YMO - Part 19

19.3K 535 13
                                    

Maaf ya telat banget, aku baru aja pulang dari belanja bulanan.

--

"Mmm, kak, nanti kita kasih nama apa ya?" Axella bertanya saat Baya sedang sibuk dengan laptopnya di meja kerja nya.

Hari ini Baya dilarang pergi ke kantor oleh istrinya. Alasannya apa, Baya tidak tahu. Daripada malamnya dia disuruh tidur di luar, lebih baik dia menurut dengan istrinya itu. Sepertinya semakin lama yang berkuasa adalah Axella. Karena selalu Axella yang meminta ini itu, menyuruh ini itu. Kalau tidak di sanggupi akan marah sehari semalam dan itu akan membuat repot semua orang.

"Kakak sih udah siapin untuk perempuan, kalau kamu coba cari yang laki-laki nanti." Sahut Baya tanpa mengalihkan pandangannya ke laptop.

Axella mengangguk, dia segera mengambil ponselnya dan mencari nama-nama untuk anak laki-laki.

"Aw!!" Axella merintih saat perutnya terasa seperti ditendang.

Baya yang mendengar langsung sigap mendekati istrinya, "kamu kenapa?" Tanyanya khawatir.

Axella tersenyum lebar, "bayi nya nendang. Gini ya rasanya, Aduhh!!" Axella kembali merintih saat tendangan itu kembali terasa.

Baya langsung tersenyum, dia meletakan telapak tangannya diatas perut istrinya. Dia mengusap lembut permukaan yang membuncit itu. Baya tersenyum lebar saat dia juga merasakan tendangan bayinya.

Baya mengecup perut Axella, "sehat terus ya nak, ayah sayang kamu sama bunda." Ujarnya kemudian, lalu dia mencium mesrah bibir tipis milik istrinya.

"I love you, ayah." Ujar Axella pelan setelah ciuman yang intens itu berakhir.

Baya terdiam, ada rasa senang dan sedih yang ia rasakan sekarang. Senang karena Axella menyatakan cinta padanya, sedih karena Axella mengatakannya di keadaan belum mengingat semua memorinya.

"I love you too, bunda." Ujarnya membalas.

"Kak," Axella meneguk salivanya karena merasa gugup sekarang. Dia menginginkan sesuatu sekarang tapi malu untuk dikatakan.

"Ya?"

Axella menggigit bibir bawahnya, dia benar-benar malu untuk meminta, "aku mau,"

Baya mengangkat alisnya, "mau apa?"

Axella berdehem, dia benar-benar ingin sekarang. Tapi kakaknya ini nggak peka dengan sikapnya yang dari tadi sudah pasrah kalau akan dihajar diatas kasur.

"Aku mau kamu, kak." Ucapnya pelan. Baya tertawa dalam hati saat tahu apa yang diinginkan istrinya tapi dia pura-pura tidak dengar.

"Kamu ngomong apasih Xel? Kakak nggak denger." Ujarnya sambil balik ke meja kerjanya. Baya sengaja membuka kaosnya dan sekarang dia keadaan shirtless membuat Axella kembali meneguk salivanya.

"Kakak kenapa buka baju?" Tanya nya dengan suara serak.

"Panas nih."

Axella memasang wajah masam, dia mendekati kakaknya, "kak aku, aku mau kamu." Ucapnya dengan gugup.

"Mau kakak?"

Tanpa bicara Axella memberanikan diri duduk dipangkuan Baya. Dengan menggesek-gesekkan pantatnya dia memberi kode pada Baya.

"Cukup. Kakak tahu." Ujar Baya dengan suara tertahan karena gairah yang tiba-tiba bangkit karena gesekan yang tepat dibagian kejantanannya.

Axella tersenyum lebar, "peka akhirnya."

Baya menatap tajam dan gairah kearah Axella, "mau dimana sayang?" Tanyanya menggoda sambil kedua tangannya di melingkar di pinggang Axella.

"Apa?"

You're My ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang