dadanya. Apakah itu sakit hati?

Lalu kenapa harus sakit hati. Seharusnya dia marah karena Baya telah memisahkannya dari keluarga kandungnya dengan alasan ingin menjadikannya seorang adik, tapi nyatanya adalah tidak.

Dengan perasaan yang kacau, Axella beejalan lesu menuju kamarnya. Yang ia butuhkan adalah sebuah ketenangan untuk menerima kenyataan apa yang baru saja diketahuinya.

^^

Bodoh.

Satu kata itu cocok untuk Baya. Setelah mengintip dan mengawasi gadisnya dari balik pintu kamarnya ia merenung membodohi dirinya sendiri atas apa yang baru saja dikatakannya pada Axella.

Sekarang Baya sangat takut. Takut akan kehilangan gadisnya karena Axella sudah mengetahui isi hatinya. Mengetahui perasaannya.

Baya butuh ketenangan. Dia pun memutuskan untuk menenangkan diri di apartemennya. Karena jika ia berada dirumah, semakin membuatnya frustasi.

Selain menenangkan diri, Baya juga bisa berpikir jernih nantinya. Berpikir, bagaimana nanti Axella akan menjadi miliknya. Itu yang akan ia pikirkan.

Baya menaiki anak tangga, tidak mungkin meninggalkan Axella begitu aja. Karena Axella yang takut sendirian harus diberitahu. Mungkin saja Axella juga akan meninggalkan rumah untuk tidur di rumah keluarga kandungnya.

Baya mengetuk pintu kamar yang ber cat kan warna putih. Tidak ada sahutan sama sekali dari dalam.

Baya hanya bisa menghela napas, "Xel, kakak pamit. Malam ini kakak akan tidur di apartemen." Baya berujar, tetapi sama sekali tidak ada jawaban.

Akhirnya Baya memutuskan untuk meninggalkan rumah.

^^

Sedari tadi Axella hanya diam melamun diatas balkon yang ada dikamarnya. Sesekali ia mendongak menatap hitamnya langit dengan berhias cahaya bintang dan bulan.

Lamunannya terpecah saat mendengar ketukan. Dia sengaja tidak menjawab atau membuka pintu kamarnya. Karena tahu dibalik pintu kamarnya adalah kakaknya.

"Xel, kakak pamit. Malam ini kakak tidur di apartemen." Sekali lagi Axella hanya diam mendengar kakaknya mengatakan tidak akan tidur disini.

Walaupun marah, dia tetap tidak mau tidur sendirian. Tapi dia terlalu gengsi meminta kakaknya untuk tetap tinggal. Jadi, yang dilakukan Axella adalah menutup semua pintu dan jendelanya. Gorden yang awalnya tersampir di pinggiran jendela di hempaskan lebar untuk menutup jendela. Karena dia sangat takut sekali.

Setelah selesai, Axella pun melompat diatas kasur lalu mencoba cari posisi tidur yang nyaman.

Keesokan harinya nya ternyata dia masih belum bisa berhenti memikirkan apa yang dikatakan kakaknya semalam. Sampai-sampai di jam kelas kuliah dia hanya melamun memikirkan kalimat-kalimat yang diucapkan Baya bagaikan kaset rusak yang selalu terulang didalam otaknya.

You're My ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang